Semakin hari gadis itu semakin menjauh dari jangkauannya.
Tak pernah lagi ada tatapan memuja, bertegur sapa pun sudah lama. Ah Jeno lupa, bahwa memang keduanya tak pernah bertegur sapa. Selama ini hanya Anma yabg menyapa.
Pensiunnya Anma sebagai fans nomor satunya membuat beberapa most wanted Crysantae Highschool lain yang menaruh hati kepadanya juga menyerah.
Mungkin mereka berpikir, yang berjuang mati-matian saja disia-siakan apalagi yang hanya bermodal suka dan memperhatikan secara diam-diam.
Dulu Jeno sangat risih apabila ia terus diperhatikan, namun sekarang entah mengapa ia merasa kesepian. Ia ingin kembali diperhatikan, bukan dengan Eunbin, Wonyoung atau yang lain, tapi Anma.
Ia tak bodoh untuk sekedar mengetahui apa yang tengah ia rasakan. Benar dia tahu.
Tapi Jeno tak paham bagaimana tepatnya. Perasaannya seolah semu. Sebelumnya ia merasa tertarik pada Herin, kepribadian gadis itu yang manis serta senyum lesung pipinya yang menawan mampu menarik perhatian Jeno.
Tapi pada Anma, entahlah.
Jeno tidak berani mengambil kesimpulan.
Gadis itu mampu menghajar hatinya tanpa melakukan sesuatu.
Anma hanya diam, tapi Jeno terluka. Padahal gadis itu tidak pernah mengeluarkan kata-kata sarkas seperti yang ia katakan pada Anma dulu. Anma juga tudak pernah mencaci Jeno, tapi Jeno sakit.
Karena gadis itu menghindar.
Setiap malam Jeno selalu berdo'a, agar keadaan dikembalikan seperti semula., semoga Tuhan masih berbaik hati mengabulkan do'anya.
Sedari tadi gadis itu mencoba untuk tidak mempedulikan pemuda yang mengekor sedari keluar kelas. Tapi semakin lama ia merasa semakin terganggu.
Kemana pun tungkainya berpijak, pemuda itu akan selalu mengikuti langkahnya.
Kedua kaki itu berhenti bergerak tepat di depan lab bahasa. Tak ada lagi bunyi sol sepatu yang beradu dengan keramik putih.
Hening, gadis itu terdiam, masih belum membalikkan badannya, begitu juga dengan pemuda yang berjarak lima langkah di belakangnya.
Anma menghela napas, kenapa Lee selalu saja membuat usahanya menjadi susah. Dulu berjuang untuk menggapai cintanya, sekarang untuk melupakan dirinya.
Anma lelah, sungguh.
"Lo kenapa sih ngikutin gue?" Gadis itu berbalik, dugaannya tak salah. Tepat lima langkah di depannya terdapat si Lee tengah berdiri tegak menghadapnya.
"Gue cuma mau jagain masa depan gue" jawab Jeno dengan santainya mengabaikan mimik wajah Anma yang terlihat begitu kesal.
"Sinting" makinya pelan. Perlahan gadis itu kembali membalikkan badannya membelakangi Jeno.
"Lo udah milih Herin, gue ingetin kalau lo lupa" Setelah berkata demikian Anma kembali melanjutkan langkah ke arah tujuan awalnya—perpustakaan.
Jeno hanya dapat menghela nafas pasrah, ia tahu betul bahwa sekarang tuhan tengah memberikannya hukuman.
Dengan pelan Lee melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda karena percakapan dengan gadisnya.
Sungguh sangat tudak tahu diri sekali pemuda Lee. Setelah berlaku demikian, kini seenak jidat ia melabeli Anma sebagai gadisnya.
Biarlah, biar semua berjalan semestinya. Anma yang berubah, dan ia yang mendapat karma.
Tuhan selalu punya rencana yang indah bagi setiap umatnya, biar sekarang ia yang berjuang, sudah cukup dulu Anma ia sia-siakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 - 𝐥𝐞𝐞 𝐣𝐞𝐧𝐨 」✔
Fanfiction[𝗟𝗘𝗘 𝗝𝗘𝗡𝗢 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖𝗧𝗜𝗢𝗡] 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑! ©nadlynx 2018