Ana mengerjapkan matanya ketika merasakan cahaya matahari yang masuk lewat jendela kamarnya mengenai wajahnya, Ana membuka matanya pelan menyesuaikan cahaya yang menerpa matanya.Saat Ana akan bangun dari posisinya, Ana merasakan sesuatu yang menahan pinggangnya, Ana melihat ke arah pinggangnya dan dia mendapati sebuah tangan kekar yang tengah melingkar di perutnya dengan posesife.
Tanpa Ana cari tahu, Ana yakin bahwa pemilik tangan kekar itu adalah Elios sang kakak, dengan Ana menyingkirkan tangan Elios, namun, bukannya menyingkir tangan itu malah semakin erat memeluknya.
"Mau kemana?" Ujar Elios di belakang Ana, sambil mecium kecil leher belakang Ana, membuat Ana bergidik
"A-ana mau ke kamar mandi" ujar Ana gugup, bayangan kakaknya yang menciumnya tadi malam, masih melekat di pikiran Ana, membuat Ana merasa semakin gugup dan takut berdekatan dengan Elios
"Temani kakak tidur sebentar, kakak masih ngantuk" ujar Elios sambil meletakan kepalanya di ceruk leher Ana
"Ka-kalau kakak masih pingin tidur, tidur saja, A-ana punya janji pergi sama Disa" ujar Ana gugup
"Memang nya kalian mau pergi kemana?" Gumam Elios
"K-kita....mau belanja buat k-kamping nanti" gumam Ana takut, tapi masih di dengar Elios
Elios yang mendengar itu, melepaskan pelukannya dari Ana, lalu mendudukan dirinya di atas ranjang yang di ikuti Ana, Elios menatap Ana datar.
"Siapa yang ngizinin kamu buat ikut?" Tanya Elios dingin
"A-na udah izin ke mamah sama papah" bela Ana meski takut tapi dia mencoba membela dirinya
"Dan kamu gk bakal izin sama kakak?" Tanya Elios dingin
"Memangnya kakak siapa?, Kakak hanya kakak Ana, bukan orang tua Ana, asal kakak tahu Ana cuman perlu izin orang tua" ujar Ana menatap Elios berani, namun nyatanya perasaanya tengah menahan takut
Elios menampilkan seringayan kecilnya yang mampu membuat Ana bergidik takut.
"Sejak kapan kamu berani melawan, dengar Ana, kamu milik kakak, apapun yang berhubungan dengan kamu, kakak harus tahu, itu berarti ketika kamu ingin pergi atau keluar dari mansion ini, itu harus se izin kakak" ujar Elios dingin
Elios beranjak dari ranjang Ana lalu berjalan ke arah pintu kamar dan keluar dari kamar Ana meninggalkan Ana yang memasang wajah kesal.
.
.
.
Ana menuruni tangga menggunakan pakaian casual nya, setelah sampai di lantai bawah, Ana menatap sekeliling ruangan, kemana semua orang pergi??, Tapi tak lama Ana menghiraukan nya, lalu berlalu pergi keluar mansion, hari ini Ana akan pergi bersama Disa buat beli ke perluan kamping.Ana begitu antusias, karna ini pertama kalinya, Ana akan pergi kamping, masalah izin dari kakak nya, Ana tak peduli.
.
.
.
Sekarang Ana dan Disa berada di sebuah mall lebih tepatnya, sebuah toko yang menjual perlengkapan kamping.Ana berjalan mengikuti Disa mengelilingi toko itu, karna Ana sama sekali gk tahu apa yang harus di beli saat kamping, jadi Disa yang memilihkan perlengkapannya untuk kamping, karna Disa yang berpengalaman dalam masalah kamping mengemping.
"Na kamu mau bawa apa lagi buat kamping??" Tanya Disa pada Ana sambil melihat lihat peralatan kamping yang di pajang di toko tersebut, tapi sama sekali tak ada jawaban dari Ana
Merasa tak ada jawaban, Disa menoleh ke arah Ana, Disa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya saat melihat Ana yang tengah khusu melihat lihat sepatu khusus muncak yang di pajang di toko itu.
"Malah liatin sepatu, bukannya bantu nyari" ujar Disa jenggah
"Hehe maaf" ujar Ana cengengesan yang di balas delikan mata oleh Disa
KAMU SEDANG MEMBACA
my Litle Sister Is Mine
Romancetentang kisah rumit antara kakak laki laki dengan adik perempuannya