PART 32

1.4K 62 4
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya!!

Warning ada adegan dan kata-kata sedikit kasar dipart ini!!!

Dimulmed itu lagu hasil nemu di YouTube 😂

Cekidot lah yaa👇👇👇

*****************************

"Kumohon siapun tolong aku?!"

Teriakan Elena semakin histeris saat Derry semakin intens menyentuhnya, meninggalkan jejak panas di leher, pundak dan di dadanya.

Apa Elena menikmatinya? Jawabannya No! Big No?!

C'mon orang gila mana yang menanyakan pertanyaan bodoh itu? Dia sedang dilecehkan, dan apa Elena harus menikmatinya?! Sejenak Derry menjauhkan tubuhnya, melepas kaos itu melewati kepalanya sebelum melemparnya ke sembarang arah.

"Derry aku mohon jangan lakukan ini?!" Teriak Elena frustasi namun syarat akan permohonan.

"Berteriak lah sayang, tak ada yang akan-" ucapan Derry terpotong, saat seseorang dengan kasar menarik lehernya dan menyeretnya menjauh dari atas Elena, meninggalkan wanita itu yang semakin histeris dalam tangisannya. Gavin. Pria itu tengah mencengkeram erat leher Derry, menyalurkan segala emosinya lewat tatapan mata tajam yang membara.

"Oh.. the hero is coming!" Gumam Derry mengejek disela nafasnya yang tercekat. Dengan sekali hentakan Derry didorong keluar kamar Elena, Gavin ingin menyelesaikan ini secepatnya, tapi tidak didepan Elena yang tengah shock atas diranjangya.

No!

Why?!

Itu lah kata yang tengah berputar diotak Elena.

"Kenapa dia?! Kenapa harus dia yang menyelamatkan ku?!" Teriak Elena, wanita itu bangkit dari tidurnya, melepaskan ikatan dipergelangan tangannya.

Setelah berhasil melepaskan diri dari dasi sialan itu, Elena mengunci diri di kamar mandi, saat ini ia hanya ingin sendiri meratapi nasib dan takdirnya.

"Dia akan semakin menjauhiku." Isak Elena pada dirinya sendiri. Masih dengan tangisannya Elena berjalan gontai mendekati wastafel, menatap pantulan dirinya yang terlihat sangat kacau, kaosnya sudah Tak berbentuk. Ada kissmark disekitar leher sampai bagian atas dadanya.

"Kenapa kau menghukumku-lagi?" Tanya Elena pelan pada pantulan dirinya di cermin.

"Aku membencimu?!" Elena meraih pot kramik berisi pohon bonsai super mini di ujung wastafel, dan melemparkannya ke cermin.

Suara benturan kaca dengan keramik itu terdengar seperti mengejek kemalangannya, dan berhasil melesakkan emosi Elena.

"Kau menjijikan Elena! Kau wanita hina yang tak pentas untuk laki-laki manapun?!" Teriaknya lagi, tangannya menyapu semua barang yang ada diwasfel tanpa mempedulikan rasa perih yang menyengat karena serpihan kaca ikut tersapu oleh tangannya.

Elena melesat ke bawah shower, menghidupkannya dengan deras. Ia jatuh terduduk masih dengan emosi yang menyesakkan dadanya. Dengan kasar ia mengusap bekas kissmark Derry.

"Mati saja kau Elena?! Kau tak pantas lagi hidup!" Desis Elena semakin kasar mengusap kulitnya, bahkan sekarang wanita itu mencakar kasar kulit leher dan dadanya. Tak peduli jika nanti akan meninggalkan bekas, malah dia akan lebih senang dengan bekas cakarannya sendiri dari pada bekas ciuman pria bajingan itu.

My Bad Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang