Chapter 29

23 7 0
                                    

Era melemparkan tombak-tombak cahaya miliknya ke arah Iri yang tengah diselimuti oleh serbuk keemasan bercampur sinar semerah darah. Namun, benda-benda tajam itu sama sekali tidak bisa menyentuh sang gadis. Perisai dari Inti Waktu yang mengelilinginya membuat Iri terlindungi dari serangan-serangan saat proses penerimaan kekuatan.

Era kesal. Ia melakukan segala cara untuk menghentikan Iri bertransformasi. Namun, semuanya sia-sia. Sama seperti sebelumnya, semua serangan itu terpantul atau menghilang setengah meter sebelum menyentuh si gadis.

Iri sendiri pun tak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Mengapa setelah Ten menggabungkan Inti Waktu dan Permata Masa Kini, dirinya tiba-tiba memancarkan cahaya, dan hasil penyatuan mengalir kepadanya.

Rambut pendeknya berterbangan ke atas seakan-akan tak ada gravitasi di ruang ini. Kakinya juga tidak menapak satu meter di atas tanah. Cahaya-cahaya itu mengeluarkan lidah-lidahnya dan mulai mengitari pelan beberapa bagian di tubuhnya.

Perlahan namun pasti, helai-helai kain yang menempel pada tubuh Iri menguar menjadi gemerlap cahaya. Berganti dengan kain baru yang menutupi mulai dari tubuh atas hingga kakinya.

Sebuah pakaian putih tanpa lengan menutupi badan rampingnya hingga sebatas paha. Pada bagian pinggang, terdapat pengikat berwarna putih merah, dihiasi oleh kain putih yang membentuk seperti rok namun hanya menutupi sampai sisi tubuhnya saja--dan dilapisi oleh kain merah yang lebih pendek dari bagian putihnya.

Sebetulnya boot selutut berwarna merah menghiasi kaki jenjang Iri. Kaki kirinya terpasang stocking jaring-jaring yang lebih panjang dari bootnya.

Cahaya-cahaya itu masih meliak-liuk. Kini, mereka merubah tangan Iri yang tak terlindung menjadi berhiaskan lengan coklat dari kulit yang panjangnya hampir menyentuh pundak. Sedangkan, lengan kirinya terpasang besi semacam armor dari kuningan.

Era dan Ten mulai bisa melihat jelas perubahan drastis pada gadis itu. Sang anak waktu terlihat lega, tetapi tidak dengan Era yang makin diliputi kebencian dan amarah. Apalagi, saat melihat semua serangannya tak ada satupun yang mempan.

Iri dengan hati-hati menginjak kembali ubin di bawahnya. Ia kemudian menunduk dan memperhatikan baik-baik dirinya yang sudah berubah total. Bahkan, surai coklat pendek lurusnya yang jatuh menutupi mata, kini telah berubah menjadi merah maroon dan sedikit ikal.

"A--apa yang terjadi padaku?!" tanya Iri keheranan.

"Kau mendapat kekuatannya, Iri! Kau pasti bisa mengalahkan Era sekarang!" sahut Ten dengan penuh percaya diri.

"Sombong sekali kalian!" Era berteriak marah. "Aku tidak dapat dikalahkan oleh siapapun! Aku Ratu di Dimensi ini. Aku yang mengatur waktu kalian! Aku bisa menghentikan waktu itu sekarang juga agar kalian semua tidak menggangguku!"

Iri tidak menjawab. Bukan karena ia takut atau apa, tapi benda merah mirip Permata Masa Kini yang berukuran lebih kecil melayang turun di depannya. Tanpa sadar, sang gadis mengadahkan tangannya, dan membuat Permata itu mendarat di atas kulit kecoklatannya.

Permata Masa itu tiba-tiba pecah, dan berpencar menjadi serpihan cahaya yang berputar-putar di sekitar Gadis Waktu. Iri masih belum menurunkan tangannya, dan terus memperhatikan gerak-gerik sihir itu. Iri tidak yakin, tapi cahaya bak kunang-kunang itu seperti tengah membentuk sesuatu yang panjang dan di tangannya. Sesuatu yang besar, yang semakin lama bentuknya semakin jelas dan Iri semakin yakin pada tebakannya.

Iri mendapat busur baru. Ya, itu yang kini ia genggam setelah cahaya-cahaya itu lenyap. Busur emas dengan beberapa bagian berwarna silver terlihat lebih besar dari miliknya sebelumnya. Ukirannya pun berwarna merah terang dan membuatnya sangat mencolok. Iri benar-benar terpana hingga lupa bahwa lawannya tadi baru saja mengancam.

ZERO : The Lost Time #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang