Chapter 2.1 [A LOVE]

47 6 0
                                    

Dari kejauhan, terlihat sosok Katayose yang duduk di sebuah kursi sambil memegang ponselnya. Ia tak sedikitpun menghiraukan keadaan sekitar. Seolah dirinya ada di tempat yang sepi tapi nyaman untuknya.

"Kau selalu sibuk dengan ponselmu, bagaimana bisa kau berbicara dengan baik pada orang lain." Misaki langsung duduk di depan Katayose. Sambil minum, Misaki memperhatikan Ryota yang tampak mengetik beberapa kata di ponselnya. Dengan santai ia terus memperhatikan gerak gerik pemuda itu.

"Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar. Itu saja." Jawab pemuda itu singkat

"Kau sangat naif." imbuh Misaki secara terang terangan. Ia yang kemudian melihat Taneda di depan kelas  lalu memanggilnya. Berniat untuk bisa mengenalkan Taneda pada Katayose lebih jauh.

"Taneda." panggil Misaki sambil berteriak. Ia melambaikan tangan seolah meminta agar Mayu kesana. Sementara gadis yang ia maksud kini membalas lambaian tangan itu.
Namun Taneda tak sendirian. Ia bersama Ayumu mendekati Misaki dan Katayose. Bahkan dia tampak biasa saja saat bersama Ayumu yang juga ingin menemui Katayose.

"Gagal sudah rencanaku." Tentu Misaki sedikit kesal melihatnya. Ia langsung lanjut minum jus yang ia pegang kembali sambil mengalihkan perhatian ke arah lain.

Taneda duduk di samping Misaki, sementara Ayumu di samping Katayose. Bagaimana bisa gadis itu dengan mudahnya menyatukan kedua manusia yang kini jaraknya terpisah cukup jauh.

"Ya tuhan, aku disamping Katayose saat ini. Aku sangat gemetaran. Apa yang harus aku lakukan di depannya. Aduh, rasanya kepalaku sakit. Aku terlalu memikirkan banyak rencana untuk bisa dekat dengannya." Tak disangka, gumamam Ayumu dapat terdengar oleh Ryota. Dan pemuda itu bahkan sampai menoleh ke samping dan mendapati gadis itu yang celingukan.

"Heh?"

"Bukan apa apa kok." Ayumu hanya meneringai. Seolah ia sangat malu sekarang. Tapi bagaimanapun juga, ia tetap senang berada di dekat, bahkan sekarang disamping Ryota.

Padahal aku ingin membuat Mayu duduk disana. Tapi kenapa malah Ayumu? Bagaimana mungkin aku mendekatkan mereka jika gadis itu terus menjadi penengah.

Mereka hanya saling diam satu sama lain. Serasa sunyi di tempat kosong.

"Un, tak adakah yang ingin mengatakan sesuatu agar tak sepi?. Sejujurnya, kita hanya seperti di rumah kosong sejarang." Misaki melihat Katayose, Ayumu dan Taneda secara bergantian. Berharap satu dari mereka akan bercerita sesuatu. Ia pasti akan sangat senang.

"Memang mengatakan apa?. Lagipula mengapa kalian malah kesini dan menemuiku." jelas Ryota sambil sedikit menyengir pada ketiga gadis di sampingnya. Tapi itu malah dibalas pelototan mata tajam oleh Misaki, tatapan tak percaya dari Ayumu, dan tatapan datar oleh Mayu.

Baka. Dasar tidak pekaan! Tentu aku ingin membuat Taneda dekat denganmu, tapi kau malah duduk di samping gadis itu! Misaki mendengus dengan kencang seolah memendam kekesalanya. Ia kembali memalingkan pandangan ke arah lain.

"Um, Katayose-san. Bisakah aku meminta nomormu?" Ayumu mengawali pembicaraan dan dengan santai ia melihat Katayose sambil menunjukkan senyumnya yang seperti anak kecil.
"Aku hanya ingin berteman denganmu. Setidaknya kita bisa saling berkomunikasi dan itu tidak salah kan dalam persahabatan?" sekali lagi ia menunjukkan bola matanya yang jernih seolah memohon. Tentu itu dibalas tatapan tak percaya oleh Misaki. Karena bagaimanapun juga, ia tetap takkan terima. Tidak akan terima!

"Kore." Ryota menunjukkan nomornya tanpa memandang Ayumu yang kian sibuk menulis nomor itu. Pemuda itu justru melihat Taneda dan Misaki di depannya. Seolah ada yang kurang, ia lalu kembali berpikir.

Ikanaide ▪ 遠くへと 消えていく ぼくを置いてってTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang