[04] #Sudden Decision

733 127 19
                                    

Pemakaman yang tidak diduga ini,  diiringi kesedihan mendalam oleh Klan SunElven.

Semuanya tidak sanggup untuk menatap lama tubuh kaku seorang bocah kecil di keranjang penuh bunga itu. Tubuhnya telah memucat, hampir bewarna putih murni. Seluruh darah yang mengalir di tubuh Leonard kandas.

Lily Guztav tidak bisa menahan bendungan air matanya, isakan keras yang tidak ia tutup-tutupi membuat suasana kian mencekam. Di sebelahnya, Jendral Norick terdiam membiarkan Lily menggenggam tangannya. Tanpa memperdulikan status mereka yang seharusnya di rahasiakan.

Putri mahkota, meninggalkan ritual bulan merah. Melanggar pantangan, membuat suasana kian parah. Hanya Demetra Cloenica SunElven yang sama sekali tidak beranjak dari sisi adiknya, pandangannya tertuju pada tubuh kaku bocah itu. Wajahnya mengeras tanpa ekspresi, dengan aliran air bening tanpa henti di pipinya.

Lalu tak jauh dari Demetra, Pangeran Renry berdiri bersama Ibunya Lady Qyrna. Renry menyorot penuh arti keponakannya yang tak bernyawa.

Di belakang Renry dan Lady Qyrna, berdiri satu-satunya anggota Kerajaan yang tidak mengeluarkan air matanya; Ratu Loryana. Pandangannya hanya tertuju pada keranjang berisi tubuh mati putranya.

Lalu di saat semuanya mulai memberikan gulungan kertas berisi kata-kata terakhir mereka, Ratu Loryana SunElven menjadi satu-satunya orang yang tidak memberikan apa-apa.

Keranjang kematian itu di dorong ke tengah-tengah sungai, tubuh Leonard di bawa menjauh oleh arus air. Sebelum terjatuh di ujung air terjun, dan hancur menjadi abu oleh mantra cahaya.

Lorya menyorot kosong abu yang perlahan mendekati matahari itu, sebelum berbalik menjauh.

Tanpa berkomentar setelah melihat Demetra meliriknya dengan tangan terkepal.

Lily Guztav menepuk pelan bahu Demetra, "Jangan menatapnya seperti itu," Air bening kembali mengalir dari netra Lily. "Di bandingkan kita semua, Ibumu yang paling merasa bersalah."









**










Berita kematian putra bungsu Ratu Loryana SunElven-Pangeran Leonard- cukup menggemparkan para penghuni Pixie Chorth.

Pasalnya kabar burung yang beredar mengatakan bahwa; akan ada seorang pewaris di targetkan.

Alex Black Cravenn meneguk cairan merah di cawannya. Di sekelilingnya para Vampir tengah bersuka cita atas kabar yang baru beredar. Walau ia sedikit tak paham, di manakah kesenangan atas kematian seorang Pangeran kecil yang belum berpengaruh bagi Kerajaannya.

Di tengah kesediriannya, dua orang Vampir lewat lalu meliriknya dengan tatapan jijik.

"Penghianat yang menjilat ludahnya kembali." Sambar salah satunya.

Membuat Alex menatapnya, sedetik kemudian burung-burung gagak Alex berdatangan menyorot tajam kedua orang itu. Tidak membuat mereka gentar, tapi cukup membuatnya menjauh dari pandangan Alex.

Sekarang, Alex sudah kebal pada hinaan semacam ini. Ia tidak lagi peduli, yang ia pedulikan hanya tujuannya.

Ketika Alex mendongak ke atas menghela nafas, bisa ia lihat Kyara Lyders tengah menatapnya dari balkon atas.

Alex membalas tatapan Kyara, selama beberapa saat mereka saling menumbukkan netra sebelum akhirnya Kyara melompat turun tepat di hadapan Alex.

"Menyesal telah bergabung, Alex?"

Sebelah alis Alex terangkat. "Dari mana asal fikiran itu?"

Kyara mendekat, lalu mengalungkan tangannya di leher Alex Black Cravenn. Tubuhnya yang mungil membuatnya harus mendongak untuk menatap netra lawan bicaranya.

Elven Golds [2] : Destruction For The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang