ELEVEN

8.9K 1.5K 179
                                    

Taeyong masuk ke dalam kamarnya setelah puas menikmati hujan di balkon. Jaehyun, lelaki itu benar-benar menggeretnya ke Geumsan. Lalu dia menyewa sebuah home stay yang tidak terlalu besar untuk mereka berlima, sedangkan anak buahnya yang lain di tempatkan di sebuah penginapan yang dekat dengan tempat Anthony untuk berjaga-jaga.

Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur berbahan satin yang telah Jaehyun siapkan. Melihat jam di dinding, Taeyong menghela nafasnya. Tadi setelah mereka makan malam, Jaehyun berkata jika lelaki itu akan mengatur rencana dengan Lucas dan Johnny, dan Taeyong bisa menyusul jika ia mau. Tentu saja, ia tidak akan mau. Sekalipun ada Jungwoo disana. Ia marah pada Jaehyun, sikapnya pun sudah terang-terangan menunjukkan jika ia marah dengan lelaki tampan itu tetapi Jaehyun terlihat tidak peduli.

Taeyong bosan sekarang. Jungwoo sudah terlelap sejak tadi karena lelaki manis itu mengalami jetlag. Jaehyun juga belum kembali sejak 2 jam lalu. Tunggu, apa dirinya sedang mengharapkan kehadiran Jaehyun sekarang?

"Kenapa tidak menemuiku di bawah?" Suara di kegelapan itu mengagetkan Taeyong. Ia yang sudah bersiap untuk ke alam mimpi gagal karena kehadiran Jaehyun.

Tanpa menjawab, Taeyong membalikkan tubuhnya. Jaehyun yang melihat siluet hitam Taeyong memunggunginya hanya bisa menghela nafas. Tidak tahu lagi harus bagaimana.

"Taeyong.. maafkan aku."

Uh wow. Seorang Jung Jaehyun alias Jeremiah Valeska si pemilik Peugeot meminta maaf pada Taeyong yang notabenenya adalah bukan siapa-siapa?

Taeyong masih bergeming. Bahkan setelah ia merasakan Jaehyun memeluknya dari belakang, Taeyong tetap terdiam membisu bak patung. Ia sendiri masih bingung cara mengekspresikan perasaannya pada Jaehyun bagaimana. Sedih, marah, kecewa? Sudah jelas. Tetapi Taeyong juga tidak bisa berjauhan dengan Jaehyun. Aneh? Yeah, orang bilang cinta itu memang aneh, bukan?

Jaehyun mengecup tengkuk Taeyong berkali-kali, berusaha mendapatkan atensi lelaki yang berhasil membuatnya hampir gila. "Dengar, Taeyong. Besok malam kami semua akan pergi ke tempat Anthony untuk menyelamatkan Julia. Kau akan berada disini bersama Jungwoo dan beberapa anak buahku. Kalian tidak akan kemana-mana sampai aku kembaliㅡ"

"Sebenarnya aku ini siapamu, Jaehyun? Sebenarnya apa hubungan kita?" Taeyong membalik tubuhnya kasar guna menghadap kearah Jaehyun. Meskipun kamar mereka gelap tanpa penerangan, ia masih bisa merasakan jika Jaehyun juga tengah menatapnya, sama seperti yang sedang ia lakukan saat ini.

Yang ditanya tidak menjawab, membuat Taeyong tertawa sinis. "Nah, kau saja tidak bisa menjawab, lalu kenapa repot-repot harus menjagaku, Jaehyun?" Tanpa sadar, satu tangan Taeyong mencengkram lengan Jaehyun. Menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan. "Begini saja, aku akan menuruti keinginanmu sampai kau berhasil menyelamatkan istrimu. Setelah semuanya selesai, biarkan aku hidup dengan tenang dan anggap saja jika kita tidak mengenal satu sama lain."

"Kenapa kau mudah sekali mengatakan itu?"

Taeyong membuka mulutnya, hendak meledakkan amarahnya namun ia urungkan. Ia bukanlah tipe orang yang suka berteriak ketika marah, justru ia akan terlihat tenang seperti air walau di dalam hatinya ia tersiksa.

"Aku mengantuk. Selamat tidur, Jaehyun."

Jaehyun hanya pasrah ketika Taeyong kembali memunggunginya. Ia akan mencari jalan keluar setelah ini karena yang jelas, ia tidak akan bisa membiarkan Taeyong pergi dari hidupnya.

☆☆☆

Berita itu menyebar dengan cepat. Tentang Jaehyun, Julia, dan dirinya. Bloody hell, Taeyong baru saja membuka matanya dan seisi home stay sedang dilanda panik dengan berita itu.

Monsieur J ⭑ Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang