QUEENSHA - Palpitasi Cinta (END)

8. Monday Morning Incident (Still Going On ...)

Haiii ... selamat pagi ...  selamat ultah Indonesiaku 🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Aku lagi happy banget karena Allegra sudah terbit di Playstore menyusul sang Mama Kayla. 💃💃💃
Atau mungkin aku memang lagi khilaf (again) untuk menghadirkan  Noah yang mulai menapaki fase jungkir balik menghadapi Q. 😈

Ayo dong absen yesss ...☝️☝️

So ... happy reading 💙💙💙

🌹🌹🌹

Song : Home - Michael Buble

Another summer day
Is come and gone away
In Paris and Rome
But I want to go home
Mmm

Maybe surrounded by
A million people, I
Still feel all alone
I just want to go home
Oh, I miss you, you know

🌹🌹🌹

Noah merasa serba salah.

Rasanya ingin mengejar Queensha tapi dia akan terlihat tidak profesional. Lalu bila dia mengejar Queensha, apa yang harus dia katakan? Menyesal? Minta maaf? Itu benar-benar bukan dirinya. Dia memang tidak tahu kondisi telinga Queensha kan? Lalu salahnya dimana?

Tapi kenapa semakin dia memikirkannya, rasa bersalahnya semakin menumpuk.

Noah malah bergegas menuju ruangannya di lantai 5 lalu menyuruh Amanda membuka dokumen tentang Queensha melalui laptopnya.

"Untuk apa?" Bukannya bergegas membuka dokumennya, Amanda malah mengikutinya masuk ke dalam ruangannya dan balik bertanya.

Noah menggeram. "Aku perlu tahu segala hal tentang anak buahku, Amanda!"

"Apa yang belum kau tahu? Oh iya ... aku lupa kalau kau memang tidak tahu apa-apa tentangnya dan tidak peduli juga sih. Lalu apa yang membuatmu sekarang peduli? Kau mulai jatuh cinta ya?"

Kalau saja Amanda bukan sepupunya, ingin rasanya Noah mencekik leher wanita tua yang cerewet ini.

Noah kesal dan menendang kaki kursinya lalu menghempaskan tubuhnya. "Amanda, please ..."

"Daripada kau cape membacanya dari laptopmu, dengarkan saja aku. Telinga kanan Queensha terkena pecahan granat di Palestina 2 tahun yang lalu ketika dia nekat mengangkat seorang anak yang sekarat di jalanan yang sedang ramai dengan hujan peluru. Ketika dia kembali ke Swiss, telinganya dioperasi dan ditanam sebuah chip hingga dia bisa mendengar kembali tetapi tidak bisa sempurna seperti sebelumnya. Kau ingin tahu selanjutnya?"

Noah hanya terdiam menatap Amanda yang kemudian mengangguk.

"Tugas terakhirnya adalah di Nigeria, sebelum dia memutuskan untuk meninggalkan PBB. Dia disiksa oleh pasukan pemberontak hanya karena menyelamatkan seorang wanita hamil yang akan diperkosa. Wanita itu selamat tapi Q dipukuli dan ditendangi di bagian perut hingga dia harus merelakan sebelah indung telurnya dibuang. Syukurlah kedua pria yang menyiksanya itu mati di tempat. Q menusuk leher keduanya dengan Metzenbaum(*) hingga kehabisan darah."

Jantung Noah mulai berdegup lebih cepat.

"Oh ya ... kau harus tahu detil tentangnya secara pribadi," ucap Amanda lagi. "Usia Q 29 tahun, belum menikah, anak seorang dokter kandungan ternama di Jakarta. Q memiliki seorang saudara kembar laki-laki dan seorang adik perempuan. Q suka makan es krim coklat dan vanila, pencinta sepatu Jimmy Choo dan Christian Louboutin, tas Bottega dan Chanel, pakaian dalam, parfum dan lotion dari Victoria Secret ..."