Namjoon menatap bosan langit langit kamarnya yang terlihat membosankan setiap detiknya, hanya ini, ini dan ini yang terjadi. Tidak jauh dari kata buruk dan mengenaskan. Tak ada kata baik dan menyenangkan di dalamnya, hanya beberapa yang bisa membuatnya sedikit membaik.
Seperti saat ini, Namjoon tengah duduk di balkon samping kamarnya dengan bibir yang tiada habis menghisap gulungan putih berisi nikotin dan tar yang membuatnya sedikit menghilangkan penat di hatinya. Kepulan asap melenggang keluar melalui hidung dan belah bibirnya, sesekali bibir itu meniup membuat asapnya semakin menjauh terbang di atas langit.
Ditemani dengan tabung putih kecil di genggaman tangannya yang menjadi penopang hidup dan matinya nanti. Serta tablet putih lainnya yang tersemat di jarinya membuat dirinya bisa tidur tenang tanpa pikiran apapun dan mimpi yang indah akan menghampirinya nanti.
Setelah menghabiskan gulungan putih panjang yang disebut namjoon sebagai penyelamat hidupnya itu habis, ia langsung menutup pintu balkon dan tirai jendela nya lalu pergi ke kasurnya, menutup dirinya sebatas dada dengan selimut koya miliknya. Dengan sekali hentakan dua butir pil putih itu mendarat telak di tenggorokkan nya langsung ia telan tanpa bantuan air putih. Tak lama setelah menelannya, akhirnya Namjoon menutup kedua kelopak matanya dengan perlahan diiringi senyum tipis dan air mata yang mulai jatuh menelusuri pipinya.
"Taehyung, gwenchana?" Sebuah tepukan hangat tersampir pada bahu kanan pemuda berkulit sedikit tan itu yang sedikit terkejut.
"Ah, aku kira siapa hyung" Taehyung ingin duduk namun dicegah oleh yoongi.
"Sudah, jangan merepotkan dirimu, berbaringlah hyung akan menemanimu" Taehyung hanya mengangguk dan mengikuti perintah yoongi. Yoongi ikut berbaring dan menaikkan selimut taehyung sebatas dada dan mengusap surai nya.
"Tidurlah, hyung disini" Ucap Yoongi hangat. Taehyung hanya mengangguk dan mulai menyamankan posisi nya untuk tidur.
"Besok hyung libur, jadi tenang tenanglah kami berada dirumah jika ada apa apa hubungi kami. Kami akan menjagamu taehyung" Ucapnya lagi. Taehyung menghadap kanan berpapasan dengan wajah dingun milik yoongi yang tertidur.
"Iya iya hyung bawel, bahkan aku tidak menyangka jika dirimu lebih bawel dari seokjin hyung" Mendengar hal itu, Manik yoongi yang awalnya tertutup langsung terbuka lebar layaknya mayat yang telah dikubur dan hidup tiba tiba. Itulah yang taehyung takutkan saat ini, senyum kotaknya luntur. Kali ini ia akan mengeluarkan aegyonya.
"Hyung, aku mohon jangan marah" Taehyung mengucapkannya sambil memperlihatkan puppy eyesnya. Yoongi terkekeh dan kembali memejamkan matanya.
"Tidurlah, aku menyayangimu" Dengan mendengar hal itu, hati Taehyung melongos lega. Akhirnya mereka tertidur dengan yoongi yang memeluk tubuh taehyung.
Namjoon bangun dengan mengeluhkan ginjalnya yang kembali kumat. Keringat dingin membanjiri wajahnya, selimut yang awalnya tertata rapi kini tergeletak tak bernasib di lantai kamarnya. Namjoon terus meronta menggigit bibir nya sendiri meredam suara isakkannya.
---------
05.00
---------Bahkan jam masih menunjukkan pukul lima pagi, dan dia sudah bergelut dengan musuh di hidupnya ini. Tak bisakah dirinya bernafas lega untuk sekali saja? Rasanya tidak mungkin Namjoon akan terus terusan mengalami hal ini. Ia pasti akan jatuh entah sedalam apa dan se-menyakitkan apa nantinya.
Namjoon tak sengaja membanting nakasnya hingga semua yang berada di atasnya terjatuh dan pecah berserakan. Namjoon terpaksa menjatuhkan dirinya di lantai kamarnya, meraba sesuatu tablet berisi pereda nyeri dan obatnya itu. Tidak Sedikit serpihan kaca yang menggores kulitnya menghasilkan goresan indah dan warna yang menarik disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight And Never Let Go
AcakCerita kedua di ff author . . . Maafkan aku jika aku mengambil jalan cerita hidup yang salah. Ini semua karena kalian yang mementingkan yang lainnya dibandingkan diriku. Aku merasa kalian menjauhi ku secara perlahan. Aku tak butuh harta untuk bahagi...