Menegangkan. Masih gugup. Dan tentunya rasa khawatir. Itulah yang dirasakan setiap orang ketika ia pertama kalinya menempati hal baru. Nyatanya, masa SMA masih sama seperti sebelumnya. Aku bahkan tak merasa jika diriku sudah terlihat dewasa sekarang. Bahkan mungkin, diriku masih sepenuhnya kekanak kanakan.
▪
Taneda Mayu. Itulah namaku.
Dan hari ini adalah hari pertama aku memasuki bangku SMA. Rasanya cepat sekali aku melangkah. Tak terasa sebentar lagi aku akan kembali berpisah dengan sahabatku."Dimohon untuk seluruh siswa baru kini memasuki ruang kelasnya masing masing. Pengenalan akan segera dimulai." setidaknya itu yang terdengar jelas. Upacara penerimaan siswa baru tentunya akan membuat seluruh siswa diharuskan berangkat awal untuk mengikuti acara tersebut.
"Hari pertama yaa.." gumamku sambil melangkahkah kaki. Rasanya sangat malas untuk berjalan, tapi sangat ingin melihat semua orang yang baru.
"Hei..kau seharusnya cepat jika tak ingin tertinggal." ketus seseorang dari belakang. Itu tentu membuatku langsung beralih padanya yang kini berjalan lebih cepat di depanku. Kedua orang itu layaknya teman dekat, tapi sepertinya mereka masih baru.
Kutatap mereka sejenak sambil meneruskan langkahku. Jika diperhatikan, satu darinya sangat tak asing bagiku. Ah, dia-
▪
"Gomen, tapi ini bangku ku. Kau bisa mencari tempat lain." pinta seseorang yang kemudian meletakkan tasnya di meja. Ia langsung menggeser kursinya dan menempatinya begitu saja. Yang kulihat ia hanya langsung mengobrol bersama seorang temannya yang lain. Ah, entah mengapa masa sma begitu biasa saja. Kupikir akan ada kesan tersendiri seperti halnya oranglain.
Aku kembali terdiam menyapu sekeliling ruangan. Melihat apakah masih ada sebuah bangku yang masih kosong. Hampir saja kakiku melangkah, sebuah suara di luar kelas membuatku kembali berbalik. Meski sekalipun aku tak paham jelas siapa pemilik suara itu.
"Nee.." panggil seseorang dari luar kelas. Terlihat dari jendela, seorang pemuda berusaha memanggil temanya.
Dan ketika pemuda satunya itu menoleh ke arahnya, itu seperti- dia pernah ditemui olehku. Kalau tak salah, dia pemuda yang tadi."Senpai?" Kedua mataku terbelalak. Mulutku masih menganga. Entah kenapa disaat seperti ini malah membuatku mengingat semuanya. Tapi kenapa demikian?
▪
"Lihat apa?" Kata seorang gadis yang tiba tiba duduk di samping Mayu sambil memberikan sebotol minuman.
"Ah, bukan apa apa Ayumu-chan." Mayu hanya masih fokus dengan bukunya. Membuang pandangan dan terus berpura pura tak peduli. Sesekali, Ayumu melihat temannya itu melirik ke arah lain. Tepatnya pada seorang pemuda yang berada tak jauh darisana. "Sepertinya kau sedang memperhatikan dia. Bukankah ia murid dari kelas sebelah."
Pernyataan Ayumu hampir saja membuat Mayu tersedak. Bagaimana tidak, gadis itu dengan mudahnya tau yang dipikirkan Mayu sekalipun ia tak pernah memberitahunya.
"Ah, souka?"
"Apa jangan jangan, kau..." Ayumu berhenti. Ia justru tertawa melihat wajah Mayu yang mulai cemas dengan perkataanya.
"Lihat wajahmu. Padahal aku belum mengatakan apapun tapi wajahmu sudah sangat khawatir."
"Oi.." panggil seseorang yang melambaikan tangan ke arah mereka berdua. Ya, Mayu dan Ayumu.
"Mayu chan, kenapa kau tak menemuiku tadi." Gadis yang barusan datang itu langsung ngos ngosan setelah berlarian mencari keberadaan Taneda. Sekilas ia melihat sebuah botol air minum di tangan Mayu. Tak berselang lama, karena sangat kehausan, ia langsung merebutnya dan meminumnya sampai habis.
"Menemuimu?"
Gadis bernama Misaki itu menghela napas berat. Setelah meminum habis minuman Taneda, ia meletakkannya begitu saja.
"Dasar. Apa kau lupa . Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." imbuhnya. Dan itu dilirik sinis oleh Ayumu yang bahkan tak tau masalah mereka.Misaki lalu menarik tangan Mayu dan mengabaikan Ayumu yang masih setia meminum minumanya tanpa menghiraukan kalau dirinya kini ditinggal sendiri. Itu sudah biasa bagi Ayumu.
▪
"Ada apa sih?"
"Kau tau Mayu, aku kini menemukan seseorang yang sekiranya sangat baik padaku. Dia bahkan tak segan segan tersenyum untuk hal kecil."
"Siapa yang kau maksud?"
"Um-" Misaki memperhatikan sekeliling. Memastikan tak ada oranglain selain mereka berdua. Ia lalu mendekatkan wajahnya tepat di samping telinga Mayu dan berbisik. "Hasegawa san."
"Hah? Bukankah dia teman satu kelas denganku?"
"Yap. Tapi dia sangat keren. Aku ingin meminta ID LINE nya tapi aku malu. Jika dipikir pikir, dia memang terlihat begutu dingin. Tapi Mayu, bisakah kau membantuku memintakan ID LINE nya? Kau kan sahabatku."
Spontan Misaki memeluk Mayu dengan erat sambil memohon agar gadis itu menyetujuinya. Namun Mayu lebih dulu sedikit menghindar demi sedikit menjauh dari sikap aneh sahabatnya ini. Kalau diiyakan, Misaki tentu akan meminta hal aneh aneh lainnya. Tapi kalau Mayu menolaknya, kasihan juga gadis ini.
Kenapa harus aku sih?
▪
Ini adalah awal dari cerita itu, bagaimana kelanjutannya? Next ke chapter pertama😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikanaide ▪ 遠くへと 消えていく ぼくを置いてって
Fanfiction[COMPLETED] Tak ada apapun. Aku hanya diam selagi kau tak tau aku. Dirimu kembali hidup dan bersemi dalam dirinya. Itukah kau yang disana? Yang kembali muncul saat aku mulai berpaling darimu. Akankah lebih baik jika hidupku penuh dengan rasa suka? L...