19 - Sebuah Rahasia

298K 9.4K 950
                                    

1 minggu kemudian...

Sejak kejadian itu, dimana Bella merasa kecewa dengan perbuatan Justin yang membuat hatinya terluka, Dirinya jarang keluar kamar. Bahkan sudah seminggu ini dirinya tidak masuk sekolah.

Bella malas jika nantinya melihat wajah Justin di sekolah. Maka dari itu dirinya lebih memilih menyendiri di kamar saja.

Justin, dia tidak datang kesini sejak kejadian itu. Dia sama sekali tidak menanyakan kabarnya. Kejam bukan? Padahal status mereka masih berpacaran. Bella merasa menjadi orang yang begitu menyedihkan saat ini.

Justin memang benar-benar brengsek. Bella baru menyadari itu sekarang.

Kini dirinya hanya diam duduk di tepi ranjangnya dengan tatapan lurus ke depan. Pikirannya tertuju pada Alan.

Ya, Alan.

Seketika dirinya teringat akan Alan. Sejak kejadian itu, Bella belum melihat Alan hingga saat ini. Kemana dia? Apa Alan marah padanya?

Kemudian terdengar ketukan dari pintu kamarnya. Sudah bisa di tebak itu adalah bi Nana, karena di rumah ini hanya ada dirinya dan bi Nana.

"Non, Makan malam dulu.." ujar bi Nana dari luar

"Belum laper Bi.."

"Loh tadi pagi kan Non Bella baru isi roti sama susu aja, terus siang juga belum isi nasi. Hayu makan dulu non, ini sudah bibi buatkan loh makanan kesukaan kamu.."

"Iya taro aja di meja biasanya, nanti Bella makan kalo laper."

"Non buka pintu kamarnya. Bibi jadi khawatir sama non Bella, udah seminggu loh non." ucap Bi Nana khawatir.

Bella hanya bungkam.

"Bibi telfon Papa non Bella aja ya?"

"Jangan Bi, Percuma. Papa juga sibuk."

Bi Nana hanya bisa menghela nafasnya pasrah. Susah sekali membujuk Bella. Dirinya pun meletakkan makanan yang dibawanya itu di atas meja samping pintu kamar Bella.

"Yaudah Bibi izin pulang ke rumah dulu ya, kalau ada apa-apa non Bella telfon bibi aja."

"Iya."

"Gapapa kan non sendirian di rumah malem ini?"

"Iya Bi, udah biasa."

"Yaudah jangan lupa di makan makannya yaa.." pesan Bi Nana

"Iya."

Bella kembali meneteskan air matanyanya. Kenapa kehidupannya harus menyedihkan seperti ini? Dirinya benar-benar kesepian saat ini. Tidak ada oranglain yang memperdulikannya selain bi Nana.

Bella jadi rindu akan sosok mamanya yang begitu sayang dan perduli padanya.

Sudah seminggu ini ponselnya tidak ia charger, Bella sengaja melakukan itu agar tidak ada seorangpun yang bisa menghubunginya.

Bella meringkuk di atas ranjang seperti orang kedinginan. Hidupnya begitu hampa dan tidak berwarna. Airmata pun masih setia membanjiri pipinya saat ini. Entah ini sudah yang keberapa kali dirinya menangis seminggu terakhir ini.

*******

Keesokkan harinya Bella terbangun dari tidurnya saat dirasa perutnya begitu mual. Kakinya langsung berlari kecil kearah kamar mandi.

'Huekk...' Bella menumpahkan semua isi perutnya yang terasa mual itu ke wastafel.

Akhir-akhir ini dirinya memang merasa kurang enak badan. Kepalanya terkadang terasa pusing dan baru kali ini perutnya terasa begitu mual. Apa ini karena ia belum mengisi perutnya sejak kemarin?

The Pilot's Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang