Jaehyun tidak bisa menyalahkan Taeyong jika lelaki itu menolaknya. Walaupun ereksinya harus ia tuntaskan sendiri, tetapi ia tidak ingin egois, hanya untuk Taeyong.
Mempunyai double job diusianya yang masih sangat muda membuat emosi Jaehyun tidak terkontrol. Jaehyun akui awalnya ia menolak mentah-mentah pekerjaan ini. Tetapi tak dapat di pungkiri jika lama kelamaan ia menikmati pekerjaannya. Meski menyita banyak waktu, Jaehyun tidak masalah. Mungkin ini memang jalan hidupnya. Jaehyun memanglah seorang bajingan semenjak usianya menginjak 15. Dan setelah menggantikan ayahnya, Jaehyun merasa dirinya berubah menjadi monster.
Namun yang aneh, jika Taeyong berada di dekatnya, sifat Jaehyun lebih lembut. Istilahnya, ia merasa seperti manusia biasa yang hidup dengan normal. Tidak ada Jeremiah si pemilik Peugeot atau Jeremiah si boss mafia.
Jaehyun jadi memikirkan kembali kata-kata Taeyong di malam itu. Apa iya dirinya menderita bipolar?
"Jeremy? Sudah pulang?"
Jaehyun merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ia kembali menghisap rokoknya sebelum mematikan sumbunya di asbak. "Masuklah, Julia. Ini sudah malam."
"Tidak." Pelukan itu semakin mengerat. Jaehyun membalikkan tubuhnya lalu menyandarkan pinggangnya pada pagar pembatas di balkon.
Lelaki itu menatap istrinya dengan tajam, kemudian tangannya mendorong tubuh kecil Julia dengan sedikit kasar. "Aku mulai penasaran," ia menggantung ucapannya. Matanya menyipit kala melihat Julia memandangnya dengan tatapan polos.
"Kenapa kau mengirim Taeyong pesan seperti itu?"
Pertanyaan itu sukses membuat Julia bergetar ketakutan. Tetapi itu tak berlangsung lama karena wanita itu berhasil menutupinya.
"Taeyong? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
Jaehyun menaikkan sudut bibirnya, "Julia, kau tahu betul bukan untuk apa aku membuat Cloud 9?"
Seluruh penghuni di rumah ini sangat tahu apa itu Cloud 9. Itu adalah sebuah kamar bernuansa merah dan hitam. Yang membuat Cloud 9 tidak seperti kamar pada umumnya adalah, disana terdapat banyak sekali alat-alat penyiksaan seperti pecutan, Anal beads, borgol, bahkan gergaji pun ada di dalam sana.
Julia bahkan tahu jika Jaehyun sering membawa wanita lain kesana hanya untuk dicicipi sebentar lalu bermain dengan mereka hingga mereka kehilangan nyawanya. Sebenarnya ia sedikit cemburu karena Jaehyun menyentuh orang selain dirinya. Tapi rasa cemburu itu hilang ketika tahu apa yang dilakukan Jaehyun di dalam sana. Ia tidak peduli, toh Jaehyun tidak akan membawanya kesana, kan?
Dan perkataan Jaehyun barusan berhasil membuatnya takut. Apa Jaehyun berniat membawanya ke Cloud 9?
"Jawab aku!"
"T-tidak, Monsieur." Suara Julia mulai bergetar, ia sedang menahan tangisannya.
"Kau belum menjawabku, Julia." Jaehyun menggeram. Itu menandakan jika lelaki itu sedang menahan dirinya untuk tidak mencabik wanita yang tengah mengandung anaknya.
"A-akuㅡ maafkan aku, Jeremy! Aku begitu emosi ketika sering mendengarmu memanggil nama Taeyong dalam tidurmu! Aku.. aku.. cemburu, hiks." Julia mulai menangis. "Bahkan pada saat kau menyetubuhiku pada malam itu, kau mendesahkan nama Taeyong! Hatiku sangat hancur, Jeremy! Maka dari itu ketika kau mandi, aku membuka ponselmu dan mencatat nomor Taeyong. Dan yang membuatku sedikit lega, kau dan Taeyong tidak pernah berhubungan, benar? Aku memeriksa riwayat panggilanmu dan isi pesanmu."
Julia menghapus air matanya kemudian ia tersenyum manis. "Itu berarti kalian tidak memiliki hubungan apapun, kan?"
"Lancang sekali kau membuka privasiku." Jaehyun mencengkram pipi Julia dengan sangat kuat, membuat si pemilik meringis kesakitan. "Ingat, jangan sekali-kali kau mencoba menyentuh Taeyong atau kau akan berakhir di Cloud 9."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monsieur J ⭑ Jaeyong ✔
Fanfiction[Smut] [Crime/Thriller] Jaehyun and Taeyong loves each other, but it's not that simple to have other. HIGHEST RANK: [270919] #2 in wongyukhei [300919] #5 in leeminhyung [300919] #6 in nct2019