Keesokan harinya Misaki mengirim beberapa pesan pada Mayu untuk mengajak sahabatnya itu berangkat sekolah bersama.
Mereka terlihat berjalan kaki berdua. Hingga pandangan mereka terpusat pada Hasegawa yang berjalan sambil diikuti oleh beberapa temannya. Mungkinkah dia seorang ouji yang diikuti banyak pengawal di belakang sebagai pelindungnya? Apa dia keturunan kerajaan?
"Lihat dia. Bukankah itu sangat keren. Dia seperti pangeran yang diikuti pengawalnya, aku berharap sekarang aku adalah seorang putri untuknya. Memakai gaun indah dan pastinya aku bisa bergandengan tangan dengannya. Bukankah itu menakjubkan? Aku akan- bla bla bla...."
Misaki bahkan tak sedikitpun memalingkan pandangannya dari Hasegawa. Seolah berimajinasi bahwa dirinya kini dalam negeri dongeng. Namun itu tentu membuat Mayu terheran heran melihat gadis di sampingnya itu. Bagaimana mungkin imajinasinya bisa keluar begitu saja. Seolah sudah tertulis daj terpatri dalam kepalanya."Na, berhenti berkhayal atau kita akan terlambat."
"Nee.."Tak juga sadar. Malah semakin terfokus. Mayu lalu menarik tangan Misaki dan membawanya agar berjalan lebih cepat. Keduanya kini saling berjalan, lebih tepatnya berlari karena waktu yang mepet.
▪
"Aku lupa. Aku ada urusan dengan Hinako. Kau bisa duluan selagi aku menemuinya." kata Misaki sambil menepuk nepuk kepalanya seolah dirinya lupa. Ia lalu melihat ke isi tasnya dan memastikan sesuatu masih berada di sana. Kembali ia melihat Mayu, tatapannya seolah memelas ingin pergi. Dan tentu Mayu membalas senyumnya.
Misaki lalu berlari lebih dulu dan mencari seseorang yang bernama Hinako itu. Tanpa peduli apa yang akan dilakukan Mayu setelahnya. Mungkin gadis itu akan langsung ke kelas, itu yang biasa ia lakukan.
Dia hanya selalu sibuk dengan urusannya.
Mayu hanya melangkahkan kakinya pelan. Seolah sangat malas untuk menuju ke kelasnya. Hingga ia tak sadar kalau dirinya menubruk seseorang dari arah yang sama. Sadar atau tidak, ia spontan terjatuh. Mungkin karena tubuhnya yang jauh lebih kecil, ia mudah meleang saat sesuatu menabraknya.
"Ah, gomen. Aku tak melihatmu tadi. Aku buru buru dan tak memperhatikan jalanan."
Itu seorang siswa yang kini berada tepat di depan Mayu. Mereka saling berhadapan hingga tak sedikitpun dari salah satunya berpaling pandangan. Celah di keduannya semakin menipis. Sadar ataupun tidak, semua anak menatap kaget ke arah mereka. Pasalnya itu hal yang takkan mungkin mereka bayangkan sebelumnya. Seorang Taneda Mayu dengan pemuda asing yang terkenal pendiam dan tenang, saling bertatapan?Keduanya masih belum berdiri. Sempat pemuda itu membantu Mayu untuk berdiri sebelum akhirnya Mayu melepaskan pegangan tangannya. Terlihat dari raut wajahnya, pemuda itu sangalah merasa bersalah.
"Gomen nasai ne."
Kata pemuda itu sekali lagi sebelum ia kembali pergi.Wajahnya, senyumnya, suaranya, mengapa mirip dengan- Kanade-san?. Apakah itu dirinya yang kini kembali dalam diri pemuda itu.
"Senpai.." panggil Mayu lirih ke arah pemuda yang ia tubruk tadi. Rasanya sosok Kanade kini ada dalam diri pemuda itu. Tapi tak mungkin jika itu benar. Tapi jika dikatakan sekali lagi, dia memanglah Kanade yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikanaide ▪ 遠くへと 消えていく ぼくを置いてって
أدب الهواة[COMPLETED] Tak ada apapun. Aku hanya diam selagi kau tak tau aku. Dirimu kembali hidup dan bersemi dalam dirinya. Itukah kau yang disana? Yang kembali muncul saat aku mulai berpaling darimu. Akankah lebih baik jika hidupku penuh dengan rasa suka? L...