DEORE - 8

39.5K 4.3K 110
                                    

Repub tanpa edit 31/10/20
24/1/21

"Intan, jangan ditarik terus dong! Gila gue gak bisa napas ini!" Keluh Diandra yang mencoba menahan napasnya sekuat tenaga ketika Intan menarik paksa korset yang tengah dia coba agar dapat memuat semua lemak tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Intan, jangan ditarik terus dong! Gila gue gak bisa napas ini!" Keluh Diandra yang mencoba menahan napasnya sekuat tenaga ketika Intan menarik paksa korset yang tengah dia coba agar dapat memuat semua lemak tubuhnya. 

"Berisik, Dee! Makanya kalo gue bilangin atur porsi makan nurut! Gila sebulan gue awasin sama ajak olahraga tapi berat lo turun cuma sekilo. Tau-taunya kata Mahanta lo tiap tengah malem rebus mi instan!"

"Gue udah usaha tapi gue kelaperan tengah malem. Kalo gak bisa tidur kan bikin kulit muka jelek juga, Ntan."

"Jangan ngeles! Diem sekarang!" Intan mencoba memasangkan kancing kait terakhir dan akhirnya selesai, "Nih pakai yang ini." Intan menyerahkan vintage plaid dress dengan warna dasar hitam dan burgundy Diandra mengernyit ketika melihatnya tetapi tidak mau berkomentar mengenai baju itu karena Intan masih dalam mode bitchy-nya. Dia menghela napasnya lalu mencoba baju itu. 

Diandra melihat pantulannya di cermin, gaun itu membungkus tubuhnya dengan pas, bagian dadanya agak terbuka karena kerah V tetapi masih dapat dia akali dengan memakai tube top berwarna senada. Bagian pinggangnya diberi aksen kancing mati lalu roknya panjang hingga di betisnya dengan sentuhan pleated sehingga kesan 1950's terasa sekali. Tentu saja itu membuat tubuh Diandra yang seperti hourglass dan yang paling penting dia terlihat tidak gendut. Berisi tetapi pas. Tentu saja Intan tidak berhenti sampai disitu, dia memberikan wedges berwarna hitam keluaran Tory Burch kepadanya, heelnya yang tinggi membuat Diandra menjadi lebih seksi.

"Ntan, ini gak berlebihan? Ini ulang tahun lho acaranya."

"Nope, ini sudah sempurna. Lo gak lihat di undangannya? Dress code 1950's, lo terlihat keluar dari mesin waktu dari zaman itu." Intan melihat dari atas ke bawah dan dia memekik girang sekali lagi, "lo harus ingat, lo cantik. Seberapa banyak 'pun gue mendandani lo kalau lo gak percaya diri maka ini gak ada gunanya." Intan mengoleskan pulasan terakhir di bibir Diandra. Lipstick berwarna mauve yang menyempurnakan penampilannya hari ini.

Diandra kembali melihat ke arah cermin dan menemukan sesosok orang lain yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Gadis di cermin itu tampak....cantik? Entahlah, yang Diandra tahu pasti dia terlihat berbeda. Diandra melihat kearah gadis itu, dia mengenakan plaid dress berwarna emerald dan burgundy serta sepatu berwarna burgundy dari merek yang sama dengan yang Diandra kenakan. Rambutnya dia ikat keatas lalu sapuan make up yang lebih berani di bagian matanya yang sipit. Tidak juga lipstick berwarna merah yang terlihat menantang. 

"Udah siap? Turun sekarang, yuk?" Ajak Intang setelah merapikan pakaiannya sekali lagi.

"Nanti dulu ya, Ntan. Gue beneran belum siap. Gue gak kelihatan aneh memangnya?" Jantung Diandra berdebar tidak karuan, ini pertama kalinya dia berdandan. Memikirkan tatapan orang yang melihatnya dengan aneh membuat dia merasa ingin mengurung diri di kamar Intan saja. 

Intan menghela napasnya sekali lagi lalu mendorong gadis itu ke depan pintu kamarnya kemudian menarik dia keluar dengan paksa. Ini sudah pukul tujuh malam dan semakin ramai orang-orang nanti dapat dipastikan Diandra tidak akan mau turun sehingga dia harus memaksa gadis itu turun sekarang juga. 

"Intan, astaga ini udah ramai banget! Bentar, be---bentar Intan!" Diandra masih berusaha bersembunyi di balik pilar rumah Intan sebelum suara tawa menarik perhatian mereka. Mereka menoleh bersamaan dan menemukan Andre sedang mencoba menutup mulutnya dari kekehan ketika melihat Diandra yang bertubuh lebih besar dari Intang terus saja ditarik oleh adiknya yang bar-bar itu. 

"Kalian ngapain sih?" Ucapnya setelah berdeham.

"Ini lho, Mas, Diandra gak mau ke sana katanya malu." Gerutu Intan sambil menunjuk ke arah Diandra yang justru menunduk, terlalu malu untuk memperlihatkan dirinya.

"Kenapa?"

"Dia gak percaya diri."

"Cantik kok, Dee, kamu tahu kan Mas gak bisa bohong? Jadi kalau Mas bilang cantik ya berarti memang cantik."

Muka Diandra memerah mendengar ucapan Andre yang kini tengah mengelus kepalanya dengan pelan sebelum berjalan ke arah belakang rumah, tempat acara dilaksanakan. 

"Tuh, mas gue udah bilang cantik. Sekarang gak pakai lama cepet ke sana. Gue tadi udah lihat sekilas kalau Arjuna udah datang."

###

"Selamat ulang tahun, Ndre!" Sapa Arjuna ketika sampai di acara itu, memeluk Andre sekilas lalu menyapa teman-temannya yang lain yang sedang berkumpul di sekitarnya.

"Gue kira lo datengnya sama Diandra, Jun."

"Diandra? Dia di sini?"

"Lho, lo gak tahu? Dia di culik sama Intan berarti." Kekeh Andre, dia kembali mengingat bagaimana Diandra tampak sangat tidak mau berada di pesta ini.

"Dia di mana?"

"Itu, deket lampu taman, yang pakai dress kotak-kotak merah-hitam. Lagi di deketin sama Vino." Tunjuk Andre yang langsung membuat Arjuna menajamkan matanya dan menemukan gadis itu terlihat berbeda, dia terlihat lebih dewasa dan kini dia tengah tersenyum. Menampilkan kedua lesung pipinya yang membuat dia terlihat manis. "Gue baru sadar Diandra punya lesung pipi dua gitu, jadi keliatan manis ya. Pantes Vino langsung pepet dia."

NYOOOHHH AKU UP WKWKWK
next 700 vomment yak, bhaayyyy



DEORE [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang