#
"Lo cukup buat dia suka sama lo, atau paling enggak lo buat dia jauh dari target " kata seorang cowok yang memakai topi dan masker sehingga tidak diketahui siapa orangnya. Dia sedang berbicara dengan seorang cewek dengan rambut diikat dan menggunakan dress selutut. Mereka sedang berada di cafe.
"Gak usah lo suruh, karna gue emang suka sama dia. So apa rencana lo selanjutnya?" balas cewek yang memakai dress selutut sambil meminum jus pesanannya.
"Gue bakal buat dia menderita scara perlahan-lahan" ucap cowok itu sambil tersenyum sinis.
"Maksud lo?" tanya cewek itu dengan wajah penasaran.
"Liat aja tanggal mainnya" balas cowok itu dengan seringannya.
......
Feldi kini tengah menatap hamparan rumput yang bergoyang di sebuah danau, yang tenang. Karena disana hanya ada beberapa orang yang sedang berselvi, atau hanya menikmati semilir angin seperti Feldi. Feldi beralih menatap pinggir danau, lalu tersenyum getir. Terlalu banyak kenangan disini bersama Masya dulu.
"Maafin gue sya..." ucap Feldi getir. "Jujur gue masih sayang sama elo, maafin gue yang berengsek ini!"
"Gue terlalu egois, gue salah, gue penghianat, gue gak pantes buat lo, gue... Gue...gue terlalu naif" ucapnya kembali.
"Andai lo tau keadaan gue kemarin! Apa lo bisa nerima gue lagi? Gue terlalu bodoh, gue gak bisa jadi yang terbaik buat lo. Lo tau Sya? Satu hal yang paling gue sesali, mutusin elo. Mutusin elo adalah hal terberat yang pernah gue lakuin" ucap Feldi paru, feldi menusap wajahnya.
"Lo pantes bahagia sya. Lo pantea dapatin orang yang baik buat lo seperti Ardi. Walau dia sahabat gue, tapi asal lo bahagia sama dia gue rela. Karna lo berhak bahagia, gue tau masa lalu elo yang sangat suaram. Tapi gue malah nyakitin elo, gue gak bisa bahagian Elo. Gue malah menjadi benan di hidup lo. Masya! Bahagiaya ya! Sama Ardi! Gue sayang elo melebihi segalanya"
"Maafin gue yang gak bisa nepatin janji gue dulu. Yang selalu bersama, setia, dan bahagiain elo. Karna gue brengsek, maafin gue. Mungkin 1000 kata maaf tidak bisa menyembuhkan luka lo, tapi gue bisa apa? Semua udah terjadi" terusnnya tanpa sadar air matanya keluar dan menetes.
"Lo berhak bahagia,! Gue sayang elo Sya" katanya kembali, lalu berjalan pergi dari danau menuju parkiran motor, Untuk pulang.
Dan tanpa sadar sedari tadi dia sedang diawasi oleh seseorang. Orang itu mengenggam tangannya erat, lalu tersenyum sinis.
"Lo gak bisa pergi semudah itu, Lefanus Feldino" ucapnya sinis.
.....
Masya berjalan menuju gerbang rumah megahnya. Dia habis pergi dengan Devan ke pantai untuk menyegarkan diri. Ketika dia sampai di depan pagar, dia terkejut kerena melihat gerbang rumahnya terbuka dan di halaman rumahnya terdapat sebuah mobil mewah. Masya berlari untuk melihat siapa yang masuk ke rumahnya tanp izin.
Dia terkejut melihat pintu rumahnya juga terbuka dan di ruang tamu, sudah ada kopernya dan barang-barang miliknya.
"Anjir... Siapa yang ngeluarin barang-barang sama baju-baju gue" ucapnya pada dirinya sendiri.
Tak lama ada suara ketukan sepatu memuruni anak tangga rumah Masya. Betapa terkejutnya Masya melihat cewek itu. Cewek itu memakai dress sepahanya, bahkan menurut Masya dia berpakaian sangat terbuka. Cewek itu turun sambil tersenyum miring kearah Masya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen FictionMasyanda Gya Amalia, cewek yang mempunyai segudang masalah. tapi dia selalu mencoba untuk kuat menghadapi apapun. Dia selalu bilang pada diri sendiri bahwa dia akan kuat menghadapi ini semua, dia bukan cewek yang lemah. pacarnya'dulu' sudah memutusk...