21

6.5K 228 11
                                    

Sebelumnya makasih buat kalian yang masih setia nunggu lanjutan dari cerita ini, aku seneng banget masih ada yang setia nunggu cerita ini.

Walaupun aku tau kalian pada lupa sama cerita awalnya, karna aku juga sama lupa sama ceritanya🙃

Aku baru instal lagi wattpad sekarang setelah dulu mutusin buat berhenti dulu nulis, soalnya mulai sibuk sama sekolah, tapi karna sekarang libur panjang jadi aku mutusin buat nulis lagi, buat ngisi waktu luang ini😁

----------------

.
.
.
.

Nando berjalan di lorong rumah sakit menuju kamar inap ana, dia tau dimana kamar inap ana dari orang suruhannya, setelah sampai di dekat kamar inap Ana, Nando tidak melihat seorang penjaga pun yang berjaga.

Nando pun berdiri di depan pintu kamar Ana, mengintip ke dalam kamar rawat Ana melalui celah pintu yang dia buka sedikit.

Bukan karna Nando takut pada penjaga penjaga itu, bagi Nando penjaga itu hanya seperti remahan astor, hanya saja Nando tidak ingin bersusah payah berjuang mengalahkan penjaga itu, diakan hanya berjuang untuk Ana, bukan berjuang untuk penjaga penjaga itu.

Setelah memastikan tidak ada penjagaan di dalam kamar Ana, Nando membuka pintu itu pelan lalu masuk kedalam, dan menutup pintunya, Nando bisa melihat, Ana yang tengah duduk di dekat jendela menggunakan kursi roda, membelakangi dirinya.

Nando menghampiri Ana, memegang bahu Ana, Ana yang merasakan sentuhan sese orang di bahunya menoleh ke arah Nando.

Nando sedikit tetegun melihat linangan air mata di pipi Ana dan mata Ana yang berkaca kaca, hatinya tidak tega melihat Ana seperti ini, melihat mata Ana yang tidak menunjukan binar keceriaan seperti dulu, membuat Nando merasa gagal menjaga wanitanya.

Nando jongkok di depan Ana, lalu mengulurkan sebelah tangannya mengusap air mata Ana lembut dengan jarinya, kemudian tangannya menangkup wajah Ana.

"Jangan menangis, kakak disini" ujar Nando lembut mengusap pipi Ana lembut dengan ibu jarinya

"Hiks..kenapa kakak disini?" Ujar Ana lalu melepas tangan Nando yang menangkup wajahnya

"Untuk menjemputmu, membawamu jauh dari kakak mu, kita akan hidup bahagia bersama" ujar Nando

"T-tapi aku tak pantas untuk kakak Nando akuu..." Ujar Ana terpotong karna Nando menghentikan ucapannya dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir Ana

Nando menyelipkan helai rambut Ana di belakang telinga Ana lalu tersenyum lembut ke arah Ana sambil mengelus pipi Ana.

"Kakak tau Ana, kakak tau apa yang dilakukan kakak sialan mu padamu, itu bukan salah mu, itu bukan keinginan mu, Ana ku bukan perempuan seperti itu" ujar Nando

"Tapi kita sudah bukan pasangan lagi" ujar Ana

"Kaka tidak pernah meng iyakan ajakan putus kamu" ujar Nando

"Ana masih mencintai kakak kan?" Tanya Nando lembut

Ana mengangguk kecil sebagai jawaban, Nando tersenyum senang dengan jawaban Ana.

"Jadi Ana mau ikut kakak, dan hidup bahagia dengan kakak kan?" Tanya Nando dengan lembut

"Iya, Ana ingin bersama kak Nando" ujar Ana dengan sepenuh hati

Nando tersenyum

"Baiklah, mari kita pergi, sebelum Elios mengetahui semua ini" ujar Nando

Lalu mendorong kursi roda Ana keluar ruangan, di luar kamar inap sudah ada orang suruhannya yang berdiri, dan akhirnya Nando dan Ana pun pergi, Nando akan membawa Ana sejauh mungkin dari jangkawan Elios.
.
.
.
.
.
Di sisi lain
Setelah beberapa jam aksi Nando yang membawa kabur Ana

Sekarang org suruhan Elios yang di perintahkn Elios untuk menjaga Ana, tengah berdiri di depannya membawa kabar yang membuat Elios marah besar.

Elios di beri tau oleh orang suruhannya jika Ana tidak ada di kamar inapnya dan di sekeliling rumah sakit.

Buk!!

Elios dengan sangat emosi memukur orang suruhannya itu dengan keras, hingga mengeluarkan darah di hidungnya.

"Apa yang lo lakuin brengsek hingga lo lalai dan Ana bisa kabur!!" Maki Elios

"M-maaf tuan, tapi tadi nona Ana menyuruh saya membelikan makanan, saat saya kembali nona Ana sudah tidak ada di kamarnya tuan" ujar pria itu menunduk tak berani menatap Elios yang tengah emosi

"Cari Ana sampai ketemu, bagaimana pun caranya, jika tidak kepalamu akan aku penggal" ujar Elios dengan emosi

"B-baik tuan" ujar pria itu takut

"Pergi!!" Titah Elios

Pria itupun menunduk hormat dan berlalu pergi keluar dari ruangan Elios.

Sedangkan Elios menjtuhkan semua barang yanga ada di atas meja di dekatnya dengan emosi.

"Kemana pun kamu pergi, aku akan mendapatkanmu lagi" ujar Elios dengan penuh tekad dan amarah

__________

Tunggu terus yah lanjutannya

Thank you and See you😊

my Litle Sister Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang