12. Nothing Else

859 80 40
                                    

Adam mengambil kardus yang Agnes bawa, membuat wajah Agnes yang sudah memerah oleh karena sengatan cahaya matahari tersenyum, bahkan dengan seluruh keringat yang menetes di dahi dan wajahnya, ia masih bisa secantik ini, Agnes bahkan tak mengenakan make up apapun.

"Kamu ngga perlu melakukan itu, aku sudah merepotkan kamu dengan meminta kamu datang kesini secara mendadak" ucap Agnes tak enak.

Adam mengangkat bahunya "Aku terlalu gentleman untuk ngebiarin cewek cantik ngangkat kardus"

Agnes tertawa, tawanya berubah menjadi senyuman lembut saat seorang anak kecil berlari ke arahnya. "Kenapa?" Agnes sedikit membungkukan tubuhnya untuk menyetarakan tingginya dengan anak laki-laki itu.

"Kak di panggil Pak RT" lapor anak kecil itu.

Agnes tertawa "Hm, Pak RT nya dimana?"

"Di Pos"

Agnes melirik Adam "Kamu bisa kan ke sekolah sendiri? Aku harus ke Pos sebentar paling cuma rapat singkat aja"

Adam mengangguk "Mau aku temanin?"

Agnes berdiri tegak dan tersenyum "Ngga perlu, kamu istirahat aja disana sama yang lainnya, tapi hati-hati kebanyakan temanku yang perempuan nge-fans sama kamu"

Adam memutar matanya. Sesampainya di sekolah Adam menumpuk kardus yang ia bawa dan benar apa yang Agnes katakan, ia punya fans, dulu ia merasa bangga, Ok Luar Biasa bangga karena memiliki banyak perempuan, cantik, seksi, hot yang mengejar-ngejar dia namun seiring waktu, rasa bangga itu sebenarnya masih sama, Tentu saja, tapi itu diiringi rasa muak, terlebih saat mereka menatap Adam seolah Adam sejenis hewan primata berekor yang langka.

Dia tau wajahnya indah, Venus sudah mengatakan itu setidaknya sekali setiap hari tapi bisakah memandanginya tidak terlalu berlebihan?

Setelah mereka sibuk memperkosa pemandangan wajahnya yang indah mereka akan mulai berbisik-bisik soal masa lalunya, keluarganya dan segala omong kosong yang telah lama lewat, mereka semua sama, tak seperti Venus.

Adam mengeluarkan Hp nya , jaringan nya tidak terlalu bagus, perutnya juga lapar, ia tak tau kemana ia harus meminta makan saat lapar, apa ia hanya harus berdiri di depan rumah penduduk sembari membawa piring dan memanfaatkan wajah tampan nya untuk mendapat nasi dan lauk?

Tidak, ia tak akan melakukan itu KECUALI, ia terpepet. Jadi, ia akan menyimpan wajah indah nya untuk nanti, sekarang ia hanya harus... harus apa? tak ada yang bisa ia lakukan saat ini, mengobrol? Teman-teman perempuan Agnes mungkin akan kelewat senang jika ia menyapa mereka, tapi bagaimana jika ia diperkosa? Tak ada yang tau apa yang bisa fans gila lakukan.

Teman-teman Agnes yang laki-laki, entah perasaannya saja atau memang benar tapi ia merasa mereka menatapnya jijik, marah, kesal, emosi dan berbagai lirikan yang biasa Adam berikan pada siapa saja laki-laki yang berbicara lebih dari 2 detik dengan Venus. Apa mereka cemburu pada Adam?

Well, Adam punya banyak hal di dalam diri dan hidupnya yang memang pantas di cemburukan, tapi Adam rasa cemburu pada situasi dan kondisi dimana mereka semua terjebak di sebuah Pulau yang saat Adam mengirim pesan WA pada Venus sedari 20 menit yang lalu hingga sekarang belum terkirim dan perut yang berteriak kelaparan, Adam rasa ini waktu yang lebih tepat untuk saling mengakrabkan diri sambil berendam di Jacuzzi alami dan mencoklatkan kulit untuk menarik perhatian Bule-bule.

"Hei" sapa Adam pada seorang laki-laki, rambutnya gondrong dan perokok 24 jam.

"Yo!"

"Adam" Adam mengulurkan tangannya, sejak kapan ia jadi seformal ini?

THE BLACK MARBLEWhere stories live. Discover now