DEORE - 11 - Tempus Fugit

44.3K 4.8K 207
                                    

Repub tanpa edit 3/11/20
14/6/21


Time flies.

Tepukan di bahunya menarik Diandra dari kenangannya di masa lalu. Kenangan yang membuatnya menjauh dengan harap waktu dan jarak dapat membuatnya melupakan. Tapi dia lupa, bahwa waktu terlalu sombong untuk diminta tolong dan dia terlalu rapuh untuk melupakan.

"Sudah siap?" Tanya pria yang selalu berada di dekatnya selama enam tahun terakhir. Pria yang menjadi tempatnya meluapkan segala rindu yang menggunung tanpa sanggup untuk disampaikan. Diandra menganggukkan kepalanya kemudian memandang kembali ke kamar yang menjadi tempatnya selama dia melanjutkan kuliahnya di kota ini.

Enam tahun bukan waktu yang sebentar dan kini dia sudah tidak bisa kabur lagi. Studinya sudah berakhir dan dia sudah menyabet gelar magisternya, itu berarti dia harus kembali ke Jakarta karena permintaan ibu dan juga adiknya.

"Sudah tidak bisa kabur lagi ya? Barang-barang lain nanti kirim dengan kargo saja, aku yang urus." Tanya pria itu lagi setelah mereka berada di dalam mobilnya.

"Ya, mereka mengancam akan menyeretku pulang." Diandra terkekeh mengingat bagaimana ibu dan juga adiknya menjatuhkan ultimatum agar dirinya pulang dalam waktu seminggu.

"Mereka merindukanmu."

"Aku juga merindukan mereka."

"Yakin hanya mereka saja? Tidak dengan abang ketemu gedenya juga?" Goda pria itu dengan cengiran khasnya yang membuat Diandra memukul pelan bahunya.

Pikirannya kembali melayang akan saat terakhir dia bertatapan dengan Arjuna, saat ciuman pertama dan juga pata hati pertamanya. Irony, ciuman pertamanya adalah juga pata hati pertamanya yang sialnya tidak bisa dia lupakan sampai hari ini. Dia tahu pria itu sudah kembali ke Jakarta dua tahun lalu, adiknya, Mahanta, tidak pernah berhenti membicarakan bagaimana Arjuna terlihat sangat tampan, keren dan lain sebagainya. Dan jika ditanya apakah dia merindukan pria itu? Maka jawabannya adalah dia amat sangat merindukannya. Bahkan dia merindukannya semenjak perpisahan itu. Tetapi dia memutus hubungan dengan pria itu. Dia mengganti nomernya, pindah ke kota lain saat lulus kuliah dan hanya kembali jika perlu. Tentu saja ini sangat jarang mengingat dia terlalu sibuk menjadi asisten dosen lalu dengan penelitian di hari libur kuliahnya.

Alasan yang dia gunakan untuk menjauh dari pria itu dan segala kenangannya.

Dua jam berlalu dengan cepat dan dia sudah tiba di depan rumahnya, ujung matanya melirik tidak henti ke rumah yang berada tepat disampingnya. Berharap melihat setidaknya bayangan Arjuna, meskipun hanya sekilas tapi rumah itu terlihat sepi.

"Masih kerja kali, Dee, sekarang masih siang." Ucap pria di sampingnya seakan dapat membaca pikiran Diandra.

"Mampir dulu kan, Ya?" Diandra menatap Arya atau yang biasa dia panggil Yaya.

"Iya, aku kangen masakan mama kamu." Arya lalu keluar dan mengambil barang-barang Diandra yang berada dalam. Bagasi mobilnya. Isinya hanya sedikit karena sebagian besar dikirim semua.

"Ma, aku pulang!" Teriak Diandra di depan pintu rumahnya.

###

"Arya gak mau nginep aja?" Riana bertanya sambil mengangsurkan pisang goreng yang dia tahu cemilan kesukaan pria itu. Tentu saja itu membuat mata Arya berbinar senang, siapa yang bisa menolak masakan Riana yang begitu lezat?

"Tante, perutku bisa meledak nih kalau di empanin terus." Pria itu terkekeh sambil mengambil sepotong pisang goreng, "besok aku masih ada kerjaan, Tan, harus balik dulu. Nanti aku main-main ke sini ya pas sabtu atau minggu." Riana meninggalkan pria itu dan juga Diandra setelah memastikan bahwa Arya benar-benar akan datang dan menginap sabtu ini. Riana menyukai Arya yang ramah dan selalu berada disekitar Diandra sehingga dia bisa merasa tenang melepas putri satu-satunya jauh dari dia.

"Pulang gih, Ya." Gerutu Diandra karena setiap ada Arya maka mamanya akan lebih memerhatikan pria itu dibanding dirinya.

"Kenapa? Udah gak sabar ya mau lihat abang temu gedenya?" goda arya lagi yang kali ini disambut pukulan yang lebih kencang di lengannya oleh Diandra, "ampun, Dee, sakit tangan aku." Arya mengelus tangannya yang terasa sakit sambil menyusul Diandra yang berjalan keluar rumah. Wanita itu berhenti di depan mobilnya.

"Hati-hati, jangan lupa kabarin aku kalau udah sampai."

"Iya, nya, apa lagi yang nyonya mau?"

"Jangan males cari makan dan jangan makan sembarangan."

"Iya, nyonya, apa lagi?"

"Ja---"

"Kamu bawel banget sih, Dee." Arya memotong ucapan Diandra dengan menariknya hingga menabrakkan tubuh mereka berdua kemudian memenjarakan tubuh wanita itu dengan kedua tangannya.

"I'll be fine, Dee, justru kamu yang habis ini bakalan baik-baik aja gak? Karena ada abang temu gede kamu tuh di depan rumahnya." Bisik Arya yang diakhiri dengan kecupan di pipi yang membuat wanita itu menegang sempurna.

Next vomment 1K yaaa,
Hahahaha

Next vomment 1K yaaa,Hahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEORE [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang