Lost Me

2.8K 259 72
                                    

Manik Namjoon terbuka perlahan meminimalisirkan cahaya yang masuk pada retina indahnya.

Namjoon mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya. Namjoon merasa kepalanya terlilit sesuatu. Tangannya terulur penasaran akan yang mengelilingi kepalanya.

"Wae?" Lirihnya sendu. Maniknya meredup saat mengingat kejadian saat dia tidak sengaja terkejut dan terpeleset masuk jurang saat suara tabrakan yang cukup besar membuatnya terkejut setengah mati.

"Namjoon? Sudah bangun hm?" Chanyeol bergegas menuju ranjang Namjoon lalu mengusap surai yang mulai memudar warnanya. Seulas senyum tipis terpatri di wajah tegas dan tampan itu.

"Hyung, ak-"

"Emhh.. joon, besok mau hyung temani mengganti warna rambut? Rambutmu sekarang mulai pudar" Ucap Chanyeol langsung memotong arah pembicaraan Namjoon.

Namjoon yang pola pikirnya melambat terikut untuk mengikuti alur pembicaraan Chanyeol.

"Entahlah hyung aku tidak sedang ingin menggantinya"

"Tapi harus joon, lihatlah rambutmu mulai tidak berwarna lagi" Ucap Chanyeol sambil memainkan anak rambut Namjoon. Namjoon yang melihatnya hanya diam dan tersenyum melupakan sejenak sakit yang menimpanya.

"Hyung, kenapa aku ada disini?"

Chanyeol menjauhkan manik matanya agar tidak melihat ke arah Namjoon yang juga menatapnya penuh tanda tanya. Chanyeol mengulum bibirnya pelan lalu tersenyum manis memindahkan manik matanya ke manik Namjoon.

"Namjoon, jika hyung mengatakan yang sejujurnya kau jangan marah atau benci pada hyung ya" Ucapnya lembut. Namjoon tersenyum menampilkan lesung andalannya lalu mengangguk pelan.

Chanyeol menceritakan semuanya dari awal. Namjoon tetap pada pendiriannya agar ia tidak marah ataupun kecewa pada Chanyeol. Karena apa yang ia dengar memang menjadi hantaman yang kuat untuk hati kecil dan pendengarannya. Namjoon menahan embun air matanya yang menumpuk di pelupuk indahnya. Bibirnya ia gigit dengan hidung yang memerah.

"Karena itu jadi,-" Chanyeol meremat kuat tangannya lalu menunduk dan kembali mendongak mengalihkan pandangannya agar tak bertemu wajah Namjoon yang memerah akibat menahan tangis. Tangannya terulur memegang pipi panas Namjoon, Ibu jarinya ia ulurkan menghapus jejak air mata yang sangat disayangkan itu.

",-hyung mengambil keputusan tanpa sepengetahuan dirimu. Apa kau ingin tahu keputusan apa itu?" Tanya Chanyeol dengan ragu. Wajahnya diangkat Namjoon agar menghadap dirinya. Namjoon mengangguk ragu. "Apapun itu hyung. Tolong katakan padaku, aku terima semuanya hyung. Percayalah padaku" Ucap Namjoon ragu. Ia tersenyum tulus meyakinkan Chanyeol agar memberitahu keputusan apa yang diambil tanpa sepengetahuan dirinya.

Chanyeol mengelus pipi mulus Namjoon. "Kau hiks..."

"Hyung kumohon beritahu diriku" Ucap Namjoon penuh penekanan.

Chanyeol mendongak. Dalam hatinya ia sudah bertekad memberitahukannya pada Namjoon walau ia tahu ini akan berakibat fatal bagi mental anak di depannya ini. Tapi, itu adalah langkah terbaik baginya. Ia rela jika dibenci Namjoon asalkan Namjoon hidup dengan sehat walau fisiknya tidak.

"Hiks.. hy-hyung tidak sanggup" Tangi Chanyeol pecah saat itu juga membuat Namjoon langsung memeluknya spontan. Menepuk nepuk punggung lebar dokter tampannya itu. Chanyeol sudah Namjoon anggap sebagai hyung terbaik begitupun dengan Chanyeol.

"Kau hanya hidup dengan satu ginjal Namjoon" Dengan satu tarikan nafas Chanyeol mengatakan hal menyakitkan itu pada Namjoon. Dapat ia rasakan tepukan pada punggungnya berhenti. Ia melepaskan pelukan Namjoon menatap pada wajah malang itu.

Hold Me Tight And Never Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang