Anma dan Somi sudah baikan, pantang bagi mereka untuk bermusuhan. Biar pun marahan tapi akan cepat baikan.
Perkataan Somi tadi seakan menampar Anma dengan keras. Somi tidak salah, semua yang dia katakan adalah fakta. Jeno tak pernah menganggap Anma ada, bagi Jeno ia fana dan tak kasat mata.
Sore ini Anma pulang seorang diri. Somi pulang dengan Haechan dan Nancy ada janji dengan Chani. Hyunjin? Entah kemana perginya pemuda bermata sipit itu, dia sudah tidak ditemukan setelah adegan sepupunya yang tersedu memikukan.
Berulang kali Anma memesan ojek online, tapi drivernya selalu sibuk. Sepupunya yang lain juga sedang ada kesibukan. Yunseong ada ekstra futsal dan Yeji ada tambahan kelas biologi.
Sebenarnya Jaemin sudah menawarkan diri, tapi Anma tak enak hati. Sudah banyak kebaikan yang pemuda Na berikan, dia tak ingin semakin merasa berhutang budi. Sebenarnya Jaemin tak keberatan kalau selalu direpotkan, asal Anma tidak kesulitan.
Dengan kesal Anma menendang batu yang ada di hadapannya. Batu tersebut mengenai Kim Minkyu, adik kelas yang pernah menggendongnya saat pingsan di lapangan.
Singkat cerita Anma pernah telat karena kesiangan, salahkan sikap bucinnya yang sudah tau akan terlambat masih saja sempat membuatkan Jeno bekal.
Di hari itu Minkyu juga telat, karena ban motornya bocor di pertigaan ke arah sekolah. Sungguh sial, ia harus mendorong motor besar itu sampai ke bengkel terdekat yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Terlambat tak bisa ia hindari.
Mereka di hukum untuk hormat pada tiang bendera sampai istirahat pertama. Tapi baru lima belas menit Anma berdiri, dia sudah tumbang. Anma memang belum makan dari semalam. Salahkan kembali sifat bucinnya yang bingung mau mebuatkan bekal apa untuk Jeno keesokan harinya.
Dengan sigap Minkyu membawa Anma ke UKS. Minyu juga berterima kasih pada Anma, karena pingsannya, hukuman mereka jadi tidak terlaksana. Ia tak perlu berdiri di lapangan yang terik sampai istirahat pertama.
Minkyu refleks menoleh ke belakang karena ada sesuatu yang menghantam betisnya. Anma hanya meringis, pasti sakit. Gadis tersebut meluapkan sebagian amarahnya dalam tendangan tadi.
"Sorry, Kyu"
Anma berjalan menghampiri Minkyu yang berada di area parkiran roda dua
"Gapapa, Kak. Ga sakit kok, santai aja"
Bohong. Bagaimana ceritanya tidak sakit kalau batu yang besarnya satu kepal tangan orang dewasa menghantam betisnya dengan sangat tidak estetik.
Minkyu sendiri mencoba menahan nyeri di betisnya. Lumayan, seperti di tendang dengan sepatu PDL milik ayahnya yang tentara.
Kalau saja yang menendang tadi bukan Anma sudah pasti akan panjang urusannya. Mana berani Minkyu memarahi kakak kelasnya yang terkenal super cantik dan bucin ini.
Oh ayolah, banyak pemuda yang bertekuk lutut pada pesona Anma, Minkyu contohnya. Tapi gadis itu sudah buta akan cintanya pada pemuda angkuh yang bisa-bisanya merenggut paksa kewarasannya.
"Kak Anma bawa motor?" Tanya Minkyu mencairkan suasana.
"Ah enggak. Ngapain juga gue jalan kesini" gumam Anma yang masih bisa Minkyu dengar.
"Pulang sama siapa? Mau bareng" gas pol sekali adik tampan satu ini.
"Ga usah, Kyu. Makasih hehe" kata Anma tidak enak.
"Oh, ya udah duluan ya, Kak" Anma hanya mengacungkan tangannya membentuk ok sign. Tak ada kata hati-hati atau sejenisnya.
Baru saja ia akan melangkah pergi, netranya menangkap siluet tubuh tegap yamg tengah melaju ke arahnya. Pemuda tersebut mengenakan helm fullface dan kaca hitamnya ditutup. Anma tau itu Jeno.
Dengan semangat yang membara dia menghampiri pemuda tersebut. Anma berdiri di depan motornya. Mau tak mau Jeno menghentikan laju kuda besi itu.
"Gue sayang banget sama lo, Jen"
Entah mengapa malah kalimat itu yang keluar dari bibirnya. Kalimat sama yang ia ucapkan kala di perpustakaan.
"Minggir atau gue tabrak"
Tak adakah kata yang lebih pantas untuk di dengar telinga Anma?
Pemuda tersebut bersiap mejalankan motornya menabrak Anma. Gadis itu masih diam, membatu.
Dengan cepat Junkyu menarik lengannya untuk menyingkir dari hadapan pemuda es. Anma masih diam. Deru motor Jeno tak memecahkan lamunannya.
"Ayo gue anter pulang. Hyunjin lagi ke Bogor"
Junkyu adalah salah satu sahabat Hyunjin. Pak Ustadznya berandal IPS, Kim Junkyu. Ga heran sih kalau dia tau si bongsor sipit itu lagi dimana.
Junkyu mengenggam pergelangan tangan Anma. Membawa gadis itu pada Cecilia, motor ninja hitam kesayangannya.
Apa mungkin ini adalah karma yang Anma terima dari para pemuda yang sudah memberikan hatinya tanpa diminta?
KAMU SEDANG MEMBACA
「 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 - 𝐥𝐞𝐞 𝐣𝐞𝐧𝐨 」✔
Fanfiction[𝗟𝗘𝗘 𝗝𝗘𝗡𝗢 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖𝗧𝗜𝗢𝗡] 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑! ©nadlynx 2018