Chapter 4.2

25 5 0
                                    

Eh? Tapi tunggu! Apa yang barusan dikatakan ibunya Katayose tadi. Beliau bilang kalau Ryota merasa lebih bahagia setelah mengenal Mayu? Benarkah?

Keesokan harinya Mayu menghabiskan waktu di sebuah taman yang biasa ia kunjungi. Hari ini memang ia libur, dan ia selalu mengunjungi taman itu setiap kali tidak sekolah. Ia berteduh di bawah pohon besar dan itu sangat nyaman untuknya menikmati waktu luangnya.

Di bawah pohon ia membaringkan badanya. Udara sejuk itu membuatnya begitu santai. Hingga seseorang menghalangi pandanganya. Entah sejak kapan Katayose berdiri dan melihatnya tanpa sedikitpun berbicara.

"Katayose?" Mayu terlonjak kaget lalu bangun dan duduk. Sementara Ryota hanya tertawa geli melihat gadis itu. Lalu ia memberikan sebuah minuman dan beberapa makanan pada Mayu dan mengajak untuk makan bersama.

"Arigatou. Kau sudah boleh pulang ya?"
Kata Mayu mengawali pembicaraan.

"Tentu. Memangnya jika bukan aku, siapa yang ada dihadapanmu saat ini." jawab Ryota geli.

Mereka diam beberapa saat sambil melihat orang orang di sekeliling.

"Un, Taneda-san. Terima kasih ya kau sudah menjagaku waktu itu, ibuku merasa sangat bersyukur kau datang." Mayu tersenyum lebar mendengarnya. Lalu ia diam beberapa saat sambil memperhatikan minuman yang ia pegang. Apakah sebaiknya menanyakan siapa itu Kanna? Tapi apakah takkan menyinggung Katayose?

"Un Katayose-san, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Un, boleh. Apa?"Jawabnya sambil meneguk minuman.

"Siapa itu Kanna?"

Ohokkkkkkk....
Ryota tersedak dan berusaha menenangkan pikiranya sejenak. Ia melihat Mayu sekilas lalu kembali menunduk.

"Gomen nasai, aku memang lancang telah membuka ponselmu tanpa izin. Kau boleh menghukumku karna itu, maafkan aku."

Sekilas Ryota tersenyum lalu menjawabnya..

"Tidak apa apa kok. Lagipula aku juga takkan menghukum gadis sepertimu hanya karna masalah itu." jawabnya dengan tenang.

"Kanna, dia adalah sahabatku sejak kecil. Kami selalu bersama, bahkan selalu menempati sekolah yang sama."

"Entah sejak kapan aku menyukainya." Imbuh Ryota lirih

Mayu masih terdiam. Berusaha mencerna setiap perkataan yang Ryota sampaikan. "Sejak lama aku menyembunyikan perasaanku, tapi setelah kabar bahwa ia akan pindah ke luar negri, harapanku hilang."

"Dan naasnya, dia tak kembali lagi seperti yang pernah ia janjikan. Ia meninggal dalam kecelakaan bersama ayah dan ibunya. Mobil mereka terbakar." Ryota mengusap air matanya, lalu berusaha menenangkan pikirannya.

"Katayose, maafkan aku. Aku tak bermaksud mengingatkanmu padanya. Maafkan aku."

"Kau tak perlu meminta maaf. Kau sama sekali tak bersalah."
"Sejak itu aku selalu mengirim pesan sebanyak banyaknya pada nomor Kanna yang tak lagi aktif. Aku tak bisa menerima jika aku harus melupakanya. Melupakan sosok yang pernah mengajariku caranya tersenyum lebar."

Ikanaide ▪ 遠くへと 消えていく ぼくを置いてってTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang