PART 31

1.4K 55 3
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya.
Dimulmed Sam Smith, lagi suka aja lagu itu😁

Udahlah ya cekidot 👇👇

*****************************

Suara jeritan nyaring membuat Elena membuka mata, ototnya seakan tegang bahkan hampir putus. Kepalanya pening dan matanya perih karena terlalu banyak menangis.

"What are you doing?" Pekik Santi panik, dengan sedikit kasar ia meraih tubuh Elena berdiri dan membawanya ke sofa.

"Katakan apa yang kamu lakukan disana?" Lirik Santi ngeri pada lantai marmer.

"Aku-" Elena berdehem pelan berusaha menyamarkan suara seraknya.

"Apa kau mencoba mengakhiri hidupmu lagi?" Tanya Santi dengan wajah horor, ketakutan terlihat sangat nyata dimatanya.

"Tidak Tante, aku hanya-kelelahan." Wanita itu mencoba menenangkan tantenya dengan senyum manis yang sedikit dipaksakan.

"Dan kau pingsan tanpa ada yang menolong? Kalau bukan Tante yang datang sepagi ini siapa yang akan menemukanmu sayang? Astaga!" Santi menarik Elena kedalam dekapannya, kepanikannya membuat Elena merasa bersalah.

"Sudahlah Tante aku tidak apa-apa,"

"Bagaimana kalau kau tewas karena kedinginan? Atau kelelahan? Demi Tuhan Elena, kau pingsan dan tak ada yang menolongmu! Sekarang Kemasi barangmu dan kita akan kerumah Saga." Elena menarik dirinya dari rengkuhan hangat Santi.

"Kenapa aku harus berkemas?" Tanya Elena dengan tatapan curiga.

"Karena mulai hari ini kamu harus tinggal sama kak Saga!" Titah Santi.

"Aku nggak mau Tante," tolak Elena halus.

"Kenapa?"

"Karena kak Saga sudah punya kehidupannya sendiri,"

"Kalau begitu rumah Toni,"

"Aku nggak mau ngerepotin siapapun Tante,"

"Dan siapa bilang kamu ngerepotin Elena?" Sahut Santi sengit tak mau kalah dia benar-benar khawatir dengan keponakanya yang bandel ini.

"Tante please! Elena hanya mau tinggal disini, sendiri."

"Tapi kenapa? Kamu nggak ngerepotin siapa-siapa Elena, percaya sama Tante, kakak-kakak kamu akan senang kalau kamu mau tinggal dengan mereka," kini Santi lebih mencoba bersabar dalam menghadapi sifat keras kepala Elena, karena dia tau semakin dia memaksa maka Elena akan semakin menjauh darinya.

"Aku tau Tante, kak Saga bahkan Toni nggak akan nolak aku, tapi aku punya ego yang harus aku jaga Tante, aku nggak mau jadi beban kalian terus-menerus, aku bisa jaga diri aku, please Tante hargai keputusan aku." Santi menghela nafas pasrah dia tau Elena keponakannya yang cukup sulit digoyahkan keputusannya.

"Oke! Tapi ingat satu hal, jaga diri kamu baik-baik, dan kalau terjadi apa-apa telpon Tante atau Kakak-kakak kamu."

"Iya Tante,"sahut Elena lemah.

"Lalu kenapa matamu bengkak?" Tanya Santi masih dengan nada menuduh.

"Aku hanya- bermimpi dan.. menangis,"

"Oh Sayang, aku sangat berharap kau bisa lepas dari semua ini," dengan penuh kasih-sayang Santi menarik Elena dalam dekapan hangat, menghanyutkannya kedalam euforia kelembutan yang tak pernah ia rasakan selama ini.

***

Suara dentuman musik EDM menggema di ruangan luas ini, banyak tubuh meliuk-liuk dilantai dansa. Namun Gavin tak bergeming dari tempatnya. Pria itu duduk diam di ruang VIP dengan beberapa botol brandy yang sudah kandas.

My Bad Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang