seperti biasa

2.3K 189 84
                                    

Namjoon

Namja dengan paras yang lumayan cantik namun tampan itu tengah menikmati roti bakarnya di rooftop sekolah.

Sudah menjadi kebiasaan saat dirinya mulai jenuh belajar, maka ia akan pergi kesana dengan sepotong roti ataupun susu vanilla kesukaannya.

Menyematkan rokok pada kedua belah jari lentiknya lalu menyesapkan dan menghembuskan asapnya ke langit. Memandangnya jenuh tanpa niatan membuka suara sedikitpun. Mati rasa? Mungkin itu yang ia rasakan sekarang. Terlalu jenuh dan lelah!

Sret

"KAU!"

"Apa? Ingin melawanku? Kau lupa janji mu sendiri jeon?" Namjoon terdiam seketika. Melihat raut Woojin yang menatapnya penuh amarah.

Namjoon hanya tersenyum sangat tipis. "Aku tidak lupa. Hanya saja asa urusan yang lebih penting dari uang"

"Cih... uang berkuasa. Bahkan nyawamu saja bisa kubeli dengan harga murah" Ucap Woonjin penuh penekanan.

"Kalau begitu aku juga bisa membeli nyawamu dengan harga murah" Namjoon mematikan rokoknya menatap woonjin yang tengah mengepalkan tangannya. Mendekatinya beberapa langkah lalu menepuk pundaknya perlahan. "Aku hanya membalikkan perkataanmu tuan muda yang kaya. Aku tidak berniat membeli nyawamu. Lagipula, uangku lebih berharga dari nyawamu"

Woonjin menundukkan kepalanya dalam. Ternyata selama ini beginilah rasanya jika harga diri terinjak injak. Dan baru Namjoon yang bisa membalikkan kata katanya. IQ TINGGI! Pikirnya

"Baiklah Namjoon. Aku tidak akan marah ataupun menghajarmu karena aku terlalu lelah di ceramahin oleh park chanyeol sialan itu jika aku membuat masalah lagi" Woojin kemudian mengambil roti milik Namjoon dan memakannya tanpa rasa bersalah. Sedangkan Namjoon masih mencerna kata kata Woojin barusan. Chanyeol? Apa itu  dokter yang menanganinya? Pikirnya.

"Ekhem.." Seolah membuang buang perasaan curiganya. Namjoon melipat tangannya dikedua dada menatap Woonjin yang tengah memakan rotinya.

"Itu roti milikku bodoh! Kau bisa membelinya sendiri dengan uangmu!"

"Hm? Kau membawa roti dua! Bagilah denganku dasar pelit! Lagipula aku hanya memakan sisa mu bukan roti mu yang baru"

"Mana ua-,"

"Uang jajan ku ditahan oleh park chanyeol sialan itu!" Emosi Woonjin.

'Lagi lagi Park Chanyeol' Pikir Namjoon.

Namjoon mendekat dan duduk di samping Woonjin. Mereka akrab seperti teman lama melupakan masalah mereka yang beberapa menit lalu baru terjadi pertengkaran.

"Margamu juga Park bodoh! Jika Dia sialan berarti kau brengsek"

"Ah tidak. Aku tidak brengsek aku hanya fuckboy dan ya?,-" Woojin berdiri lalu menatap kebawah gedung yang memperlihatkan suasana sekolah yang sepi.

",-hanya bermain dengan beberapa babyboy dan babygirl di bar" Ucapnya enteng.

"Rasanya aku ingin membantingmu dari sini kebawah" Dengus Namjoon.

Woojin berbalik menatapnya dengan intens. "Bagaimana jika kau bermain denganku, Jeon Namjoon?" Ucap Woojin dengan tersenyum intens.

Namjoon menyingkirkan tangan Woojin dari pundaknya. "Aku pihak atas!! Tidak mau tau!" Dengusnya dengan menghentak kedua kakinya.

Woojin tertawa terbahak bahak melihat wajah Namjoon dengan bibir yang mengerucut lucu membuatnya gemas ingin mencium dan melumat habis bibir itu. Woojin tampak bahagia melupakan kemarahannya tadi berkat Namjoon.

Apa kemungkinan Woojin akan jatuh cinta? Mari kita pertanyakan pada Woojin suatu saat nanti.

"Sudahlah! Aku ingin tenang sehari saja. Pergilah!" Bentak Namjoon emosi. Mata sipitnya menatap tajam sosok Park Woojin yang tengah menyematkan rokok di belah bibirnya tampak tersenyum remeh.

"Kukira kehadiranku disini membuatmu bahagia, tapi aku salah. Maafkan aku" Woojin berlalu dari hadapan Namjoon yang tengah menunduk.

Hap!

"T-tunggu a-aku tidak bermaksud untuk m-mengusirmu"

Woojin tersenyum sendu lalu membuang rokoknya menginjaknya asal hingga padam.

"Aku tau kau itu, tapi dilihat dari raut wajahmu. Apa kau sedang dalam masalah?" Tatap Woojin

"Tidak. Aku juga tidak tau apa yang terjadi pada diriku saat ini" Namjoon menghela nafasnya pelan menatap langit langit yang cerah.

Woojin tampak beepikir sejenak lalu ikut menatap langit cerah diatas sana. "Apa kau lihat langit itu? Cerah bukan?" Seru Woojin dan Namjoon mengangguk dan tersenyum kecil.

"Lalu saat dia akan menurunkan hujan. Apa dia akan tetap cerah?,-"

Namjoon menggeleng lagi

",-itulah dirimu saat ini. Kau hanya butuh istirahat dan ketenangan. Jika kau bersedih, menangislah lalu balaskan amarahmu dengan sesuatu yang berharga. Jangan terpancing dan jangan juga mau tertindas. Kau tau? Jika langit mendung lalu hujan deras dan berguntur. Apa orang orang tidak akan berlindung dibawah naungan?" Jelas Woojin menatap Namjoon yang masih menatap langit.

Woojin hanya bisa menghela nafasnya "Hah... kau tau? Karena langit itu membalaskan amarahnya pada orang orang, maka orang orang merasa ketakutan. Tapi setelah itu apa? Langit tersenyum kembali dan menjadi cerah kembali" sambungnya.

BRUK!

.
.
.

"KIM TAEHYUNG!!!"

Muehhehehe tbc
Maaf ya ngilang aksksksksk

Author malas buka wp kemusuhan sm wp grgr bejibun cerita wp blm dibacain. Dan skrng rasanya kayak kesel marah cape jenuh gimana gitu kalau cerita favo di perpus banyak yang gak kebaca rasanya kayak akh campur aduk

Greget TT_TT PENGEN BACA TAPI MALESSS GITU LOH TT_TT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me Tight And Never Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang