21. Dia bisa!

14 3 0
                                    

#suatu hal jika kita lakukan bersama, maka tidak akan ada sesuatu yang tak mungkin. Hanya butuh suatu pendirian supaya tak goyah. Tak butuh janji hanya sebuah pembuktian!?

"Sya? lo kok disini?" Tanya seorang cowok, sambil berjalan menuju tempat Masya berdiri.

"Em..eh gue? Gue cuma nyari angin" kata Masya gugup seraya menyilakan rambutnya.

"Cari angin kok bawa koper segala sih.." kata cowok tersebut sambil terkekeh melihat wajah merah Masya.

"Gue...gue diusir" ucap Masya sambil menunduk. Cowok itu terkejut, lalu menatap Masya intens.

"Loh kok bisa?" tanya cowok itu sambil mengelus-elus bahu Masya.

Masya hanya diam menundukkan kepalanya, dan cowok itu sadar bahwa cewek yang di depannya ini menahan tangis. Terlihat dari bahu dan pundaknya yang naik turun.

"Sya lo nangis?" tanya cowok itu basa-basi. Lagi-lagi Masya tidak menjawab. Cowok itu langsung memeluk Masya erat.

"Udah Sya, ada gue disini! lo bisa anggap gue sahabat lo. Lo bisa gunakan gue sebagai tumpuan lo, supaya lo gak sedih" ucap cowok itu seraya mengelus rambut Masya. Karna Gue gak bisa liat lo sedih kayak gini-terusnya dalam hati.

Masya membalas pelukan cowok itu dengan erat. Lalu menangis di dadanya, cowok itu berusaha menenangkan Masya.

"Gue udah gak punya apa-apa lagi Erl," kata Masya sesenggukan, cowok itu hanya diam tak menanggapi. Dia membiarkan Masya berbicara meluapkan semua unek-uneknya.

Cowok itu adalah Ersen. Untung dia datang tepat waktu. Kedatangannya membawa kehangatan untuk Masya yang sedang membutuhkannya.

"Sekarang lo ikut gue!" pinta Ersen, sambil melepaskan pelukannya, Masya mengangguk.

Ersen mengangkat koper dan satu kardus milik Masya ke dalam bagasi mobil nya. Tak lupa dia membukakan pintu masuk untuk Masya. Masya menurut dia masuk kedalam mobil mewah milik Ersen ini.

Ersen melajukan mobil mewahnya menuju apartemen nya.

....

"KALIAN ITU CUMA GENG MOTOR!" Bentak Sasa kepada teman-temannya. Sungguh sekarang amarahnya begitu memuncak, ditambah permintaan dari teman-temannya ini.

"Tapi sa, kita juga bisa membantu lo kalo kita kerja sama!" kata Faiz, salah satu anggota geng viktor.

"KALIAN ENGGAK TAU BAHAYANYA DUNIA HITAM, DAN CUMA GUE YANG TAU." bantah Sasa sambil memukul meja yang berada di depannya sampai kaca meja itu pecah.

"Gue tau! Jika pasukan lo ditambah kita, gue yakin masalah akan selesai dengan cepat sa!" sakras Faiz, dengan tatapan tajam.

Sasa menatap Faiz, dia melihat ada gejolak keyakinan yang membara di matanya. Sasa mengusap wajahnya, sebenarnya dia hanya tidak ingin membahayakan teman-temannya itu. Bagi sasa teman-temannya itu sangat berarti baginya, dia tidak bisa membayangkan jika ada salah satu dari mereka yang tewas karena kelalaian Sasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang