Tut...Tut...
Terdengar suara sambungan telfon.
"Ish! Bimo dimana sih? Dicariin di sekolah nggak ada. Di telfon nggak di angkat angkat. Bolos sekolah kemana lagi sih dia tadi siang?"
"Akh! Gue tanya mamanya aja deh."
Ceisya menelfon mamanya Bimo. Memastikan apakah Bimo ada di rumah atau tidak. Dia sudah lelah menelfon Bimo sejak siang tadi.
"Hallo, Ceisya."
"Selamat malam tante."
"Iya, selamat malam. Kenapa, Cei? Tumben malem malem telfon. Nggak biasanya loh. Lagi kangen sama tante apa sama Bimo nih?" Goda mamanya Bimo.
"Hehe. Bimonya ada tente?"
"Tuh kan nanyain, Bimo. Berarti lagi kangennya sama Bimo ya?"
"Ah tante, bisa aja. Hehe. Ceisya cuma mau tau aja tante, Bimo lagi ngapain ya? Soalnya tadi dia pulang duluan. Ceisya telfonin juga nggak diangkat."
"Ohh, jadi ceritanya Ceisya lagi nyariin Bimo ya? Bimo lagi tiduran di kamar. Katanya lagi nggak enak badan."
"Hah? Bimo sakit tante? Aduh. Berarti dari tadi Ceisya ganggu Bimo istirahat dong?" Ceisya menepuk jidatnya sendiri. Pasti HPnya bunyi terus sejak tadi karena telfon darinya sejak siang. Pasti itu sangat mengganggu.
"Ganggu bangettt!"
Ceisya menjauhkan ponselnya dari telinga. "Suara Bimo kan?" Gumamnya. Sedetik kemudian matanya melebar,
"Woi! Bimo! Lu kemana aja elah! Gue telfonin juga!"
Di kamar itu, Bimo dan mamanya tertawa kecil mendengar Ceisya sepertinya sangat kesal. Padahal sejak pertama kali Ceisya telfon, mamanya memang sudah ada di kamar Bimo. Ia sedang duduk tepat di sebelah Bimo yang sadang tiduran.
"Nih kamu pegang. Mama keluar dulu ya?" Ucap mama ke Bimo sambil menyodorkan ponselnya. Bimo cuma tersenyum sebagai jawaban sambil menerima ponsel milik mamanya.
"Huwam." Bimo pura pura menguap saat sudah menaruh ponselnya di telinga. Sengaja ia tidur miring agar tidak perlu memegangi ponselnya.
"Bimo! Kampret lu!"
"Hehe. Bimonya ada tente?" Bimo menirukan suara Ceisya tadi saat bicara dengan mamanya.
"Bimooo!"
"Ck. Apa sih, Cei? Jangan teriak teriak. Gue lagi sakit nih."
"Bodo amat! Gue ngambek."
"Cup cup cup cup. Jangan ngambek dong. Ngambek kenapa sih? Mau permen kaki? Iya?"
"Nggak! Gue ngambek gara gara lu tega cuekin telfon dari gue. Huwaaa,"
"Sorry sorry. Gue pusing banget tadi, nggak bisa angkat telfon dari lu. "
"Kok lu nggak bilang sih kalo sakit? Gue kan jadi nuduh lu bolos kemana mana sampe malem. Abis lu tadi ngilang gitu aja sih pas di sekolah."
"Ya terus gue harus ngeluh gitu ke lu kalo badan gue rada nggak enakan? Nggak banget! Btw, lu pulang naik apaan tadi?"
"Heee,"
"Kok nyengir doang si lu? Ha he ha he."
"Hehe. Gue pulang naik motor tadi. Bareng Rain."
"Oh,"
"Kok gitu doang sih respond lu? Harusnya lu tanya dong kenapa gue bisa bareng---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceisya-yang
Teen FictionBimo Arkhan Maulana. Cowok tengil yang suka mengganggu sahabatnya sendiri. Namun Bimo paling tidak suka kalau ada orang lain yang ganggu sahabatnya itu. Namanya Ceisya Alleya. Cewek yang entah kapan akan sadar kalau sahabat cowoknya itu sudah mengkh...