Chapter 9

26 8 3
                                    

Sama seperti sebelumnya, Iri melewati portal waktu layaknya melintasi pintu kemana saja. Dalam satu langkah, ia sudah berpindah tempat dan menapaki jalan berbata di bawah hamparan langit hitam yang luas. Terlihat kilau bintang berkelap-kelip menghiasi kegelapan angkasa di Memori Masa ini.

Tak ada yang berbeda antara tempat ini dengan tempat Kako sebelumya. Hanya langitnya saja yang lebih kelam. Sisa-sisa benteng dan bebatuan, juga pembatas antar jalanan Iri dengan gumpalan awan yang tebal masih Nampak sama.

“Ayo, Iri. Kita harus segera bertemu Sang Masa Kini.”

“Ah! Uhm.” Iri mengangguk dan langsung menyusul Ren di depannya. “Hei, Ren. Ngomong-ngomong, siapa nama Penguasa Waktu yang akan kita temui?” tanya Iri penasaran.

“Namanya Ima. Dia adalah Ratu dari Masa Kini,” jawab si anak.

“Apakah dia sama seperti Kako?” Iri bertanya lagi.

Ren mengndikkan bahu. “Aku tidak tahu. Aku belum pernah bertemu Tiga Penguasa Waktu. Ini pertama kalinya bagiku.”

“Apa Tiga Penguasa WAktu tidak pernah ditemui oleh siapapun? Apa kalian—para Anak Waktu—tidak pernah sekalipun mendatangi tempat ini?”

Poni pirang itu melambai-lambai menutupi sebelah mata Ren saat ia mengangguk. “Ini adalah wilayah yang suci, yan tidak boleh seorang pun datang kemari kecuali mereka yang terpilih dan mendapat ijin dari Era dan ketiga Penguasa Waktu. KArena apa yang dijaga di sini terlalu rawan jika diketahui—bahkan oleh makhluk-makhluk yang ada di Dimensi Masa.”

“Permata Masa?” Iri menerka apa yang dimaksud Ren akan sesuatu yang dijaga di Memori Masa ini. Dan, ia pun mendapat anggukan sekali lagi.

Iri ber-oh panjang. “Tapi, bagaimana kau bisa tahu kalau Kako adalah salah satu dari Tiga Penguasa Waktu, padahal kau belum pernah menemuinya?”

Ren merasa gadis di sampingnya ini sedang berada dalam kondisi di mana keingintahuannya menggebu-gebu, sampai segala hal dijadikannya pertanyaan yang harus mendapatkan jawaban. Sebagai Anak Waktu yang harus mendampingi Gadis Waktunya, Ren menjawab semua pertanyaan itu sebagai informasi Iri. Barangkali, itu bisa membantunya. “Tentu saja aku tahu. Tiga Penguasa Waktu memiliki aura yang berbeda dibanding makhluk-makhluk lainnya. Mereka memliki eksistensi aura yang sangat kuat. Aura yang menunujukkan dengan tegas bahwa merekalah sang penguasa.

“Aku tidak bisa menjelaskan secara detil aura seperti apa yang terasa dari Tiga Penguasa waktu—karena itu memanglah hal yang tak terjelaskan. Yang jelas, kau tidak perlu khawatir aku salah orang, karena Anak Waktu memiliki kemampuan lebih demi menjaga waktu yang dimiliki oleh kalian—para manusia.”

Iri mengangguk paham. Mereka terus melanjutkan perjalanan tanpa lagi berbicara. Ren terlalu sibuk memandangi jalan di depan, sedangkan pikiran Iri melayang entah kemana saat kepalanya mendongak memperhatikan angkasa.

“Tunggu!” Ren sekonyong-konyong berseru membuat Iri tersentak dari lamunannya.

“A-Ada apa?” Iri bertanya khawatir. Perasaannya tidak enak.

Ren mengedarkan pandangan. Jalan setapak ini cukup kecil, tapi apa yang ada di samping kiri dan kanannya adalah tempat yang tidak memiliki ujung, alias sangat luas. Ia kesulitan memprediksi dari mana arah aura aneh yang ia rasakan ini berasal.

“Ren, apa ada sesuatu?” Iri bertanya sekali lagi.

“Aku tidak tahu, Iri,” jawabnya sambil memunculkan kembali senjata di tangannya. Kakinya melangkah perlahan. “Tetaplah di dekat—“

“REEN!”

Teriakan Iri membuat Ren reflek membalik badan, dan menghadap ke sekurumunan hewan mirip serigala, namun dikelilingi api biru dan bayangan hitam di setiap bulunya. Anak lelaki itu melihat Iri berdiri diam beberapa langkah darinya, saat kerumunan makhluk itu mulai berlari ke arahnya.

“Iri!” Dengan sigap, Ren melompat dan berdiri di depan Iri. Serigala itu melesat sangat cepat. Ren bahkan sempat terpental saat berusaha menangkis serudukan dari hewan aneh tersebut.

Iri berteriak panik. Tidak berselang waktu lama, serigala yang lain berlari dan melompat kea rah gadis itu dan membuatnya membeliak. Ren tidak membiarkan dirinya terjatuh lama-lama, dan langsung melempar senjatanya ke arah serigala yang hampir menerkam Iri. Anak itu lantas melompat tinggi dan jatuh tepat di atas punggung serigala yang terluka itu.

Ren mencabut pedangnya, dan mengganti sasarannya dari samping tubuh si serigala ke leher dan membuat sabetan panjang di sana. Memancarkan aura hitam dan memusnahkan sang hewan.

Ren turun dari tubuh makhluk yang mulai menghilang menjadi butiran debu itu, dan melihat sekelilingnya. Ugh! Makhluk ini terlalu banyak! Ren tidak akan mampu menghadapi mereka semua sendirian. Perbandingan kekuatan dan fisiknya terlalu jauh.

Aneh sekali. Kenapa makhluk-makhluk liar bisa sampai di tempat suci Memori Masa ini?

“Iri, kita harus pergi dari sini! Mereka terlalu kuat dan jumlahnya terlalu banyak.”

“Tapi, kemana kita harus pergi!? Jalan setapak ini cuan mengarah ke Gerbang Waktu, bukan?” seru Iri.

“Kalau begitu kita lari ke sana!”

Ren dan Iri berbalik dan melangkahkan kaki secepaat yang mereka bisa. Serigala itu benar-benar cepat. Kedua orang itu merasa percuma karena segerombol makhluk itu tetap saja berhasil menjangkau mereka.

Namun, tepat sebelum cakar-cakar tajam si hewan mencabik tubuh mereka, lubang hitam kebiruan, dengan pantulan bintang muncul di bawah mereka. Untuk yang kesekian kalinya, mereka terjatuh dalam lubang teleporatsi yang diciptakan Penguasa Waktu.
++++

Tubuh Rend an Iri membentur ubin hitam kemerahan dengan tak cantiknya. Padahal, baru beberapa saat yang lalu Iri mengistirahatkan badan remuknya, dan sekarang ia harus menerima lagi rasa sakit pada bagian yang sama karena terjatuh dari tinggi yang cukup luamayan.

“Akhirnya kalian datang juga ke Memori Masa ini.”

Suara seseorang membuat mereka segera bangun dari posisinya dan menghadap pada sang empu. Seorang wanita berzirah dengan balutan kain merah di baliknya berdiri dengan gagah tak jauh di depan sana. Wanita yang ia yakini sebagai ratu dari Masa Kini terlihat anggun dengan gaun merah menyalanya, sekaligus terlihat garang dengan sebilah ombak yang tercengkeram di salah satu tangannya.

Wajah oriental itu terlihat cantik dengan rambut coklat panjang yang terurai. Sebuah tiara pada kening menghias dengan cantiknya. Ia berkata, “Selamat datang di wilayahku, Iri Frost. Namaku Ima, salah satu dari Tiga PEnguasa WAktu, yang menjaga Masa Kini,” tuturnya. Ia mengulurkan tangannya yang terbebas, dan memunculkan sesuatu di atas telapak tangannya.

Pita-pita transparan kemerahan berputar-putar membentuk benda yang tengah dicari kedua orang itu. Permata Masa.

“Benda ini yang kalian cari, bukan?” katanya. Membuat Rend an Iri seketika berbinar-binar melihatnya.

Ren dengan sigap menjawab, “Benar, Yang Mulia Ima. Kami mencari Permata Masa yang Anda miliki untuk membantu kami dalam perjalanan mencari Inti Waktu yang dicuri.”

Ima menggenggam permata itu dengan sangat erat. “Aku akan memberimu permata ini …,” ucapnya. “tapi dengan satu syarat.”

“Apa syaratnya, Yang Mulia?” tanya Iri berhati-hati.

“Kau harus melewati ujian dariku terlebih dahulu.”

Iri sontak terdiam dan meneguk air liurnya sendiri. Ujian? Apa ia akan dijatuh-bangunkan dalam ruang waktu lagi seperti yang Kako lakukan sebelumnya? Oh tidak! Membayangkannya saja sudah membuat kedua kaki Iri lemas. Gadis itu sudah cukup lemah dengan ujian pembuktian yang Kako berikan. Apa sekarang ia harus mendapatkannya lagi dari Ima?

Ren bertanya pada Sang Ratu, ujian seperti apa yang akan mereka lakukan, namun Ima menjawab, “Tidak. Bukan kalian yang akan melakukan ujian, tapi hanya Iri seorang.”

“Eh?” Iri dan Ren kompak reflek bertanya tak paham.

Ima mengacungkan tombaknya pada Iri dan berjalan mendekat. Iri yang merasa terancam memundurkan langkah beberapa kali sambil terus memperhatikan ujung tajam dari senjata yang bisa saja menohok lehernya secara tiba-tiba.

“Iri Frost, Gadis Waktu pilihan sang takdri, kau akan menjalankan ujian dariku mulai dari sekarang!”

Ima mengayunkan tombaknya secara horizontal. Menghembuskan angin kencang yang mendorong tubuh Iri ke belakang. Tepat ke lubang jendela pada dinding, hingga membuat Iri terjun bebas dari atas menara.

+++++

ZERO : The Lost Time #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang