SEVEN

10K 1.5K 446
                                    

Yh gajadi end deh soalnya kasian sm kalian yg merasa digantung kek jemuran:(



ㅤㅤ




















































"Tidak."

"Tidak?" Jaehyun membeo. Apakah Taeyong menolaknya?

"Ya, jawabanku adalah tidak." Yang lebih kecil menekankan kata tidak agar lelaki di hadapannya mengerti dengan jelas.

"Beri aku alasan kenapa kau menolakku."

"Yang pertama, aku tidak mau menjadi orang ketiga. Seluruh dunia sekarang mengenalmu, Jaehyun. Apa jadinya jika kau bercerai dengan istrimu lalu tak lama kemudian kau menikahiku? Pasti semua orang berpikir jika aku adalah perusak rumah tangga kalian, perebut suami orang. Bisa kau bayangkan? Itu adalah hal yang paling mengerikan dalam hidupku jika aku benar-benar mengalaminya nanti."

Taeyong mengatur nafasnya sejenak. Ia berbicara sangat cepat karena sudah tidak tahan menahan semua kata-kata yang tersusun di kepalanya. Lalu Taeyong mengalihkan pandangannya sebelum melanjutkan ucapannya, kali ini dengan suara yang agak pelan namun Jaehyun masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Yang kedua.. kau sendiri yang menyuruhku untuk menjauh, kan?"

Saat mendengar itu, Jaehyun otomatis menegang. "Apa maksudmu dengan itu, Taeyong?"

"Jaehyun.. apa kau menderita bipolar?"

"Hah?"

Sungguh, Jaehyun tidak mengerti dengan Taeyong saat ini. Kenapa lelaki manis itu mengatai dirinya menderita bipolar?

Taeyong mengenyitkan dahinya, begitu pula Jaehyun. Mereka saling menatap dengan pandangan bingung.

"Kau mengirimiku pesan satu bulan lalu. Kau ini terserang amnesia atau hanya pura-pura lupa?"

Jaehyun semakin bingung, "pesan? Pesan yang mana?"

Mulut Taeyong terbuka hendak mengatakan sesuatu tetapi ia urungkan. Akhirnya ia menyodorkan ponselnya kearah Jaehyun.

"Buka aplikasi pesan, ada satu nomor yang tidak aku simpan."

Jaehyun menurut. Ia melakukan apa yang Taeyong katakan. Dan benar saja, dirinya menemukan satu nomor yang berasal dari Prancis lalu membuka isi pesan itu.

+3301xxxxx

Hai Taeyong. Aku tahu pasti kau bertanya-tanya akan kabarku sekarang. Kabarku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Aku harap kau juga sama baiknya denganku.

Ah ya, aku berharap kita bisa bertemu untuk yang terakhir kalinya. Karena setelah itu, aku akan bahagia dengan istriku dan calon anak kami tanpa gangguan dari siapapun termasuk kau. Tolong biarkan keluarga kecilku bahagia, Taeyong. Aku harap kau bisa menemukan pendamping hidup yang jauh lebih baik dariku.

- Jaehyun

Lelaki berdimples itu terperangah setelah selesai membaca pesan itu. Ia menatap Taeyong dengan wajah blanknya.

"Taeyong, aku tidak pernah mengirim pesan seperti ini. Aku berani bersumpah."

"Apa?"

Taeyong kaget bukan main. Jika itu bukan Jaehyun, berarti...

"Siapa?" Lanjutnya. Tatapannya menuntut meminta penjelasan.

"Itu nomor ponselㅡ



ㅤㅤ

Monsieur J ⭑ Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang