bagian 5

151 10 34
                                    

Jam menunjukkan 21:00 WIB. Aku yang sudah bersiap untuk tidur, setelah berkutat dengan setumpuk buku pelajaran. Haus menyinggahi tenggorokanku, terpaksa ku keluar dari kamar menuju dapur untuk membasahi tenggorokanku. Setelah  duduk  dan meneguk segelas air beberapa kali hingga akhirnya habis, aku berjalan menuju kamar.

Terdengar samar suara papa dan mama yang berada di ruang keluarga. Aku menghentikan langkah.

"ma, mama mengertikan. Mama harus ikut papa pergi ke Bandung menjalankan bisnis yang papa kelola di sana" ucap papa. Mama hanya terdiam

"ma..." ucap papa yang berharap besar kepada mama untuk mengatakan "iya"

"baiklah pa" ucap mama. Papa langsung tersenyum

"kalau gitu sekarang kita siap-siap, besok pagi kita berangkat sekalian pamitan pada anak-anak. Mereka sudah besar, mungkin mereka akan mengerti juga" ucap papa.

Aku yang dari tadi mendengar perbincangan mama dan papa hanya mematung dengan air mata yang jatuh dengan sendirinya. Tanpa sepengetahuan mereka aku segera pergi menuju kamar.

Ku hempaskan tubuhku pada kasur dengan bantal yang sudah basah dengan air mataku.

"apa gunanya, apa artinya, apa ada yang mengerti?" ucapku lirih disela tangisan

"semua tak ada yang mengerti. Apakah dengan senyuman, mereka percaya bahwa aku baik-baik saja? "  ucapku

A

ku beranjak ke kamar mandi mengambil wudhu. Keluar dengan suasana hati tenang.

Aku duduk  di atas sajadah yang telah aku siapkan lalu membaca ayat demi ayat Al-Qur'an untuk mencari ketenangan.

.
.
.
.

Pagi seperti biasa, telah siap  berangkat sekolah.

"Apa aku harus pergi sejenak dari sini?" Ucapku pada diri sendiri

"Mungkin untuk beberapa hari" ucapku mengambil tas

Tas yang kuisi beberapa pasang pakaian, buku pelajaran selama 3 hari ke depan, ponsel dan barang-barang yang kubutuhkan, tak lupa uang tabunganku. Rencana sudah kuputuskan.

Aku menuruni tangga. Terlihat kedua orang tuaku tak lupa dengan raihan telah duduk rapi untuk sarapan.

Aku menghentikan langkahku sejenak

"Aku pergi pa, ma,  raihan. Assalamu'alaikum" ucapku pelan dan berlalu

"kania, sarapan dulu" panggil mama sedikit berteriak saat mengetahui aku mulai meninggalkan rumah.

Tak kuhiraukan mama yang memanggil berulang kali.

"pak berangkat sekarang" ucapku langsung memasuki mobil. Disusul pak Ali yang menduduki kursi kemudi

"tapi apa non sudah sarapan? tadi sepertinya nyonya memanggil non kania" tanya pak Ali. Aku hanya diam, pak Ali yang mengetahui ekspresiku langsung saja melajukan mobilnya menuju sekolahan.


"Maafkan aku pa ma" ucapku dalam hati

.
.

Di perjalanan 

ALONE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang