TEN

9.2K 1.5K 221
                                    

"Anything?"

Johnny menggeleng dengan tatapan lelahnya. Lucas mengangkat kedua tangannya tanda ia menyerah. Sudah lebih dari satu hari mereka belum menemukan pencerahan, mereka tidak pernah gagal seperti ini. Sungguh, jika bukan karena calon penerus Valeska, Johnny dan Lucas tidak akan sudi membantu.

Jaehyun mondar mandir. Lelaki itu memijat kepalanya, pening. Kenapa bisa-bisanya wanita itu keluar tanpa bodyguard?

"Boss, jika dalam 3 jam kami masih tidak bisa melacak Julia, maka kita harus meminta bantuan orang lain."

"Orang lain?" Jaehyun menghentikan gerakkannya, "dan siapa orang lain yang kau maksud?"

"Wong Hendery," itu bukan Johnny, melainkan Lucas.

"Hendery," Jaehyun berpikir sejenak. "Haruskah kita meminta bantuannya? Dia memang hebat dalam melacak, tetapi kalian tahu sendiri kan? Pasti dia meminta imbalan yang setimpal, dan itu bukan uang."

Johnny dan Lucas mengangkat bahunya secara bersamaan. Membuat Jaehyun membuang nafasnya kasar.

"Kita usahakan dulu untuk saat ini."

Jaehyun duduk di kursinya. Sempat terlintas di pikirannya untuk membiarkan Julia. Tetapi walaupun Jaehyun seorang pembunuh, ia tidak akan membiarkan calon bayinya yang tidak berdosa dibunuh.

Detik, menit pun terlewat. Sudah hampir satu jam dan sahabatnya itu masih belum menemukan apapun. Jaehyun kembali berpikir. Kira-kira siapa lagi yang bisa membantunya selain Wong Hendery?

"Gotcha!"

Jaehyun terlonjak mendengar teriakan supersonic Lucas. Belum lagi lelaki tinggi itu menepuk tangannya kencang.

"Dapat?"

"Ya, tapiㅡ" Lucas menjeda ucapannya, ia meringis, "mereka berada di Korea Selatan, lebih tepatnya di.. Geumsan."

Rahang Jaehyun mengeras, wajahnya sudah memerah dan kedua tangannya sudah mengepal. "Son of a bitch."

☆☆☆


Kedua lelaki manis itu kini tengah berbaring dengan wajah bosannya. Sudah satu hari mereka habiskan di dalam apartment mewah milik Jaehyun dan semua hal sudah mereka lakukan. Mulai dari membuat kue, mandi bersama, bermain playstasion, bercurhat ria, dan masih banyak lagi. Sekarang, mereka tengah kelelahan dan merasa bosan karena merasa sudah melakukan semua hal. 

Ternyata Jaehyun benar, Taeyong bisa cepat akrab dengan kekasih Lucas itu, Jungwoo. Adalah lelaki manis tubuhnya lebih tinggi dari dirinya. Tetapi sifat Jungwoo jauh lebih kekanakan daripada Taeyong. Itu membuat Taeyong gemas sekaligus terhibur dengan kehadiran Jungwoo. 

"Jungwoo, apa kau tidak lapar?"

Hari sudah menjelang siang, namun dua lelaki manis itu masih nyaman diatas kasur kingsize super empuk nan mahal milik Yang Mulia Jung. 

"Aku lapar," suara itu terdengar merajuk, bibirnya juga mengerucut lucu, "tetapi kita tidak bisa menggunakan dapur karena dapur itu sudah kita hancurkan kemarin!" 

Sontak saja Taeyong tertawa, disusul Jungwoo. Ya, mereka ingat betul. Kemarin siang setelah Jungwoo datang, Taeyong mengajaknya membuat kue dengan persediaan seadanya. Karena harus mencari beberapa bahan dan peralatan untuk membuat kue, Taeyong dan Jungwoo jadi membongkar isi dapur Jaehyun. Plus mereka belum membereskan hasil kekacauan yang mereka buat dan peralatan bekas membuat kue belum di cuci. 

"Bagaimana dengan pizza?" 

"Call! Telpon Arrivederci Pizzeria sekarang juga, Taeyong!" 

Monsieur J ⭑ Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang