Bab 1 (7)

27 6 0
                                    

Dari kejauhan aku melihat sinar matahari yang bersinar dipantulkan oleh air sungai. Aku menerobos semak-semak di hadapanku. Tiba-tiba dari belakang Josephine lari dengan kecepatan yang kencang dan sempat mendorongku. Dia berdiri di pinggiran sungai dengan senang. Josephine tanpa berpikir panjang, dia langsung lompat ke sungai yang untungnya tidak terlalu dalam, kalau dalam bisa bahaya.

Apakah tadi perasaanku saja? Kecepatan lari Josephine tidak seperti manusia biasa. Curse tidak hilang sepenuhnnya? Aku akan pikirkan ini nanti, aku tidak mau menghancurkan kesenangan Josephine hanya karena masalah curse. Selagi Josephine berenang, aku tidak mau membuang-buang waktu, aku mencari ikan dengan pedangku. Aku orangnya paling tidak suka menunggu, aku tipe orang yang barbar, jadi aku tidak mau memancing. Aku mendapatkan ikan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dalam waktu yang singkat. Aku sendiri tidak tahu kenapa, akurasi untuk melemparku menambah, target jauh saja kena. Senseku juga bukan seperti manusia biasa lagi, aku bisa merasakan ikan berenang, daun berjatuhan, dan apapun itu yang bergerak.

Sialan, aku lupa membawa sisa kayu untuk tadi malam. Huh... sebaiknya aku mencari kayu bakar terlebih dahulu.

"Hey Josephine, jangan kemana-mana tetap disana kalau bisa carikan aku ikan lagi! Aku akan pergi mencari kayu bakar, kalau ada apa-apa teriak saja, mengerti?

"Ya!"

Aku berjalan menerobos semak-semak untuk mencari kayu bakar. Sebaiknya aku mematahkan ranting pohon untuk mendapatkan kayu bakar lebih cepat. Aku tidak biasa berjalan di tanah tanpa alas kaki. Pada saat aku dilahirkan kembali di dunia ini, aku tidak memakai alas kaki hanya pakaianku saja.Pakaianku juga tidak bagus, baju yang sudah kotor bercampur tanah dan darah, bagian bawah celana pendekku sobek. Seperti orang yang sudah lama tinggal di hutan dan tidak pernah berkunjung ke kota, layaknya binatang buas, beast

Dengan waktu yang singkat, aku menemukan beberapa kayu bakar. Saatnya kembali ke sungai.

"KYAAAAAA! TOLONG!"

Hah? SIALALAN, PADA SAAT-SAAT SEPERTI INI! Aku dengan segera menggunakan skill teleport untuk berteleportasi ke Josephine. Aku berpindah ke pinggiran sungai, ternyata Josephine tidak apa-apa. Aku menaruh kayu bakar di dekat ikan-ikan yang ditangkap Josephine. Aku lega dan menghela napas panjang. Josephine melihatku dengan heran.

"Kamu mendengar teriakan itu, Josephine?"

"Ya, sebaiknya kita menolong dia."

"AYO!"

Kami dengan cepat menuju asal suara. Yang membuatku kaget, Josephine bisa menyaingi kecepatanku. Kami melompat-lompat dari pohon ke pohon lainnya dengan cepat layaknya daun yang terhembus angin, tidak ada halangan sama sekali. Aku berucap ke Josephine bahwa kita akan berhenti di dekat pohon asal suara dan bersembunyi. Kami berhenti dan bersembunyi layaknya ninja mengintai musuh. Ada kereta yang didorong oleh 2 kuda, kereta tersebut bukan kereta biasa, kereta tersebut terlihat mewah dari luar. Jangan-jangan bangsawan? Para penjaga yang melindungi kereta tersebut mati dibantai oleh para bandit. Ada 4 bandit yang menjaga kereta tersebut. Sialan, tolong jangan terjadi apa yang kupikirkan sekarang. Dunia ini sangat gila. Aku berbisik ke Josephine bahwa kita akan menyerang bandit tersebut.

Kami dengan sekejap membunuh 4 bandit yang ada diluar. Aku merasakan ada 3 orang di dalam kereta tersebut. Aku segera membuka pintu kereta dan menarik 2 bandit yang sepertinya pemimpin para bandit ini keluar kereta. Di dalam kereta ada dua perempuan kembar yang sudah setengah telanjang. Fyuh, aku tidak telat.

"Jangan takut para gadis, kami akan membantai bandit ini ke kematian mereka!"

"Ya, ya!" Sahut Josephine.

"Heh, kamu ingin melawanku? Aku bukan bandit biasa, aku pemimpin bandit dan temanku ini adalah tangan kananku yang setia! Kamu akan kalah dan aku akan memperkosa tem-"

Aku memenggal kepala pemimpin bandit cerewet itu, tidak disangka, Josephine juga sudah membunuh bandit satunya lagi. Dia tampaknya juga kesal sama sepertiku. Aku melihat ke dalam kereta, saudara kembar tersebut ketakutan melihatku membunuh bandit tersebut atau dia takut diperkosa? Aku tidak tahu.

"Bukannya aku tidak sopan, tapi pakailah pakaian kalian para bangsawan."

"Ah, kami sampai lupa, kalau begitu kami pakai pakaian kami terlebih dahulu."

Salah satu dari mereka menutup pintu kereta. Eh, Aku lapaaaar. Semoga bangsawan ini punya makanan untuk dimakan. Sialan, aku lupa, mereka bangsawan, aku harus sopan. Tapi.. Aku LAPAAAAAR.


I Live in a Parallel World, Is It Worth It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang