BAG 1: Bebas dari Dunia

2.4K 106 17
                                    

"Hmm... Bagaimana kalau sharinggan, tapi warnanya biru. Lalu susano'o. Lalu sistem kaya di game, jadi sistem itu...", ucap ku di tempat serba putih itu.

"Tak perlu dijelaskan, aku mengerti. Lanjutkan!", gentak suara yang tak ku lihat wujudnya di tempat itu.

"Baiklah... Dan aku ingin wujud pria tampan tapi terlihat cantik, berwibawa, gagah, kesannya lembut...", lanjut ku.

"Huft, cukup bayangkan saja. Kau membuang waktu ku", suara itu masih sangat sensian kepadaku.

"Iya iya, marah marah terus", setelah mendengarkan kata-katanya aku membayangkan wujud yang ku inginkan. Dan...

"Baiklah dikabulkan, sekarang semua sesuai keinginan mu", setelah suara itu mengucapkan kata LEMPAR, semua menjadi hitam dan BLUSSH...

***


"Kerja yang benar!", teriak wanita berambut pirang kepada karyawan yang sedang duduk di hadapan laptopnya sambil menunduk.

Karakter utama di cerita ini adalah aku. Pria yang sedang mendengar celotehan wanita yang mulutnya lebih buruk daripada gonggongan anjing.

Namaku Yoshida Kei. Dipanggil Kei, karena Yoshida adalah nama keluarga ku.

Aku selalu berpikir, kenapa hidup ku sangat menyebalkan. Aku tak setuju dengan kata-kata bahwa nama adalah doa. Karena nama ku meiliki arti beruntung, diberkati, luar biasa dan terhormat. Tapi hidup ku malah sebaliknya. Selalu sial, gagal, dan di injak-injak oleh orang lain. Mungkin itulah aku, nasib seorang budak corporate.

Setelah lama menunggu, akhirnya terdengar suara bel pulang. Itulah yang ku tunggu-tunggu. Aku berniat menghabiskan serial anime favorit ku, Naruto. Minggu ini episode terakhir sudah dirilis dan dari pagi aku sudah bersiap mendownload nya.  Aku sudah tidak sabar menonton lanjutan pertarungan epik antara Naruto dan Sasuke.

Kini seluruh barang ku sudah masuk ke dalam tas. Aku sudah siap meninggalkan penjara busuk ini. Tapi saat ku ingin meninggalkan ruangan...

"Hey pecundang, mau kemana kau?", suara seorang wanita, dan rasanya ditujukan kepada ku.

Saat ku menengok, ternyata wanita pirang itu lagi.

"Tetap disini, selesaikan kerjaan mu. Baru pulang!", lanjut atasan sialan itu.

Dan itulah penyebabnya, kenapa aku masih di kantor ini sampai sekarang, 09.31.

"SELESAI....", ku pukul tombol enter kuat-kuat dengan telunjukku.

Aku merasa sangat lelah, dan ku putuskan untuk tak pulang malam ini.  Ku gunakan waktu sebaik-baiknya untuk menonton anime kesayangan ku.

Benar saja, pertarungan epik Naruto dan Sasuke sangat menghibur ku. Dan adegan itu diakhiri dengan tangan kedua karakter anime itu yang buntung.

"Wow keren, andai aku jadi karakter anime saja dan overpower pasti enak hehe", aku tertawa sendiri mengkhayal.

"Khayalan khayalan, mustahil sekali ya", lanjut celotehan ku.

Aku berjalan ke arah jendela, ku lihat di luar terang lampu taman. Namun tiba-tiba ada cahaya kecil seperti kunang-kunang terbang ke arah ku. Lama kelamaan mendekati ku, dan tiba-tiba hinggap di jidat ku. Lalu semuanya jadi putih.

***

"Ekh... Dimana aku?", aku menggeliatkan badan ku. Seolah aku baru bangun tidur.

Saat ku lihat sekitar, semuanya menjadi putih. Aku seperti berada di dimensi lain.

Tiba-tiba ada suara pria yang terdengar sangat berwibawa,"Hey anak manusia".

"Siapa itu? Dimana kau? Keluar!", aku kaget.

"Jangan takut, jangan pedulikan aku! Anggap saja aku yang akan mengabulkan harapan mu"

"Maksud mu?", jawab ku kebingungan.

"Huft, begini, apakah kau bosan dengan hidupmu saat ini? Bagaimana dengan hidup di dalam dunia naruto? ", ucap suara misterius itu.

Aku bingung. Apa maksudnya, tapi aku menjawab iya saja. Karena memang aku bosan dengan hidupku. Dan hidup di dunia shinobi mungkin lebih menyenangkan.

"Baiklah, sebutkanlah! Kau mau kekuatan apa? wujud bagaimana? Dan apa permintaan tambahan mu?", suara itu menyuruhku untuk menjawab seluruh pertanyaannya.

Dalam hati ku, aku ragu apakah dia jujur atau berbohong. Tapi kalau benar ini kesempatan nyata.

Aku berpikir sejenak, mungkin ini kesempatan ku untuk merasa lebih hidup.

"Cepat! Waktu ku terbatas", tiba-tiba suara itu membentakku.

Sebenarnya aku cukup kaget, reflek ku jawab tegurannya," Eh iya iya iya, tunggu ya pak".

'SIAPA YANG KAU PANGGIL BAPAK-BAPAK HAH?", teriakan suara itu makin besar.

Meskipun kaget, aku mencoba mengabaikannya. Aku fokus memikirkan apa yang ku pinta.

Setelah sekian lama, akhirnya terlintas dalam pikiranku semua hal itu.

"Hmm... Bagaimana kalau sharinggan, tapi warnanya biru. Lalu susano'o. Lalu sistem kaya di game, jadi sistem itu...", ucap ku di tempat serba putih itu.

"Tak perlu dijelaskan, aku mengerti. Lanjutkan!", gentak suara yang tak ku lihat wujudnya di tempat itu.

"Baiklah... Dan aku ingin wujud pria tampan tapi terlihat cantik, berwibawa, gagah, kesannya lembut...", lanjut ku.

"Huft, cukup bayangkan saja. Kau membuang waktu ku", suara itu masih sangat sensian kepadaku.

"Iya iya, marah marah terus", setelah mendengarkan kata-katanya aku membayangkan wujud yang ku inginkan. Dan...

"Baiklah dikabulkan, sekarang semua sesuai keinginan mu", setelah suara itu mengucapkan kata LEMPAR, semua menjadi hitam dan BLUSSH...

***

Oh iya, jadi beginilah tampilan ku sekarang.

Elegan sih, tapi kok kaya terlalu necis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elegan sih, tapi kok kaya terlalu necis. Aduh, berlebihan ga ya? Hehe 😅

MASTER CRACK IN NARUTO'S WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang