22 : Olimpiade Biologi

17 5 7
                                    

Dua gadis yang masih berseragam sekolah berjalan cepat menyusuri koridor yang panjang. Satu memakai rok pendek dengan rambut digerai. Sedang yang lainnya memakai hijab yang menjulur menutupi dada.

"Zeline, tunggu!" panggil Hilwa.

Kedua gadis itu berhenti. Ya, mereka Acha dan Zeline.

"Gue ikut lo, ya?" pinta Hilwa.

"Jangan ikut. Yang gue perlu itu Zeline." Belum sempat Zeline menjawab, Acha langsung bicara.

"Kenapa dia gak boleh ikut?" tanya Zeline dengan dahi mengerut.

"Karena kita sekarang mau ke ruang guru. Bu Yan panggil elo tadi. Udah ayo!" Acha melanjutkan langkahnya.

"Hah? Bu Yan? Hil, gue pergi dulu ya. Lo pulang duluan aja sama yang lainnya ya." Zeline langsung berlari kecil menyusul Acha.

Dengan wajah lemas Hilwa meng-iyakan. Lalu melangkah gontai ke arah yang berlawanan dengan Zeline.

***

Acha dan Zeline memasuki ruangan. Mereka berjalan menuju meja Bu Yan.

"Ini, Bu. Zelinenya sudah saya panggil."

"Terimakasih, Acha. Ayo duduk!" Bu Yan mempersilahkan mereka duduk.

"Kalau begitu saya pamit, Bu." Acha salah mengerti perkataan Bu Yan.

"Kalian berdua duduk maksud saya."

Dengan sedikit canggung keduanya duduk di dua kursi yang langsung berhadapan dengan Bu Yan.

Bu Yan menjelaskan maksud dirinya memanggil Zeline. Selama Bu Yan menjelaskan Acha melirik Zeline sesekali dengan tatapan tidak suka sambil mengepalkan tangannya.

"Jadi karena saya sendiri melihat hasil ujian mata pelajaran biologi kamu bahkan lebih tinggi dari acha, saya ingin agar kamu mewakili sekolah kita. Kamu yang akan didaftarkan untuk Olimpiade biologi tingkat kota. Bagaimana? Apa kamu mau?"

Zeline terdiam sejenak untuk berpikir.

Kayaknya kalau gue ikut, kak Acha bakal lebih dendam lagi sama gue. Gue sama Cassie aja belum tau kak Acha punya motif apa berbuat usil ke gue waktu itu. Tapi kalau gue tolak, Bu Yan pasti akan tetap bujuk-bujuk gue, batin Zeline.

"Hmm," gumam Zeline yang terdengar jelas oleh Bu Yan dan Acha.

"Acha sendiri sudau setujukan kalau kamu digantikan oleh Zeline?" tanya Bu Yan memastikan.

"Ah, ya. Tentu," jawab Acha singkat dengan senyuman palsunya.

"Baik kalau begitu, Bu. Saya mau ikut lombanya." Zeline telah memberi keputusan yang membuat Bu Yan tersenyum senang.

"Nah, kalau begitu mulai besok siang kamu sudah bisa belajar ya. Nanti akan belajar langsung sama saya di ruang khusus yang kosong."

"Memangnya lombanya kapan, Bu?"

"Dua minggu lagi, Zeline. Oh ya, Acha kamu sudah bisa pulang dan beristirahat di asrama ya. Terima kasih sudah memanggilkan Zeline."

Dengan senyuman yang dipaksakan Acha bangkit lalu berpamitan.

Sesampainya di luar ruangan. "Lihat aja, Bu Yan. Ibu akan menyesal karena lebih milih junior baru itu." Acha menggigit kukunya keras.

***

"Dari mana aja sih, lo?" sambar Cassie dengan melemparkan bantal ke wajah Zeline yang baru saja memasuki kamar. Suara gelak tawa Hilwa dan Lika langsung terdengar menyebar memenuhi ruangan.

"Cass!" Zeline membalas dengan mengambil kembali bantal lalu memukul Cassie. Namun Cassie mengelak dan berlari ke sekeliling kamar.

"Setiap hari aja deh kalian kayak gini. Lucu haha." Lika tertawa terbahak.

"Aduh, jangan lari sampai naik ke atas kasur dong, Cass." Hilwa mengaduh karena Cassie malah naik ke kasurnya dan dia ikut terkena pukulan bantal dari zeline. Sementara Lika menikmati tontonan itu dari bawah sambil menyisir rambut.

Lika yang asik menyisir rambut tiba-tiba saja mendapatkan serangan bantal dari atas.

"Aaaa aduh, ihhh kalian ya." Wajah Lika kesal sesaat. Lalu setelahnya mereka berempat tertawa serempak.

Setelah Zeline mengganti seragamnya dengan baju santai ia duduk di atas kasur Cassie. Hilwa juga ikut turun dan duduk di atas kasur Lika. Kasur Lika dan Cassie sudah menjadi tempat nongkrong bagi mereka.

[Note: beginilah tempat tidur mereka berempat yang diapit sehingga berdempet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Note: beginilah tempat tidur mereka berempat yang diapit sehingga berdempet. Zeline dan Hilwa di atas. Sedangkan Cassie dan Lika di bawah. ]

"Jadi tadi kenapa si Acha sok cantik itu panggil lo?" Cassie langsung to the point.

Zeline menceritakan semuanya secara detail. Setelah mendengarkan cerita Zeline Lika dan Hilwa memeluk Zeline senang.

"Selamat ya, Zel. Semangat belajar buat lombanya," sorak dua gadis itu.

"Kok Cassie diam aja? Bilang selamat dong," ucap Hilwa bingung. Mereka bingung dengan wajah cassie yang terlihat sedang berpikir.

"Tunggu dulu. Ini gak baik," sanggah Cassie.

***
Hai Rici up nih!
Yuhuuu

Sorry for typo
Vote dan kritik saran ya guys...

Salam
RiciLight

Sunday, 20 okt 2019, 20:56 WIB








New DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang