Rutinitas pagi seorang Lee Jeno adalah berolahraga. Sekedar joging keliling perumahan atau ke taman kota.
Tapi pagi ini, dia terlihat sangat buru-buru. Bangun di replay alarm yang ke-4. Dengan sigap ia menyingkap selimut yang membalut tubuhnya sampai dada.
Bukannya apa, tapi Jeno adalah tipe manusia yang hampir tidak pernah tidur menggunakan selimut.
Tujuannya saat beranjak dari ranjang bukanlah kamar mandi, melainkan dapur apartement kelas premiumnya di lantai satu.
Wangi muffin tercium semerbak kala pemuda Lee menuruni tangga. Segera ia mempercepat langkah untuk sampai ke bawah.
Berjalan dengan cepat melewati ruang tengah dengan sedikit meringis karena ujung kelingking kaki kirinya terantuk sofa. Langkah Jeno tetap tak goyah.
Jeno menghela napas berat saat tiba di sana. Ekspetasinya tidak demikian, yang ia temui hanya sepiring muffin blueberry tersaji hangat di atas meja.
Tapi yang Jeno cari bukanlah muffin, yang dicari tak ia jumpai.
Perlahan pria tersebut berjalan gontai dan duduk di salah satu kursi. Memandang muffin tersebut dengan teliti.
Akalnya masih belum sepenuhnya bekerja. Hingga kemudian benaknya bertanya-tanya, siapa yang menyelinap saat fajar dan menyajikan sepiring muffin hangat.
Cklek
Keluarlah sosok hawa dari kamar mandi yang berada di samping tangga.
"Selamat pagi, Pangeran Jeno"
Ya, Jeno rindu disapa demikian.
Entah Jeno rindu pada sapaannya atau kepada si penyapa.
Nafas Jeno tercekat. Manik legamnya menatap lurus figur yang ada di depannya. Kesadarannya seperti di lenyapkan semesta.
Ah tidak, Jeno sudah gila.
Tidak mungkin...
Lagi-lagi Jeno mengalami delusi. Tidak sekali-dua kali ia mengalami hal seperti ini. Bangun dengan wajah yang paling ia rindukan hampir setiap pagi.
Jeno sama sekali tidak menyesal jika ia dihantui.
Ia bersyukur, masih dapat menatap wajah gadis yang sudah hampir dua tahun meninggalkannya itu.
Dua tahun yang lalu, tepatnya setelah acara kelulusan. Esoknya Anma berangkat ke Negeri Paman Sam. Tapi pesawatnya hilang dari radar, besi berat tersebut tak pernah mendarat.
Evakuasi dilakukan selama berbulan-bulan. Jeno tak berharap lebih, hilang kontak di atas samudera terbesar di bumi. Tak ada harapan yang pasti. Pesawat yang ditumpangi gadis yang ia cintai hilang tak ditemukan. Dunianya seperti dihancurkan secara spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 - 𝐥𝐞𝐞 𝐣𝐞𝐧𝐨 」✔
Fanfiction[𝗟𝗘𝗘 𝗝𝗘𝗡𝗢 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖𝗧𝗜𝗢𝗡] 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑! ©nadlynx 2018