Cahaya matahari keemasan pukul lima sore membasuh wajahku, seraya mobil bak terbuka itu terus melaju di jalanan jelek tak beraspal. Kalau aku melongokkan kepala, aku dapat melihat tanah lembab yang sisi-sisinya ditumbuhi rerumputan hijau. Mobil bak itu memaksakan diri bahkan ketika melewati jalanan yang terlalu berlumpur, tapi kondisi mobil memang masih baik-baik saja.
Dari kejauhan, mungkin sekitar dua atau tiga meter dari jalan tempat mobil melaju, aku dapat melihat kambing-kambing sedang menikmati makan malamnya. Bau kambing dan rumput segar menjadi satu dan menusuk hidung, tapi aku tidak keberatan. Ini lebih baik. Lebih baik daripada tetap di rumah, larut dalam dosa yang rasanya sudah terlalu berat untuk diampuni.
Masa depan yang misterius…, banyak yang bilang kemisteriusan itu yang membuat masa depan begitu mengerikan. Tapi aku, aku lebih takut pada masa laluku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deadly Duo
Misterio / SuspensoTanjung Senja mencatat dua rekor baik; daerah dengan matahari terbit-terbenam paling indah di seantero negri dan desa tanpa satu pun catatan kejahatan. Ryan dan Vania minggat ribuan kilometer dari rumah untuk mencari kedamaian di Desa Tanjung Senja...