DEORE - 10

44.8K 4.5K 206
                                    

Sampai sini aja ya repubnya, sila beli bukunya di shopeeku :)

Repub tanpa edit 3/11/20
24/1/21

Diandra menjalani harinya mengikuti anjuran Intan dengan menjaga pola makan dan olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diandra menjalani harinya mengikuti anjuran Intan dengan menjaga pola makan dan olahraga. Beratnya turun tetapi tidak drastis hanya satu kilo per bulan, yang berarti dia telah turun lima kilo dalam lima bulan terakhir. Not bad karena Intan memang tidak mau dia turun secara tajam. Sekarang mereka sedang libur untuk kenaikan kelas, itu berarti waktunya dengan Arjuna tidak akan banyak lagi karena pria itu akan melanjutkan kuliah di luar negeri. Hal yang baru dia ketahui beberapa hari lalu yang membuat Diandra merajuk dan berhenti berbicara dengan pria itu.

Diandra merebahkan tubuhnya di ranjang, beberapa bulan ini Arjuna semakin melarangnya untuk pergi dan pulang sendiri jika ke sekolah. Sebagian dari dirinya merasa senang tetapi sebagian lagi merasa ini menyebalkan karena dia sedang berusaha meredakan debaran di dadanya. Bersama setiap hari tentu bukan opsi yang bagus untuk hatinya. Ketukan sekali di pintu lalu suara pintu terbuka, memunculkan kepala yang membuat debaran hatinya menggila.

"Deore, masih ngambek?" Tanya Arjuna sambil berjalan ke arah ranjangnya.

"Siapa yang ngambek?" Diandra memilih untuk memunggungi pria itu yang kini sudah duduk di ranjangnya lalu menaikkan selimut hingga batas kepala. Arjuna mengelus rambutnya dengan pelan.

"Kamu tahu meninggalkan kamu dan mamaku adalah hal berat 'kan?"

"Tapi Abang tetap pergi, besok pula pesawatnya."

"Kamu juga tahu bagaimana aku selalu bermimpi untuk berkuliah di sana." Diandra menghela napasnya, tangan pria itu masih mengelus rambutnya pelan. Arjuna memang selalu ingin berkuliah disana, "memberitahukan ini juga tidak mudah buatku, Deore. Siapa yang akan menjagamu dan mamaku ketika aku pergi nanti? Memikirkannya saja sering kali membuatku ingin membatalkan kepergianku ini."

"Aku bukan anak kecil yang selalu harus dijaga, Bang." Diandra membuka selimutnya lalu merubah posisinya menjadi duduk kemudian bersandar di dipan ranjangnya.

"Ngaku bukan anak kecil tapi masih suka ngambek." Pria itu mengikuti Diandra, bersandar di dipan kemudian menaikkan kedua kakinya.

"Kita banyak berubah ya, Bang." Ucap Diandra dengan pelan.

"Kita? Perasaan yang menjauh kamu, Deore. Abang sampai sekarang gak tahu kenapa."

"Abang itu punya pacar, masa berangkat sama pulang sekolah sama aku?"

"Lalu? We've been doing that since you go to school. Hanya karena abang memiliki pacar bukan berarti itu akan berubah kan?"

"Ya, tapi bukan berarti kita akan melakukannya terus-terusan kan? Maksudku ini semua menyenangkan, until reality kicks in. Abang akan mempunyai kehidupan sendiri nanti lalu kalau aku terlalu bergantung sama Abang akan membuat kita berdua susah. Ayolah mana ada pacar yang senang pasangannya lebih memilih tetangga di banding dirinya?"

Diandra melirik kearah Arjuna yang terdiam, "kita terlalu terbiasa bersama, Bang. Terkadang terlalu terbiasa itu gak baik, itu bisa membuat kita gak melihat hal yang sebelumnya gak kita sadari."

Arjuna melihat kearah Diandra lalu menyenggol bahunya, "ya, abang juga gak tahu kamu sudah sedewasa ini." Diandra menyenderkan kepalanya ke bahu Arjuna lalu dia merasakan kepala pria itu sudah menyender di kepalanya.

"Aku bukan anak kecil, Bang. Aku sudah dapet tahu."

"Siapa yang bisa lupa kejadian kamu berteriak kalau kamu berdarah dan mau mati ketika kamu SMP" Arjuna tertawa mengingat bagaimana paniknya Diandra dulu ketika bangun tidur dia menemukan kasur dan celananya berwarna merah. Mengingat itu juga membuat Diandra tertawa, "ya kamu sudah dewasa, kamu sudah mulai memikirkan penampilan." Diandra melihat kearahnya, membuat dia terkekeh, "siapa yang gak sadar sih sama perubahan kamu? Pipimu gak segembil dulu,  kamu juga pakai apa itu di bibir yang bikin kaya berminyak kayak habis makan gorengan?"

"Lipgloss, Bang."

"Ya, itu."

"Taunya cuma ngapus lipgloss orang aja sih." Cicit Diandra dengan sangat pelan hingga Arjuna tidak dapat mendengarnya.

"Kamu suka sama orang ya?"

"Iya."

"Siapa sih? Kok gak cerita sama abang? Orangnya tahu gak kamu suka sama dia?"

"Gak tahu, sepertinya gak tahu. Tapi mungkin juga dia tahu tapi pura-pura tidak tahu." Diandra melangkah turun dari ranjangnya membuat Arjuna bingung.

"Lho kok pergi?"

"Gak baik, Bang, berduaan sama manusia beda jenis di kamar."

"Kita biasa kaya gini, Diandra."

"Yeah, but still kita sudah dewasa dan....."

"Dan?" Arjuna mengikutinya hingga ke depan pintu.

"Nevermind, aku lapar."

"Ayolah, Deore. Kita bisa berbicara kalau ada yang meng---"

Bibir Diandra menyambar bibir Arjuna yang tidak berhenti berbicara padahal yang ingin dia lakukan adalah menjauh. Hanya menempel beberapa detik tetapi mampu membungkam Arjuna yang sangat cerewet sebelum dia mendorong pelan bahu Diandra agar memberikan mereka jarak.

"Ini. Ini yang mengganggu, Bang. Sekarang aku mau makan, Abang pulang aja."

Pria itu terdiam beberapa saat sebelum melangkah keluar kamarnya dengan rahang yang mengetat dan yang Diandra ingin lakukan sekarang adalah mengubur dirinya karena dia pasti tidak bisa menghadapi Arjuna yang akan pergi besok.

Atau bagian terburuknya, dia sudah kehilangan Arjuna. Baik sebagai abang ataupun cinta pertamanya.

Sampai sini aja ya repubnya, sila beli bukunya di shopee.co.id/akudadodado atau ke Lontara.app ya :)

DEORE [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang