3. Cuti Sekolah

59 8 1
                                    

Pukul 17;40 masya kembali kerumahnya dengan wajah yang amat menyedih kan.

Bibir pucat, mata bengkak, dan wajah yang cantiknya begitu kusut.

Dia menekan tombol bel. Tak ada jawaban sama sekali. Dia menekanya lagi.

"Iya bentar..."
Ucap seseorang yang berada di dalam siapa lagi kalo bukan bi harti, pembantu di rumah besar Masya.

Ketika bi harti mbuka pintu,
"Astagfirullah non Masya!?"

Masya sama selkali tidak merespon dia hanya melangkah kecil untuk masuk ke dalam kamarnya.

Apa yang terjadi sih non?!tanya bi harti dalam hati.

Dia sangat sedih jika melihat majikan mudanya seperti itu.
Dia tahu klo Masya tidak pernah diperhatikan sama ortunya.

Bi harti takut jika nanti Masya salah pergaulan dan menjadi anak tak punya sopan santun seperti di jalanan sana.

Bi harti langsung menyiapkan makanan untuk makan malam Masya.

Dia mengetuk pintu kamar masya. Sama sekali tak ada respon. Lalu biharti memberanikan untuk membuka pintu.

"Non!?"

Namun didalam tak ada siapa siapa. Hanya suara angin.

"Non masya!?"

Terdengar suara di kamar mandi. Bi harti membuka pintu kamar mandi. Dan yang didapatinya adalah masya yang pingsan entah kenapa di bak mandinya.

"astagfirullah non bangun!?" wajah khawatir tercetak di muka bi harti.

........................................................................

Matahari telah terbit menunjukkan sinarnya. Membuat suara merdu berdatangan dari mulut burung.
Suasana di langit sangat berbeda dengan suasana di dalam rumah mewah nan megah.

Mata Masya terbuka menampilkan suasana kamarnya. Dia teringat kejadian di kamar mandi. Yaitu tiba-tiba kepala Masya begitu pening.

Lalu tanpa sadar dia terjatuh tepat di atas bak mendi yang telah ia nyalakan keranya.

Dan setelah itu ia tak ingat apa apa lagi. Sekarang tepat menunjukan pukul 8 pagi.

Dia berniat akan sekolah tetapi karena sudah terlalu siang dia libur tanpa keterangan lagi.

Dia turun dari ranjang tidurnya, lalu menghadap ke cermin. Lihatlah wajahnya sekarang begitu pucat pasi akibat kejadian akhir-akhir ini.

Dia mengambil bedak untuk menutupi bengkak yang ada di sekitar matanya.

Dan menggunakan lipstick untuk menutupi pucat bibirnya. Akhirnya mukanya menjadi cerah kembali.

Dia turun dari kamar dan tersenyum pada bi harti.

"Pagi bi..." sapanya

"Eh non sudah bangun?! Ayo sarapan dahulu non" ajak bi harti yang dibalas angukan oleh masya.

Setelah sarapan selesai, masya kembli ke kamar. Dia membuka ponselnya yang selalu dia nonaktifkan. Setelah dia nyalakan hpnya kembali, banyak telfon yang tak dijawab dan pesan yang masuk.

Siapa lagi kalo buakan dari sahabatnya Devan. Devan adalah sahabatnya sejak dari smp pertama masuk.

Masya membuka pesanya dari Devan. Masya mengerti pasti Devan kangen banget olehnya. Devan bilang setelah pulang sekolah dia akan datang kerumah masya.

Setelah membalas pesan dari devan terdengar seseorang berbicara di depan rumah. masya mendengarnya hanya sekilas. Lalu bi harti memanggilnya.

"Non Masya ada teman yang mau ketemu nih!?" teriak bi harti.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang