Repub tanpa edit 15/10/20
2/1/21"Diandra! Ibu lagi pegang adikmu, tolong makan sendiri dulu lalu siap-siap ke sekolah ya, Nak."
"Tapi Diandra maunya sama, Ibu."
"Diandra jangan egois dong, adiknya masih kecil!"
"Diandra juga masih enam tahun, masih kecil." cicit anak itu sambil berlalu dari kamar ibunya yang tengah sibuk dengan sang adik, Mahanta. Dia memilih untuk mengisi kotak makannya dengan roti selai coklat, mengambil tas berisi bekal yang disiapkan oleh sang ibu lalu berjalan keluar rumahnya dengan muka cemberut. Dia menunggu di dekat gerbangnya sampai bocah yang lebih tua darinya keluar rumah. Kegiatannya setiap hari ketika dia mulai bersekolah. Dia tidak membenci adiknya, hanya dia juga perlu perhatian seperti adiknya. Menjadi kakak bukan pilihannya tetapi dia harus menjadi kakak dan diharapkan bertingkah lebih dewasa saat dia tidak siap. Dia rindu ayahnya. Dia ingin dimanja juga seperti adiknya. Dia menendang kerikil yang berada di dekat kakiknya.
"Kenapa cemberut, Deore?"
"Ibu sibuk dengan Mahanta jadi tidak bisa menemani makan dan mengkuncir rambutku." Dia menunjuk rambutnya yang berantakan hingga menutupi pipi tembamnya tanpa melihat ke asal suara, dia tahu itu suara siapa karena dia sudah terbiasa mendengarkannya beberapa bulan kebelakang ini.
Pria itu mengusap surai ikalnya kemudian membimbing Diandra berjalan masuk ke rumahnya kemudian menyisir rambut panjang bocah itu kemudian mengkuncir dua rambutnya. Ini sudah beberapa kali dia lakukan selama Diandra mulai memasuki Sekolah Dasar jadi dia sudah cukup mahir melakukannya. Jangan tanya seperti apa bentuk kunciran Diandra ketika dia pertama kali melakukannya. Berantakan! Dia harus melihat vidio di youtube selama beberapa hari kemudian memperaktikannya kepada sang mama atau ke Diandra langsung hingga dia mahir seperti sekarang.
"Sudah."
"Terima kasih, Juna." bocah berpipi gembil itu tersenyum, menunjukkan gigi depannya yang ompong. Juna tertawa lalu menyubit pelan pipi Diandra kemudian mengajaknya ke sekolah bersama.
Juna sangat menikmati waktu dengan Diandra yang sudah dia anggap seperti adik sendiri meskipun perilaku anak itu sangat manja kepadanya semenjak adiknya lahir dan ayahnya meninggalkan mereka untuk selamanya. Dia tidak merasa manjanya Diandra mengganggunya. Dia menyukai perasaan sebagai seorang kakak laki-laki yang bisa diandalkan karena dia memang ingin mempunyai adik tetapi ibunya tidak bisa melakukannya karena alasan kesehatan.
Diandra terus-terusan mengikutinya ke mana pun dia pergi. Dia ingat saat Diandra memaksa masuk sekolah ketika dia mengetahui Arjuna sudah masuk Sekolah Dasar. Arjuna tidak masalah ketika dia harus mengantar Diandra ke sekolah setiap hari, toh sekolah mereka sama, untuk pulang sekolah karena Diandra lebih dulu jadi ibunya menjemputnya.
Sifat manja Diandra tentu tidak berhenti sampai di sana. Ada saat dia rindu dengan ayahnya dan hanya mau tidur dengan pelukan jadi ketika ibunya tidak bisa memeluknya, Arjuna melakukan itu. Bedanya Arjuna menemani hingga Diandra tertidur dengan duduk di kursi sampaing ranjang bocah itu lalu mengelus surai ikalnya sampai dia tertidur. Hal yang tentu dia akan lakukan jika dia memiliki adik kecil.
Tapi tentu saja waktu mereka tidak terhenti sampai di sana, mereka terus bertumbuh hingga salah satu dari mereka menyadari bahwa ada suatu rasa yang tersemat diantara rasa sayang yang mereka rasakan sejak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEORE [FIN]
ChickLitSudah cetak selfpub. ISBN 978-602-489-765-9 Diandra mencintainya jauh sebelum wanita itu mengenal kata cinta. Sayangnya Arjuna hanya menyayangi Diandra sebatas sahabat yang sudah selayaknya adik kandungnya. Sampai pada saat Arjuna hendak berangkat...