Disepanjang perjalanan ke kantin Anma tak henti-hentinya berbicara. Dia merupakan pribadi yang mudah mengakrabkan diri, sangat bertolak belakang dengan Jeno.
Setibanya di kantin dia langsung melenggang ke meja yang ditempati para sahabatnya.
"HOI!"
"eANJING KAMPANK!"
Anma mengagetkan kedua sahabatnya, sehingga Somi yang memang lumayan latah refleks mengucapkan kata-kata mutiara andalannya.
"Bangke! Ngengetin aja lu nyet!"
Anma tertawa sampai meneteskan air mata, sementara Nancy hanya terkekeh sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya.
"Tadi katanya mau nemenin suami lo. Ngapain kesini?" Tanya Nancy
"Ya emang masalah? Kantin kan dibuka untuk umum, Nan!" Sahut Somi.
"Ga nanya sama lu pler!" Nancy menyikut lengan Somi.
"Iya. Gue kesini mau nganterin Herin. Dia kan murid baru, jadi belum tahu dimana kantinnya" Cerocos Anma, sementara Nancy dan Somi hanya ber-oh-ria.
"Lo mau pesen apa, Rin? Biar gue pesenin" tawar Anma.
"Aku ikut pesen aja. Kasian kamunya" Balas Herin tak enak hati.
"Santai aja kali" ujar Anma
"Kelamaan sini biar gue yang pesen sekalian nambah" sahut Somi
"eANJIR! Lu mau nambah lagi, Som?" Nancy tercengang, karena Somi sudah makan dua porsi tapi masih mau nambah lagi.
"Sans anjing. Ga bakal gendut juga. Gue masih laper ini. Pesen apa lu , Rin?" jawab Somi
"Samain aja" kata Herin
"Okidoki" Somi segera pergi ke stan bakso.
Si anjing Anma ga ditawarin. Babi emang.
Mereka bertiga ngobrol-ngobrol heboh kek biasanya. Sampe lupa kalo disitu juga ada Herin.
"Diem aja dari tadi lu, Rin." saut Nancy yang emang anaknya peka banget sama sekitar, tapi herannya kenapa dia masih belum peka sama cintanya si Pilix Bulux.
"Ngelamun aja gue perhatiin. Mikirin apa sih?" Tanya Anma. Herin cuma senyum tipis.
"Ga usah sungkan sama kita-kita, Rin. Cerita aja" tambah Somi.
"Emm. Aku boleh nanya nggak sama kalian?" Titah Herin dengan mata berbinar khas orang lagi kasmaran.
"Boleh dong. Btw santai aja kalo sama kita. Ga usah formal-formal gitu. Pake lo-gue aja" jawab Somi.
"Mau tanya apa, Rin?" Tanya Anma sambil menyeruput susu uht rasa stroberi pemberian Jaemin, partner in crimenya.
"Jeno udah punya pacar belum?" Tanya Herin malu-malu. Herin mengetahui nama pemuda hidung bangir dan berkulit pucat itu dari name tag yang bertengger di dada bagian kanannya.
Sontak ketiga gadis berdarah campuran itu langsung mengerutkan alis.
"Jangan bilang lo suka Jeno?" Tanya Nancy mengintimidasi.
Tanpa perlu dijawab. Semburat merah di pipi Herin sudah menjelaskan semuanya.
————————————
Tanpa Herin sadari jika kehadirannya sekarang ini semakin merobohkan sebuah menara yang bahkan fondasinya saja belum terbangun.
————————————
————————————
[K A R M A I S R E A L ]
————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
「 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 - 𝐥𝐞𝐞 𝐣𝐞𝐧𝐨 」✔
Fanfic[𝗟𝗘𝗘 𝗝𝗘𝗡𝗢 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖𝗧𝗜𝗢𝗡] 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑! ©nadlynx 2018