11. In The Arms Of Morpheus

1.3K 151 38
                                    

And you open your eyes into mineAnd everything feels betterTaylor Swift ft

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

And you open your eyes into mine
And everything feels better
Taylor Swift ft. Gary Lightbody - The Last Time

------------------------------------🍀

Nyata nya begitu sulit bagi kedua nya untuk beristirahat dengan tenang saat semua tak terselesaikan dan menggantung begitu saja tanpa ada kepastian kapan akan di selesaikan.

Resah dan gelisah, berputar-putar di atas tempat tidur, membalik tubuh ke kanan lalu ke kiri, hingga jarum pendek jam yang tadi berada di angka 7 berubah menjadi 8 lalu bergeser ke atas menjadi 9 hingga tanpa di sadari kini telah berada di angka 10.

Kedua nya bersumpah ini adalah 3 jam terlama dan paling menyiksa dalam hidup mereka, tak bisa di sembuhkan dengan segelas susu hangat dan cookies manis atau secangkir air putih hangat, tidak juga dengan film-film Netflix apalagi sebuah Novel atau mungkin dengan bermain game online dan bermain scrabble seorang diri, semakin malam siksaan semakin membesar layak nya bulan di langit dan lucu nya, meski mereka melihat bulan yang sama, mendapatkan cahaya yang sama dan tidur di bawah langit yang sama, nyata nya mereka berada pada jarak yang begitu jauh.

Dan itu semakin membuat kedua nya frustasi.

Mereka jatuh ke tempat tidur dan berpikir kemungkinan-kemungkinan indah yang seharusnya terjadi, mungkin sebuah chat singkat? Atau panggilan telpon? Tidak? Saat ini, mendapat surat dari seekor pigeon saja sudah menjadi berkah tak terkira.

Namun, kedua nya berada dalam posisi yang sama, menunggu. Jadi, jangankan mencari burung pigeon untuk mengantar surat, 2 alpabet yang bertujuan untuk menyapa yang terdiri dari kata H dan I saja pun sulit untuk terketik dari jemari mereka, jadi jangan bermimpi soal sambungan telpon.

Tidak mungkin.

Lupakan saja, mereka sama-sama benar, sama-sama pantas untuk di puja dan di kejar, menyapa terlebih dahulu sama seperti mengibarkan bendera putih di depan musuh dan kedua nya bukan jenis prajurit yang akan melakukan hal itu.

Lebih tepat nya, menutup wajah mereka dengan selimut masing-masing dan menikmati kemenangan ego mereka.

Ya, karena mereka adalah prajurit ego dan ego mereka masing-masing jika di gabungkan akan sebesar planet ini.

🐳🐳

Adam membuka selimut yang menutup wajah nya, pengap, ia merasa ngos-ngosan karena berpura-pura tidur, aneh namun itulah yang ia rasakan.

Ia melirik jam di samping nya, pukul 12.06 malam saat suara bel rumah Tante Tiana, tempat nya malam ini menginap berbunyi, ia bisa melihat salju turun dengan cukup lebat dari jendela kamar nya.

Semua orang pasti telah tertidur lelap, hanya orang tak waras dan orang yang baru putus cinta yang masih bergadang hingga jam segini di cuaca sedingin ini, oh dan orang yang mau get laid, mereka pasti memanfaatkan cuaca dingin seperti ini untuk menghangatkan tubuh masing-masing.

Sayang nya Adam tak punya seseorang untuk di ajak bertukar kehangatan dan jika ia membawa perempuan ke rumah Tante Tiana ia akan di sunat untuk ke dua kali nya.

Ia mungkin seharusnya dari awal tidak menjadikan rumah Tante Tiana sebagai tempat pelarian nya, ia terdengar begitu cengeng kali ini namun, ia memang sedang tak berpikir lurus dan saat hal itu terjadi, biasa nya ia akan membuat pilihan yang kurang bijak.

Bunyi bel kembali terdengar, Adam mempercepat langkah nya, ia meraih engsel dan menggerakan nya, membuka sedikit.

"Ya?" tanya nya, saat melihat tamu yang datang tengah malam begini di tengah lebat nya salju sudah setengah berbalik dan berniat pergi.

Tamu itu menghentikan langkah nya dan perlahan berbalik hingga kini mata nya bertemu dengan mata Adam, di bawah temaram cahaya bulan dan salju yang berguguran, Adam melihat nya dengan jelas berdiri disana.

"A-aku dengar dari Eric kamu ada disini" ucap nya, masih menatap Adam "Aku minta maaf, kamu benar setelah... ini... ada sesuatu yang berubah"

"I'm just scare" bisik nya.

Adam tak mengucapkan apapun, masih terlalu terkejut dan berpikir apakah ini Realita atau fantasi.

"Kalau begitu aku pulang..." ucap nya tesenyum kaku "Maaf mengganggu tidur kamu"

Ia berbalik dan untung nya, sekaligusnya sayang nya, pikiran waras Adam berhasil mengirimkn pesan untuk menerima apapun yang saat ini ada di depan nya baik itu mimpi maupun fantasi, lagipula kebanyakan realita berawal dari fantasi yang berlebihan kan?

"Tunggu!" ucap Adam sekali lagi menghentikan langkah nya "Lo mau kemana?"

"Pulang" jawab nya.

Adam tertegun untuk beberapa detik "Venus" ucap nya pelan "Lo pikir gue akan ngebiarin lo pulang sendiri waktu salju turun selebat ini, di tengah malam?"

--------------------

Voment and i'll be a happy girl.

Instagram : versusminusw

THE BLACK MARBLEWhere stories live. Discover now