Lengannya terasa sakit, matanya juga seakan berat untuk terbuka, tetapi, kakinya malah dengan mudah bisa berjalan mengikuti instruksi pendamping. Terakhir kali ia ingat, sejak insiden pesawat terbang yang terbuat dari kertas origami. Setelah itu, hilang semua jejak-jejak ingatannya. "Enak banget ye, dapet korban yang nurut kayak die. Hidup berasa aman, tentram, dan sejahtera." Andre berujar, sembari berangan-angan kedepannya mendapati korban yang sifatnya mirip, Alena. Pendiam dan penurut.
"Kebanyakan ngehalu, lu. Hidup tuh dinikmatin, bukan dikeluhin," anjur, Gery.
Andre berdecih pelan. "Yaelah, pak. Gue kagak ngeluh, kali," jawabnya. "Lagian, apa salahnya berangan-angan dahulu, dapetnya nanti kemudian."
"Tapi, cara lu berhalusinasi tuh seolah-olah dan seakan-akan bahwa hidup itu gak adil dan gak sempurna. Sedangkan kita diciptakan bukan untuk mendapatkan itu semua. Kita diciptakan agar saling membentuk korelasi, dari makhluk hidup yang satu, ke makhluk hidup lainnya," jelas, Gery. Entah dari mana, dia bisa mendapatkan kalimat demi kalimat yang keluar itu, untuk menceramahi teman sejawatnya, Andre. Sementara itu, ia tidak ada niat sama sekali membuat hati Andre terluka atas perkataan menohoknya.
"Kok diem? Udah selesai ya adu argumennya?" Dengan polos, Alena mempertanyakan perihal yang sebenarnya tak perlu dipertanyakan lagi.
Tidak ada tanggapan.
"Yah, padahal seru."
Lagi, tidak ada tanggapan.
Mereka malah fokus pada jalanan menanjak, yang akan segera tiba di depan mata. Andre dan Gery langsung memegang pergelangan tangan Alena sangat erat, agar ia tidak terjungkal. Setelah melewati tanjakan, mereka berhenti sejenak di bawah pohon rindang, menunggu Vano membawakan peralatan ronde kedua. "Itu yang lu bilang, dia korban paling damai dan mudah diatur?" tanya, Gery, setengah berbisik pada Andre.
Andre menggeleng. "Gak jadi deh, gue tarik kata-kata yang tadi." Gery refleks menyunggingkan senyum, tanda bahwa ia kali ini benar-benar menang beradu bersama, Andre.
Seketika, suara langkah kaki kian mendekat. Tak lain dan tak bukan, Vano. Ia datang membawa beberapa pakaian berupa mantel, topi serta kacamata berwarna hitam pekat, masing-masing tiga, kecuali kacamata, berjumlah empat. Alena juga dipakaikan jubah, selanjutnya kacamata. Terlihat aneh memang, ketika Alena memakai kacamata, namun, matanya sudah ditutupi terlebih dahulu oleh kain hitam. Untungnya, hari sudah petang, tepatnya pukul enam lewat tiga belas menit, jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan atau diberi tatapan aneh.
Semua sudah bersedia. Seluruh pakaian yang dibawa Vano pun, sudah dipakai. Tinggal menunggu, kapan giliran mereka dipanggil.
"Your attention please, passengers of Sky Asia on flight number FD222 to Nusa Tenggara Barat please boarding from door P20, Thank you."
"Perhatian, para penumpang pesawat Sky Asia dengan nomor penerbangan FD222 tujuan Nusa Tenggara Barat dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu P20."
Segera mungkin mereka bergegas, dan dipandu oleh sang pangeran, Levandro Danendra. Berbagai rintangan telah dilalui. Mulai dari menyuruh Alena berhenti bertingkah konyol, hingga menghindar dari pertanyaan absurd mengenai siapa sebenarnya di dalam jubah tersebut. Diikuti perasaan bergemuruh, langkah demi langkah mengantarkan mereka memasuki kabin. Andre, Gery, serta Alena satu saf tempat duduk. Sedangkan, Vano duduk di belakang Andre bersama para penumpang lainnya. Sebelum memasuki kabin, Vano dan lainnya telah memberikan obat bius bernama Chamomile (Kamomil) kepada Alena. Awalnya Alena menolak, namun, mereka meyakinkan bahwa itu hanya teh biasa yang tak dicampur apapun.
Pintu pesawat sudah dikunci oleh awak kabin. Sesudahnya, mulailah pesawat berjalan perlahan, memutari jalanan lapang yang luas sesuai instruksi dari pusat. Lampu-lampu dalam kabin pun dinyalakan, diikuti pengumuman pentingnya berkeselamatan selama penerbangan berlangsung.
"Ladies and Gentlemen, the Captain has turned on the 'Fasten Seat Belt' sign. If you haven’t already done so, please make sure your seat back and folding trays are in their full upright position.
If you are seated next to an emergency exit, please read carefully the special instructions card located by your seat. If you do not wish to perform the functions described in the event of an emergency, please ask a flight attendant to reseat you.
We remind you that this is a non-smoking flight. Smoking is prohibited on the entire aircraft, including the lavatories. Tampering with, disabling or destroying the lavatory smoke detectors is prohibited by law.
If you have any questions about our flight today, please don’t hesitate to ask one of our flight attendants, thank you."
"Bapak dan Ibu yang terhormat, kapten telah menyalakan tanda 'Kencangkan Sabuk Pengaman'. Jika anda belum melakukannya, harap untuk duduk dan mengencangkan sabuk pengamannya. Pastikan juga meja dan sandaran kursi anda, telah berada pada posisi seharusnya.
Jika anda menempati kursi di samping pintu darurat, harap untuk membaca dengan teliti kartu petunjuk khusus yang tersedia pada tempat duduk anda. Jika anda tidak ingin melakukan petunjuk yang dijelaskan dalam keadaan darurat, harap untuk meminta petugas untuk memindahkan tempat duduk anda.
Kami juga mengingatkan bahwa penerbangan ini adalah penerbangan bebas asap rokok. Merokok di bagian manapun dari pesawat ini tidak diperbolehkan, termasuk di dalam kamar mandi. Memindahkan, mematikan fungsi atau merusak pendeteksi asap dalam kamar mandi merupakan tindakan yang dilarang oleh hukum.
Jika anda memiliki pertanyaan tentang penerbangan hari ini, jangan ragu untuk menanyakan pada salah satu petugas kami, terima kasih."
Pesawat terbang di udara, menuju bandar udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Nusa Tenggara Barat, dengan menempuh waktu sekitar kurang lebih 5 jam dari bandar udara Sam Ratulangi Manado. Beruntung, Alena sudah diberi bius oleh mereka, jadi, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Cukup berjaga-jaga, bila ada orang yang ingin mencari tahu sosok sebenarnya di balik pakaian berjubah.
༼⁰o⁰;༽
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapakah Orang Selanjutnya? [SELESAI]
Mystery / ThrillerDILARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIASI CERITA INI, BAIK MENGGANTI NAMA, DAN SEBAGAINYA. KETAHUAN PLAGIAT!? AKAN DITINDAK LANJUTI! °°° [Seri pertama, dalam Horror/Mystery story] Seluruh penduduk SMA Adyiwinata sama sekali tak menyangka, ada kasus pembunuh...