1.1

13.1K 1.7K 31
                                    

Hyunjin sedari tadi hanya menggebrak-gebrak meja, sama sekali tak membantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin sedari tadi hanya menggebrak-gebrak meja, sama sekali tak membantu.

"Bisa diem ga si lo, Hwang?!" Tanya Kim Hyunjin nyalang.

Hyunjin tak menjawab, hanya memberikan tatapan datarnya. Si gadis Kim mendesis "Berisik setan".

Dia yang sedang menangani Hwang yang lain menjadi tidak berkonsentrasi. Gadis Kim ini cukup tidak suka kepada Hyunjin.

Kedatangannya yang tiba-tiba dengan wajah babak belur mengekor di belakang Anma dengan ekspresi super songong yang selalu menjadi andalannya. Apabila gadis Hwang telah selesai mengobati sekaligus memarahi, maka pemuda Hwang itu akan memporak-porandakan isi Unit Kesehatan.

Mulai dari menarik seprei, melemparkan bantal dan selimut ke segala arah, sampai menarik tirai penyekat antar ranjang hingga terlepas.

Kim Hyunjin yang notabenenya sebagai ketua PMR hanya dapat membersihkan kekacauan tersebut seraya batinnya terus menyumpahi si Hwang.

Memarahinya juga percuma. Selain bermasalah pada otak dan ekspresi wajah, sepertinya Hwang Hyunjin juga memiliki masalah dengan telinga.

Dan sepuluh menit yang lalu pemuda tersebut kembali menginjakkan kakinya di lantai Unit Kesehatan Sekolah. Biasanya Anma berjalan di depannya, namun sekarang gadis itu berada digendongnya.

Memang tidak babak belur, tapi kedatangannya kembali membuat onar. Dia datang dengan rusuh dan terus menggerutu perihal sepupunya itu.

Dan sialnya dia datang saat tugas jaga Kim Hyunjin di UKS.

Sialan, umpat gadis Kim.

"Lebih kau kembali, Hwang Hyunjin" perintah Sehun tak ia patuhi. Memang kapan pemuda itu taat aturan kalau bukan bundanya dan Anma yang memberi perintah.

Hyunjin yang tadinya sedang berolahraga di lapangan outdoor dengan rekan sekelasnya langsung terkejut melihat sepupu cantiknya berlari dengan wajah pucat dan pipi banjir air mata.

Gadis itu tetap berlari, tak sedikitpun ia merengek. Demi tuhan Hyunjin penasaran dan keheranan. Sepupunya itu termasuk murid  pintar, hampir tidak mungkin mendapat hukuman.

Tapi lihatlah sekarang, ia tengah berlari mengelilingi lapangan sendirian. Hyunjin terus memperhatikan, sampai akhirnya gadis itu berhenti dengan tubuh limbung dengan tangan memegangi pelipisnya.

Secepat flash dia berlari ke arah Anma, dan sepersekian detik kemudian gadis itu ambruk di pelukannya.

"Bajingan" makinya pelan, siapa guru yang berani menghukum Hwang Anma  si primadona sekaligus cucu dari donatur sekolahnya.

Tak berselang lama datanglah Somi dan Nancy. Wajah kedua gadis itu sarat akan rasa khawatir. Dalam tujuh belas tahun Anma menghirup oksigen di bumi, baru kali ini dia jatuh tak sadarkan diri.

Nancy langsung mendekati Kim Hyunjin, sementara Somi masih diam di ambang pintu dengan menatap nyalang Oh Sehun yang duduk menumpuk kaki di sofa samping lemari.

Tak berhenti ia mencaci maki pemuda bersurai hitam legam itu, tapi hanya dalam hati. Nyalinya masih belum berani.

"Belum sadar, Kim?" Tanya Nancy dengan menggeser kursi ke samping kanan ranjang UKS yang di gunakan Anma.

Hanya gelengan kecil gadis Kim yang dapat Nancy terima. Nancy mendesah pasrah.

"Tenang aja, bentar lagi juga bangun kok" tutur Kim Hyunjin dengan telaten membantu Anma agar siuman.

"Bisa nggak lo ngebuat Anma cepet sadar?!" Pinta Hyunjin dengan wajah songongnya. Kalau saja diberi kesempatan, sekali saja Kim ingin menonjok wajahnya.

Yeji datang bersama dengan Yunseong. Dia langsung menarik tangan Hyunjin keluar agar pemuda itu berhenti membuat keributan. Sementara Yunseong menarik Somi ke dalam agar tak menghalangi jalan.

"Kok bisa pingsan sih? Padahal tadi pagi dia sarapan" Yunseong bertanya keheranan, sementara Somi kembali menjatuhkan tatapan marahnya pada Pak Sehun.

"Tadi ngelamun di kelas terus disuruh Pak Sehun lari keliling lapangan sepuluh kali" jawab Nancy pelan.

"Tumbenan nih kunyuk lemah" gumam Yunseong pelan. Tidak tahu saja mereka kalau Anma lelah. Gadis itu belum tidur dari semalam karena menangisi si brengsek Lee.

Dan sekarang adalah waktu yang pas untuk Anma mengistirahatkan tubuh, pikiran, dan perasaannya.

Dan sekarang adalah waktu yang pas untuk Anma mengistirahatkan tubuh, pikiran, dan perasaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
「 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 - 𝐥𝐞𝐞 𝐣𝐞𝐧𝐨 」✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang