"He didn't go home toningt."
"Tell his friend, Johnny, I'll come to see him the day after tomorrow."
"D'accord, Monsieur."
Pria itu membungkuk kemudian keluar dari ruangan mewah tersebut. Menyisakan pria tua dengan cerutu dibibirnya.
"You can't escape again, J."
☆☆☆
Jaehyun mengambil tangannya dan menggandengnya ke kamar mandi. "Mari ikut aku, bad kitten, dan aku akan menunjukkan kepadamu apa yang bisa aku lakukan padamu nanti."
Nafas Taeyong tercekat. Tubuh Jaehyun yang telanjang di bawah sinar lampu bagai sebuah pahatan patung yang indah. Seolah-olah diukir dengan kehangatan, marmer hidup, setiap bidang dan sudut menarik matanya untuk melihatnya.
"Suka dengan apa yang kau lihat, Taeyong?" Jaehyun tertawa rendah kala menyadari arah pandangan Taeyong.
Tubuh Taeyong bergetar, namun ia berusaha menutupinya, "Apakah aku terlihat seperti itu?"
Darah Taeyong berdesir. Taeyong menginginkan Jaehyun lagi, segera.
Jaehyun menatap Taeyong melalui bahunya kemudian berbalik untuk memandangi wajahnya. Penis Jaehyun sudah benar-benar keras dan ada setetes cairan di ujungnya. Taeyong mengulurkan jari ragu-ragu untuk menyentuhnya, membersihkan sekitar kepala penisnya, lalu memasukkan jarinya itu ke mulutnya.
Jaehyun sedikit menganga, dan Taeyong bertanya-tanya apakah ia telah melakukan sesuatu yang salah? Tetapi lelaki tampan itu menarik Taeyong kearahnya dan meletakan mulutnya ditelinga lelaki yang lebih pendek darinya. Nafas hangat membelai kulitnya. "Sudah berani bermain-main denganku, hm?"
"Hah?" Taeyong tidak mengerti maksud Jaehyun.
"Tidak sadar dengan apa yang kau lakukan barusan, eh?"
"Apa maksudmu?" Taeyong terdiam sejenak. Kemudian ia teringat.
"Ahㅡ maksudmu, ketika aku menyentuh kepala penismu dan memasukkan menjilat precummu dengam jariku?"
"Kau sungguh nakal, Taeyong. Aku mulai meragukan kau ini perawan sungguhan."
Mata Taeyong melebar, "kau sudah melihatnya sendiri tadi!" Ucap Taeyong dengan cepat.
"Mmm," Jaehyun menciumi leher mulus Taeyong. "Dan kita akan melakukannya lagi, manis. Tapi pertama-tama mari kita lihat seperti apa kamar mandinya."
Taeyong mengikuti ke kamar mandi. Kamar mandinya luas, lebih luas dari kamar madinya di rumah. Matanya melihat seisi kamar mandi. Bahkan ada TV di dalam sini! Tempat ini benar-benar sesuatu.
"Berbaliklah." Terdapat banyak gelembung di tangan Jaehyun. Taeyong berbalik menghadap di dinding belakangnya, tangannya bertumpu pada permukaan ubin putih.
Jaehyun meletakkan telapak tangannya di punggung atas Taeyong dan mulai mengusap dengan tangannya yang besar, busa tergelincir turun dan berjalan diantara pantatnya.
Ketika Taeyong gemetar, Jaehyun bertanya, "feels good?" Jaehyun berlutut dan terus menggosok busa di punggung dan jari-jarinya membelai pantatnya. Ujung jari-jari Jaehyun bergerak di antara belahan pantatnya, membelainya hingga Taeyong menahan nafasnya.
Lelaki itu tetap berlutut dan memberikanya sedikit mendorongan. "Duduk."
"Buka kakimu untukku." Lanjutnya dengan nada yang menuntut.
Taeyong membuka kakinya. Sedikit menunduk dan ia bisa melihat bekas darah yang mengering di sekitar pahanya.
Jaehyun memompa lebih banyak sabun ke telapak tangannya, mengangkat salah satu kaki Taeyong dan menyabuninya dari bawah ke atas. Ia melempar matanya menatap puting Taeyong, tergoda untuk mencicipinya lagi. Tanpa sadar ia memajukan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada dada Taeyong. Ketika bibirnya mulai menyentuh ujung puting lelaki manis itu, rasanya ia ingin terus mengemut benda mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monsieur J ⭑ Jaeyong ✔
Fanfiction[Smut] [Crime/Thriller] Jaehyun and Taeyong loves each other, but it's not that simple to have other. HIGHEST RANK: [270919] #2 in wongyukhei [300919] #5 in leeminhyung [300919] #6 in nct2019