ryan - 0

100 21 5
                                    

Sudah berjam-jam aku duduk di bak mobil yang terbuka, dengan bokong yang sedikit gatal karena menduduki beberapa helai padi kering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah berjam-jam aku duduk di bak mobil yang terbuka, dengan bokong yang sedikit gatal karena menduduki beberapa helai padi kering. Sudah berjam-jam pula mobil ini melaju, hanya sesekali berhenti untuk mengisi tangki bensin, atau ketika si pengemudi ingin membeli air minum. Kami sudah melewati sawah, padang rumput, sungai, muara, lalu tiba di…

Desir ombak mulai terdengar dari kejauhan. Matahari terbenam menaungi kami tepat di atas kepala, tak terhalang apapun. Begitu luas, cantik, dan penuh harapan.

Ah, bicara soal harapan. Jauh-jauh ribuan kilometer maherat dari rumah, aku dan Vania pergi mencari harapan baru. Meninggalkan kesalahan di masa lalu yang tidak lagi bisa diperbaiki. Aku dan Vania menjauh ribuan kilometer, untuk mencari matahari terbit dan terbenam paling indah yang ada di bumi.

Saat sedang tenggelam dalam jutaan harapan, si pengemudi menghentikan mobilnya di depan gerbang sebuah desa. Desir ombak terdengar begitu jelas sekarang, semerbak harum laut kentara tercium di hidung. Bersama dengan itu, hiruk-pikuk warga desa terdengar bising, namun menyenangkan. Beberapa orang menghampiri mobil bak yang kami tumpangi, kebanyakan anak-anak kecil. Heran dan bertanya-tanya, siapa kami?

“Nak Ryan, Nak Vania, selamat datang di Tanjung Senja!” seru si pengemudi riang.

Deadly DuoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang