PART 42

1.8K 60 0
                                    

Budayakan vote dan comment nya 🤙

Cekidot aja dah yaa..👇👇

**************************


  Matahari telah siap ditempatnya, memberikan kehangatan bagi siapapun. Burung-burung kecil yang mendiami setiap pepohonan, dengan semangat mengangkut rerumputan kering untuk dijadikan sarang.

Berbeda dengan Elena yang masih bergelung dengan selimut dan ranjang king size-nya. Sudah lebih dari dua hari ia terbaring lemas di ranjangnya.

Bermula dari dua hari lalu, setelah malam yang manis itu, Gavin memaksa untuk berziarah ke makam Reno, sekaligus meminta ijin untuk menikahi Elena.

***

"Ayolah Sayang aku tak mungkin menemui Ayahmu seorang diri, aku membutuhkanmu berdiri disampingku saat aku berbicara dengan nya," paksa Gavin.

Mereka sedang menikmati sarapan mereka yang dua menit lalu diantarkan oleh pelayan hotel ini. Dan ya.. mereka memang bermalam disini, dan tidur bersama. Ingat hanya tidur bersama.

"Kupikir ini bukan ide yang bagus," tolak Elena sehalus mungkin, ia tak ingin Gavin berfikir dia anak yang durhaka, tapi sungguh ada alasan lain yang membuat wanita itu begitu takut ke makam Reno.

"Apa ada hal lain lagi yang kau sembunyikan?" Tanya Gavin tepat.

"Tidak, tentu saja tidak! Bukankah tadi malam aku sudah menceritakan segalanya padamu?"

"Lalu kenapa kau terkesan sangat tidak setuju dengan ideku ini?" Gavin menatap Elena dengan tatapan menuduh.

"Bukanya aku tidak setuju Gavin, hanya saja.. aku.. takut," kali tadi pria itu menatap Elena d Ngan tatapan menuduh kini Gavin menatapnya dengan tatapan seakan Elena manusia dari planet lain.

"Oh ayolah Sayang tak ada hantu disiang hari,"

"Astaga bukan itu Gavin! Kau tau sendiri Ayahku meninggal karena ak—"

"Ini semua takdir Sayang, berhenti menyalahkan dirimu sendiri, I'm with you okey?"

Dan disinilah Mereka disebuah komplek pemakaman yang berada dipinggiran kota.

Elena menahan langkahnya saat Gavin menghelanya untuk masuk ke pemakaman.

"Jangan takut Sayang," bisik Gavin meyakinkan wanitanya.

Masih dengan ketakutannya Elena, melangkah menyusuri setiap batu nisan yang ditumbuhi banyak rerumputan sintesis.

Tubuh Elena menegang, nafasnya tercekat saat kakinya berada disamping batu nisan bertuliskan Reno Wirawan. Semua kejadian masalalu itu kembali berputar dikepalanya, suara klakson truk yang memekakkan, suara teriakan Ayahnya, dan suara Rina yang meneriakinya melontarkan segala sumpah serapah kepadanya.

Suara-suara itu terngiang ditelinganya, seakan kejadian itu baru saja terjadi. Keringat dingin membasahi wajah Elena, dan ia merasa kakinya seperti jeli.

"Please be breath Honey," Gavin melingkarkan tangannya di pinggang ramping Elena, merengkuhnya menyalurkan segala kekuatan yang ia punya.

"Aku takut Gavin, truk itu terus membunyikan klaksonnya, dan teriakan itu—"

"Oke honey, jangan lanjutkan itu dan kita pulang sekarang!" Pria itu kembali menghela tubuh Elena pergi dari sana.

'aku berjanji akan selalu menjaganya Paman, memastikan hanya kebahagiaan yang akan ia terima setelah ini,' yang tanpa wanita itu sadari, sedari tadi Gavin telah mengucapakan janjinya kepada Reno.

My Bad Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang