18. Bertemu?

7 3 0
                                    

#terkadang banyak yang ditakdirkan untuk bertemu, bukan untuk bersatu

Happy reading...

Ketika Masya memasuki cafe bersama Mila dan Devan yang ada dibelakangnya. Ada seseorang yang tidak sengaja menabrak Masya.

Brukk

Hampir saja Masya terjatuh, tetapi dia langsung menyeimbangkan badannya. Dia menatap cewek yang menabraknya. Cewek itu sangat tidak asing baginya, dia adalah orang yang dia sayang, yang dia cari-cari, yang dia kangenin, wajah datar yang selama ini dirindukannya, serta ketegasan wajah gadis didepannya ini.

"Kak Geva?!" Lirih Masya, sambil menatap cewek didepannya itu dengan wajah terkejut.

Cewek yang didepan Masya hanya menatapnya datar, dan dingin. Seperti tidak kenal, atau bahkan tidak mau kenal karena benci. Ya, cewek tersebut adalah,

"Kak Sasa?" kini giliran Devan yang langsung berada disebelah Masya bersama Mila. Masya terkejut lalu menatap Devan, dia tak habis fikir ternyata Devan kenal dengan kakaknya.

Sasa hanya menatap datar mereka bertiga, lalu berjalan ke samping Devan. Tanpa menjawab ataupun menyapa bahkan tersenyum, Sasa berjalan tanpa beban. Sedangkan Masya menatap sedu kepergian Sasa. Dia berlari mengejar Sasa keluar dari cafe.

"KAK? KAK GEV? TUNGGU" Teriak Masya, sambil berlari, Sasa hanya terus berjalan tanpa merespon ataupun menoleh.

"KAK? KAK GEVA KENAPA SIH? KENAPA KAKAK BERUBAH" Teriak Masya sambil mencekal lengan Sasa kuat. Terpaksa Sasa menoleh dengan wajah dinginnya.

"Kak geva, Masya kengen kenapa kakak pergi? Masya... Masya enggak punya siapa-siapa lagi" kata Masya Sedu, tetap saja Sasa hanya menatap Masya dingin.

"Gue bukan kakak elo" Respon Sasa, yang dingin, tajam, dan menusuk. Membuat Masya kacau setengah mati, dia tidak menyangka kakaknya akan seperti itu.

"Ap... Kak Geva bercanda kan, ini memang kakak! Masya tau kamu kakaknya Masya!" kata Masya masih dengan menaruh rasa kecewa.

"PERGI!"Perintah Sasa tajam dan keras, membuat Masya terkejut, dia menahan air matanya yang akan jatuh.

"Kak? Kenapa kakak beda?" tanya Masya sedu. Sasa tidak merespon pertanyaan Masya. Dia berjalan menuju tempat parkiran, lalu melajukan motornya urak-urakan.

"KAK?! KAK GEVA, KAKAK JAHATTT" teriak Masya sambil menangis, lalu terduduk di depan cafe, membuat pengunjung menatap kasian Masya.

Devan dan Mila berlari dan menarik Masya untuk berdiri. Tetapi Masya menolak, dia terus terusan Menangis. Sambil mencekram rok sekolahannya kuat.

"Dev? Kenapa kak Geva kayak gitu?" tanya lirih Masya.

"Udah Sya, mungkin kak Sasa lagi ada masalah." kata Devan sambil merangkul badan Masya.

"Ternyata yang elo bilang waktu itu, kalo gue sama kak Sasa yang dipanggil elo itu punya ikatan, itu benar"lirih Masya, sambil menghapus air matanya.

"Jadi dia beneran kakak elo?" tanya Devan penasaran, Mila yang disebelahnya pun penasaran, tapi dia hanya bisa diam. Masya mengangguk.

"Dev?" tanya Masya, membuat Devan menatap Masya.

"Apa?"

"Bantu gue ketemu kak Geva lagi"

.....


Seorang gadis mengendarai motor ninja warna hitamnya, tak tentu arah. Dia menahan sesak dan rasa rindu yang mengrogoti hatinya. Dia sangat-sangat rindu, tapi keadaan selalu memaksanya untuk tetap bertahan dengan kerinduan itu. Ya, gadis itu adalah Annastasya Gevanda Amalia.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang