Ana berjalan di koridor kampusnya, dengan tatapan kosong karna sekarang yang ada di pikiran gadis cantik itu adalah sikap kakaknya yang belum pernah Ana liat sebelumnya dan itu membuat Ana takut berdekatan dalam radius 3 meter sekalipun dengan kakaknya.Sampai langkah nya berhenti karna seorang laki laki yang tengah berdiri di depan nya saat ini, Ana mendongak menatap wajah orang di depannya karna memang tinggi badan Ana hanya sebatas dada orang itu.
Ketika Ana menatap muka orang itu, terlihat wajah yang kemarin resmi menjadi kekasihnya tengah menatap Ana sambil tersenyum manis.
"Selamat pagi" sapa Nando dengan senyumanya
Ana tersenyum tipis.
"Pagi juga" ujar Ana senang, ntah kenapa tiba tiba moodnya menjadi lebih baik setelah bertemu Nando
Merekapun berjalan ber iringan menyusuri koridor.
"Tadi kakak ngejemput kamu kerumah, tapi kata satpam di rumah kamu, kamu udh berangkat" ujar Nando lembut sambil menyelipkan rambut Ana ke belakang telinga Ana
"M-maaf tadi Ana berangkat sama kak Elios " ujar Ana menyesal menatap Nando
Nando hanya tersenyum tipis lalu mengacak rambut Ana pelan.
"Its ok gak papa, nanti pulangnya harus sama kakak, tapi...Kak Elios?? Siapa??" tanya Nando penasaran
"Kak Elios itu kakak Ana" jawab Ana
"Kalau gitu kapan kapan kakak pingin ketemu sama kakak kamu" ujar Nando
"Eh gak boleh" ujar Ana refleks
"Loh, kenapa?" tanya Nando bingung
Nando menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah Ana bingung, Ana kikuk, gk tau harus jawab apa, masa dia harus bilang kalau kakaknya gk suka dia deket sama laki laki dan juga sekarang kakaknya sudah gila, Ana merutuki refleksnya yang buruk.
"S-soalnya kakak aku ngelarang aku pacaran, kakak ku sedi...kit posesife" ujar Ana ragu
" jadi, kamu pingin kita backstreet dari kakak kamu??" tanya Nando menatap Ana
"B-bolehkah?" ujar Ana ragu menatap Nando
"Tentu saja, jika itu baik untuk kita, kakak gk masalah, hanya dengan fakta kamu adalah milik kakak saat ini meski tak seutuhnya, udah buat kakak seneng, makasih udah cinta sama kakak" ujar Nando lalu mencium kening Ana lembut
Ana hanya diam bahkan saat Nando melepaskan ciumannya, Ana tetap diam, jantung nya berdegup kencang dan Ana merasakan pipinya yang memanas.
Nando tersenyum gemas melihat reaksi Ana, Nando mencubit pipi cabi Ana.
"Aw sakit" ringis Ana pelan
"Hehe maaf, soalnya kamu lucu" ujar Nando menampilkan senyuman manisnya
Ana yang mendengar itu pipinya semakin merona malu.
"Cieee blushing" goda Nando menoel pipi Ana
"Apa sih kak, aku gk blushing" ujar Ana malu lalu berjalan meninggalkan Nando agar Nando tak melihat pipinya yang semakin memerah
Nando tersenyum melihat punggung Ana yang berjalan meninggalkan dia.
"Tunggu aku sayang" goda Nando lalu berjalan menyusul Ana
Dan mereka pun berjalan beriringan sambil sesekali tertawa dan kadang Nando menggoda Ana.
.
.
.
Sekarang kelas Ana telah berakhir, Ana membereskan barang barangnya."Na!, kamu mau ikut kamping tahunan di kampus?" tanya Disa yang ada di sebelahnya
Ana menoleh ke arah Disa, lalu Ana memasang tampak seperti memikirkan sesuatu.
"Mmm...gk tahu, nanti coba tanya mamah sama papah dulu" ujar Ana
"Kak Elios? Kamu gk bakal minta izin ke kak Elios?" tanya Disa menatap Ana penasaran
Ana menggendong tas warna biru nya, lalu menatap ke arah Disa.
"Kamu kayak gk tahu kakak aku, pasti dia gk bakal ngijinin, jadi mending minta izin mamah sama papah aja" ujar Ana santai
"Memangnya kamu gk takut, kena marah kak Elios?" tanya Disa
"Masa bodo, i dont care" ujar Ana santai
Ana berjalan menuju pintu kelasnya di ikuti Disa di belakannya, saat Ana dan Disa sampai di depan pintu, Ana dan Disa melihat Nando yang tengah bersandar di tembok depan kelasnya.
"Kakak? Kakak ngapain disini?" tanya Ana menghampiri Nando
"Ngejemput kamu lah" jawab Nando tersenyum
Disa yang melihat interaksi Ana dan Nando, langsung peka terhadap situasi.
"Na aku duluan yah" ujar Disa pada Ana, Ana dan Nando menoleh ke arah Disa
"Ouh ok Dis hati hati" ujar Ana
"Hmm... Iya, nanti aku telepon, ada yang mau aku tanyakan, bye aku pergi dulu" pamit Disa lalu berlalu pergi dari hadapan Ana dan Nando
Ana sangat peka apa yang akan di tanyakan oleh Disa, karna Disa blm tahu kalau Ana dan Nando memiliki hubungan.
"Ayo kakak anter kamu pulang" ujar Nando
Ana hanya mngangguk pelan, lalu Nando memegang tangan Ana dan berjalan menuju parkiran kampus.
.
.
.
Ana dan Nando pulang berdua dengan Nando yang membonceng Ana."Kak turunin aku di halte bus aja yah" pinta ana sedikit berteriak
"Kenapa??" tanya Nando sedikit berteriak juga
"Ana takut kak Elios tahu" ujar Ana
"Mmmm...baiklah" jawab Nando
Akhirnya Nando menurunkan Ana di halte bus dekat perumahan Ana.
"Kamu beneran gk papa kakak turunin di sini?, mending kakak anter sampe depan rumah, lagian kakak kamu juga gk bakal sampe bunuh kakak" ujar Nando
"Mmm...gk usah kak, aku gk papa, kakak mending pulang aja udah mau sore" ujar Ana meyakinkan
Nando menatap Ana sebentar lalu menghela nafas pelan.
"Yaudah kakak pulang, besok kamu ada kelas??" tanya Nando
"Nggak, kenapa emang kak?" jawab Ana
"Mau jalan jalan?" ujar Nando
"Boleh" ujat Ana antusias
"Yaudah besok siang kakak jemput, bye kakak pulang dulu" pamit Nando tersenyum yang di balas dengan anggukan dan senyuman cerah oleh Ana
Nando menyalakan motornya lalu berlalu pergi dari hadapan Ana, setelah punggung Nando mulai tak terlihat dari pandangan Ana, Ana pun mulai berjalan ke arah perumahannya, beruntung dari halte bus ke mansionnya tak terlalu jauh.
-_-_-_-
Hai balik lagi sama my little sister is mine
Ada yang kangen sama Elios??
Di part ini Elios gk akan muncul, tapi untuk part selanjutnya Elios bakal aku munculin lebih banyak.Jangan bosen baca, soalnya aku updatenya di semua ceritaku slalu slow update.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Litle Sister Is Mine
Romancetentang kisah rumit antara kakak laki laki dengan adik perempuannya