Beberapa minggu setelah kematian Kazuma, Mayu akhirnya menerima tawarannya masuk perguruan tinggi negri.
Ia msmutuskan mengambil jurusan sastra seperti yang dulunya diimpikannya.
Tak disangka, Misaki juga memilih universitas yang sama dengan Mayu. Dia yang dulunya tak terpikirkan untuk melanjutkan kuliah, kini berubah pikiran. Ia mengambil jurusan matematika terapan, seperti kemampuannya dalam menghitung.Hinako sendiri masih sibuk pada pekerjaanya di butik yang ia impikan sejak dulu.
Sementara Ayumu, mengambil tempat yang cukup jauh dari teman temanya. Meski begitu ia tetap bersikeras untuk tetap kuliah dengan gelar seorang dokter setelah lulus nanti.
Dan Ryota? Makoto? Itsuki? Bahkan Hokuto?
Ryota mendapat tawaran dari universitas di Los Angeles. Sebuah permintaan langka dari universitas tersebut.
Kemampuan Ryota dalam berbahasa inggris mendapat nilai yang sangat baik. Bahkan itu tentunya merupakan syarat utama untuk masuk universitas luar negri.Makoto dan Itsuki bekerja bersama sama di sebuah bengkel. Tapi jangan salah, meski hanya di bengkel tapi kemampuan mereka tak diragukan lagi soal mesin.
Hokuto? Dia kuliah dengan mengambil jurusan olahraga. Termasuk basket yang selama ini ia segani.
▪
"Aku mendapat tawaran untuk kuliah disana."
"Maksudmu, kau akan meninggalkan Jepang selama beberapa waktu?" Suara Mayu semakin terdengar lirih.
"Iya, mungkin sekitar dua tahun. Dan setelah itu aku pasti kembali."
"Kau yakin soal itu? Dua tahun adalah waktu yang lama. Dan..apa kau tetap akan bersikeras menerimanya?"
Ini kesempatanya kuliah di luar negri, karna tak semua orang bisa sepertinya. Namun, itu sulit karna dia akan meninggalkan tempat kelahiranya selama beberapa waktu. Lantas bagaimana demikian?
"Aku bukanya meminta ijin, aku hanya ingin memberitahumu Mayu." Kedua tangan Ryota kembali memegang pundak Mayu. Meyakinkan gadis itu agar tak perlu cemas dengan apapun. Ia lalu memegang erat jemari Mayu. Menggenggamnya layaknya seseorang yang berikrar pada diri sendiri.
"Aku janji, aku pasti akan kembali dan segera melamarmu."
"Kau juga harus terus menjalankan kuliahmu dengan baik, dan jangan terlalu pikirkan aku."
Kata kata Ryota semakin membuat kedua mata Mayu memanas. Bagaimana tidak? Orang yang ia cintai, kini kembali memilih jalan yang sulit.
"Ingatlah perkataanku ini-
Saat nanti aku pergi, jangan pernah berpaling dari apapun. Karna aku akan segera datang dan melamarmu. Itulah janjiku." Ryota perlahan mencium kening Mayu. Dan itu membuat Mayu sungguh sangat sangat ingin menangis.Perkataan Ryota tetap saja membuatnya tak bisa merelakan kepergian pemuda itu.
"Ingatlah bahwa aku akan selalu mencintaimu." ucap Ryota sekali lagi
▪
Ryota mengambil jadwal penerbangan itu. Kakinya perlahan muai melangkah semakin jauh. Sekilas ia melihat sekelilingnya, mencoba terus mengingat kejadian ini hingga dua tahun berikutnya.
Hingga pesawat itu lepas landas, isak tangis Mayu tak bisa berhenti. Ia masih saja teringat sosok Ryota yang di dekatnya.
Ia takut kelak Ryota juga akan pergi seperti senpai ataupun Kazuma. Tapi tidak. Itu tidak akan terjadi. Tidak akan pernah. Bahkan Ryota sendiri telah memegang erat janjinya.▪
Hingga tepat jam 13.59 terdapat kabar bahwa pesawat dengan nomor 6081 mengalami kerusakan di bagian belakang pesawat. Saat baru saja lepas landas sekitar 200 meter, kerusakan semakin parah dan menyebabkan kecelakaan di udara.
Dan ternyata itu adalah pesawat yang ditumpangi Ryota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikanaide ▪ 遠くへと 消えていく ぼくを置いてって
Fanfiction[COMPLETED] Tak ada apapun. Aku hanya diam selagi kau tak tau aku. Dirimu kembali hidup dan bersemi dalam dirinya. Itukah kau yang disana? Yang kembali muncul saat aku mulai berpaling darimu. Akankah lebih baik jika hidupku penuh dengan rasa suka? L...