7 : Penghuni ke empat.

58 17 68
                                    

Yo... hai kawan kawan semua!
Happy reading yah! 🤗

***

Kecanggungan melanda dua insan yang sedang berdiri di depan perpustakaan. Gadis itu merasa dirinya menjadi kacang dadakan, sedangkan si lelaki merasa dirinya menjadi nyamuk gentayangan. Kedua pasangan ini hanya diam, eits, tidak bisa disebut pasangan, sebab mereka tidak memiliki hubungan apapun.

Kenapa si Arul bego itu harus bawa kami ke tempat ini? Malah minta ngomong berdua sama Hilwa doang lagi. Kan gue jadi nge-gaje di sini elah ... tau gini mending gue tinggal di kelas aja dah.

Seperti biasa, Zeline ribut sendiri dalam pikirannya. Sampai tak menyadari bahwa lelaki di sampingnya memperhatikan setiap raut wajahnya yang berubah-ubah.

"Ekhem." Al berdehem. Zeline menoleh.

"Apaan? Tenggorokan lu gatal?" tanya Zeline spontan.

"Gak," jawab Al datar.

Diam lagi.

Zeline terus memelintir ujung jilbabnya.

Ah! Ngeselin banget dah. Reflek Zeline menendang keras batu di hadapannya. Batu tersebut terpental ke salah satu tiang besi hingga menghasilkan suara yang nyaring.

Al terkejut.

"Arul gila! Mana lama amat lagi. Ngomong apaan sih lama banget. Kan gue jadi kuker di sini," ceplos Zeline.

"Lu bikin gue terkejut aja dah, itu batu lu tendang pake kekuatan apa sampe mental ke sana?"

"Kenapa? Suka-suka gua dong. Ah, kesal gue lama-lama di sini kayak patung aja." Zeline beranjak pergi.

"Oii. Mau ke mana lu? Cewek Hulk!" panggil Al yang mengikuti Zeline dari belakang.

Langkah kaki gadis itu otomatis terhenti saat mendenger lelaki di belakangnya memanggilnya dengan panggilan mengesalkan itu.

"Apa lu bilang?" Zeline memutar tububnya berbalik.

"Apa?" tanya Al dengan ekspresi wajah tanpa dosa.

"Hulk lu bilang?" tatap Zeline tajam.

"Iya, kan lu kuat tuh," jawab Al dengan ekspresi datar.

Hap!

"Cewek itu gak baik main kekerasan." Al menahan tangan Zeline yang mengepal hendak meninjunya.

Dengan sekali hentakan Zeline melepaskan tangannya dari genggaman Al.

"Ini hidup gua. Suka-suka gua!" Zeline berbalik jalan. Sementara Al mengikuti dari belakang.

"Lo masih belum sembuh ya? Tangan lo ga sekuat malam itu." Kini Al mensejajarkan langkahnya dengan gadis berwajah oval dengan pipi chubby itu.

"Buat apa lu nanya nanya. Urus aja tuh temen lu yang nama nya Bagus! Sangking bagus nya nama dia kelakuannya kayak begitu. Jadi cowok cemen banget!" omel Zeline.

New DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang