[11] #Civil War Klan SunElven, Begin.

700 67 10
                                    

Tubuh mereka menyatu pada bayangan malam, di bawah cahaya bulan. Kilau pedang baja berlapis emas mulai bersinar. Langkahnya seringan bulu, iris mata itu mengawasi dari balik kegelapan. Langkah demi langkah membawa mereka semakin dekat.

Dua menyebar ke kiri, dua lagi ke kanan dan dua sisanya melesat lurus. Bergerak sehening bayangan. Ombak kembali menerjang, meredam suara disekitarnya ketika tusukan pertama menembus daging tebal berkulit itu. Anyir darah menusuk penciumannya. Dengan sigap tangannya menahan tubuh itu sebelum ambruk, agar tidak menimbulkan suara di tengah keheningan. Ia kembali bergerak, segesit kijang, tapi setenang air tak beriak.

Matanya fokus menyesuaikan diri dalam kegelapan, telinga bercuping runcing miliknya bergerak menajamkan pendengaran. Mereka berempat kembali mendekatinya, di susul satunya di belakang. Keenamnya berjalan beriringan sebelum kembali berpencar. Satu yang paling depan mulai bersalto mendaratkan kakinya pada kepala seseorang, lalu memutar kepala di antara dua kakinya. Dengan sigap ia meloncat duluan sebelum tubuh mati itu menubruk tanah.

Keenamnya kembali berkumpul sesudah menyelinap benteng pertama. Pergerakan mereka di hadang dinding yang lumayan tinggi. Dua orang bertubuh besar mulai berjongkok saling menghadap, menyatukan kedua lengan mereka. Tiga lainnya memperlambat lajunya, salah satunya mulai berlari kencang lalu meloncat pada tangan dua prajuritnya yang langsung mendorong naik tubuhnya. Tangannya mencengkram erat permukaan dinding batu. Kukunya menancap dalam, lalu ia mulai bergerak naik di susul lima prajuritnya.

Saat tiba di atas prajurit berzirah yang berpatroli menghadangnya. Kakinya bergerak segesit kijang, pedang baja berlapis emas miliknya menembus leher sang penyerang. Darah memercik ketika tubuh itu ambruk, suaranya mengundang prajurit lain. Mereka mengepung ketika lima sisanya sampai di atas, belati melesat ke tangan salah satu prajurit sebelum ia sempat membunyikan terompet peringatan. Keenamnya mulai menyerang acak pengepung mereka.

Surainya merahnya berkibar ketika ia melompat, baja dingin menembus wajah orang itu, darah memercik mengotori penutup wajahnya. Ia berputar ketika seseorang telah berdiri tepat di belakangnya. Tangannya menusuk bagai tombak tajam, mencengkram daging berdetak itu sebelum menariknya keluar dengan kasar. Lemparan belati mengenai dua orang yang hendak menyerangnya.

Lima prajuritnya mengurung dirinya di antara tubuh gagah mereka, membentuk lingkaran. Zirah besi kelimanya mulai memerah dan mendesis, ketika para penyerang tiba api menyebar dari tubuh kelimanya.

Dia bisa mencium aroma daging gosong ketika para penyerang ambruk.

"Sekarang mereka pasti sudah tau ada penyerang, yang mulia."

"Tidak masalah karena kita telah tiba di sini."

Keenamnya meloncat turun ke sisi dalam dinding. Dari sudut dua prajurit menjerit ketika melihat mereka, dua yang bertubuh besar kembali mengeluarkan apinya sebelum prajurit itu mendekat.

Mereka mulai berlari. Sambil memperhatikan lekuk reruntuhan kastil bertenda mewah dia mulai bersuara, "Kalian berdua ke sayap selatan, dua lagi di sayap barat, satunya ikut denganku ke sayap utara."

Kelimanya mengangguk.

"Sampai jumpa di pesisir pantai."

Mereka mulai meloncat naik. Memanjat reruntuhan, terompet peringatan telah berbunyi ketika mereka hampir sampai. Mereka membuka pintu balkon kaca ketika tiba, prajuritnya yang bertubuh besar berjalan ke pintu masuk dan kembali mengeluarkan apinya. Membakar satu ruangan, memagari pintu. Dia bisa mendengar prajurit berbondong-bondong kemari, tapi tidak bisa masuk karena terhalang api prajuritnya.

Dia membuka pelindung besi kepalanya lalu melemparnya asal mengundang bunyi nyaring dentingan logam pada lantai batu. Dengan cepat ia melompat menahan pergerakan tubuh orang itu di peraduannya. Ketika pergerakan orang di bawahnya terkunci, ia menarik penutup wajahnya dengan pedang baja berlapis emas miliknya.

Elven Golds [2] : Destruction For The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang