"Tapi perkataan Tou-san tadi ada benarnya. Sosok Katayose selalu mengingatkanku pada diri Kanade-senpai. Lalu apakah Katayose juga akan menghilang seperti senpai dulu."
Hatinya mulai cemas memikirkanya. Setelah diingat, memang ia pernah berpikir dapat berpaling dari Kanade. Tapi kehadiran Katayose justru membuatnya selalu teringat masa lalunya.▪
Taneda berjalan sendirian, ia mulai melangkah masuk melewati gerbang sekolahnya. Hari ini ia tak bersama Misaki karna dia sedang ijin. Dilihatnya sosok Katayose yang duduk bersandar sambil termenung. Ia mengabaikan suasana sekitarnya. Ia hanya fokus dengan apa yang ia pikirkan sekarang.
"Ohayou.." sapa Mayu sambil mendekati Katayose.
"Taneda-san, ohayou gozaimasu." Jawabnya dengan senyum lebar.
"Kau sendirian? Dimana Azaku Misaki?"
"Hari ini dia izin tidak masuk. Aku membawakan suratnya kok, ini." sambil menunjukkan sebuah surat yang dibungkus dengan amplop putih.
Ryota mengambilnya lalu mengikuti Taneda hingga depan kelasnya.
▪
"Oi, Mayu-chan sedang apa?" Ayumu tiba tiba datang sambil berjalan mendekati Mayu yang termenung di tangga. "Tidak apa apa kok. Aku hanya bosan saja dikelas." Jawabnya dengan malas.
"Dan sekarang tampaknya kau mulai memperhatikan Katayose." gumam Ayumu yang terdengar oleh Mayu. Nada iri dan tak suka sering kali Ayumu lontarkan pada sahabatnya sendiri, hanya karna ia tak ingin sahabatnya juga menyukai orang yang sama.
"Eh?" Mayu menoleh melihat wajah Ayumu lekat. Ia tampak cemberut setelah mengatakanya. Beberapa saat mereka saling diam sambil memperhatikan beberapa siswa yang tampak berjalan beriringan di lantai dasar. Terlihat Katayose yang berjalan dengan santai. Sambil memasukkan kedua tanganya kedalam saku celana, ia berjalan begitu keren meski dengan wajah dinginya.
Pandangan Taneda dan Ayumu terpusat pada Katayose yang masih berjalan pelan. Hingga semua orang dibuat kaget setelah seseorang pemuda dengan tubuh besar terjatuh dari tangga. Ia terguling hingga tak dapat menyeimbangkan badanya dan menubruk Katayose begitu saja tanpa terkendali.
Tubuh besar pemuda itu menindih Katayose yang masih terbaring lemas di lantai. Sempak syok karna Katayose tak kunjung bangun dan kepalanya mengalami sedikit benturan. Semua panik. Bahkan banyak gadis yang berteriak histeris melihat Katayose yang malang itu.
Mayu dan Ayumu juga kemudian turun dari tangga dan melihat Katayose lebih dekat yang kini dikerubung orang banyak.
"Katayose-san, apa kau mendengarku? Kumohon bangunlah." Tanpa basa basi, Mayu langsung mengelesot begitu saja di samping Katayose yang masih pingsan. Ia terus menggoyangkan badan Katayose agar mau bangun, tapi tetap saja tak berhasil.
Membuat semua orang memandangnya yang kini menangis tepat ke arah Katayose.
"Onegaisimasu, kudasai onegaisimasu." ia terus mengulang kata katanya. Berharap seseorang membantu Ryota bangun dan dilarikan ke rumah sakit.
"Nande?" Ayumu hanya melongo melihat tingkah Mayu yang sampai menangis di depan semua orang. Ia menyembunyikan kekesalanya dan meredam amarahnya begitu saja.
▪
"Dia akan segera sadar. Benturan itu memang agak keras, tapi untunglah tak terjadi hal yang serius. Biarkan dia istirahat lebih dulu." Kata dokter panjang lebar.
"Hai'."
Taneda memang sejak tadi memilih untuk meninggalkan pelajaran sekolahnya. Ia memilih menjaga Katayose dan meminta izin pada sensei atas kepergianya yang mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikanaide ▪ 遠くへと 消えていく ぼくを置いてって
Fanfiction[COMPLETED] Tak ada apapun. Aku hanya diam selagi kau tak tau aku. Dirimu kembali hidup dan bersemi dalam dirinya. Itukah kau yang disana? Yang kembali muncul saat aku mulai berpaling darimu. Akankah lebih baik jika hidupku penuh dengan rasa suka? L...